https://jatim.times.co.id/
Kopi TIMES

Medsos Raffi Ahmad dan Presentasi Diri Presiden Prabowo

Minggu, 27 Oktober 2024 - 17:36
Medsos Raffi Ahmad dan Presentasi Diri Presiden Prabowo Toto TIS Suparto, Penulis Filsafat Moral

TIMES JATIM, JAKARTA – Judul tulisan ini terinspirasi buku karya sosiolog Erving Goffman berjudul "The Presentation of Self in Everyday Life" (1956). Goffman menggunakan citra teater untuk menggambarkan pentingnya interaksi sosial manusia.

Meski sosiolog, manakala bicara filsafat media sosial akan merujuk presentasi diri Goffman ini. Kemudian tiga rujukan lain adalah modal sosial Pierre Felix Bourdieu, proyek eksistensial Jean-Paul Sartre, dan "dunia bersama" Martin Heidegger.

Buku Goffman ini memperkenalkan cara untuk menampilkan diri. “Jadi, ketika seorang individu muncul di hadapan orang lain, biasanya akan ada alasan baginya untuk memobilisasi aktivitasnya sehingga akan menyampaikan kesan kepada orang lain yang merupakan kepentingan dirinya untuk disampaikan” (hal. 4).

Di pengantarnya diuraikan "cara individu dalam situasi kerja biasa menampilkan dirinya dan aktivitasnya kepada orang lain, cara ia membimbing dan mengendalikan kesan yang mereka bentuk tentang dirinya, dan jenis hal yang boleh atau tidak boleh ia lakukan sambil mempertahankan kinerjanya di hadapan mereka".

Sedikit kutipan Goffman ini mau dikaitkan dengan presentasi diri Presiden Prabowo dengan gagasan retret para menteri di Akademi Militer Magelang selama tiga hari (sampai Minggu 27/10/2024). 

Tafsir gagasan itu memang meluas. Tak sedikit yang menganggap militerisme Kabinet Merah Putih. Latar belakang Prabowo sebagai militer mau dibawa ke pemerintahannya. Tentu ini anggapan yang membahayakan. Sebab bukan rahasia lagi bahwa militerisme merupakan ancaman bagi demokrasi.

Jauh ke masa lalu, ancaman militerisme terhadap demokrasi secara gamblang diutarakan oleh Presiden AS Dwight Eisenhower dalam pidato perpisahannya tahun 1961 ketika ia memperingatkan tentang pengaruh yang tidak diinginkan dari kompleks industri-militer terhadap kebebasan dan proses demokrasi di Amerika Serikat.

Presiden Prabowo meluruskan anggapan keliru itu. Kepala Negara menegaskan, olahraga dan latihan baris-berbaris yang dilakukan oleh menteri dan kepala lembaga pada retret di Akademi Militer Magelang bukanlah latihan kemiliteran, melainkan bertujuan untuk menyamakan frekuensi para menteri di pemerintahannya.

Kekuatan Medsos

Sejauh mana pemanfaatan media sosial untuk presentasi diri Presiden Prabowo tentang "menyamakan frekuensi" tersebut? Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada pertanyaan susulan: mengapa musti medsos? Ingat, sekarang ini kekuatan medsos terhitung dahyat. 

Mari kita kutip survei Jakpat (dimuat Bisnis Indonesia, 25/10/2024), bahwa 89% responden mengungkapkan media sosial menjadi preferensi utama untuk mencari informasi. Survei dilakukan terhadap 2.080 responden yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Medan dan Makassar. 

Rincian media pilihan masyarakat adalah 89% media sosial, 52% situs web, 51% televisi, 12% koran, 11% radio, 7% majalah. Lalu dari 89% media sosial itu yang terbanyak dari instagram (32%), kemudian X (24%), facebook (14%), tiktok (14%), YouTube (11%), dan selebihnya yang lainnya.

Statistik global (versi backlinko.com), saat ini terdapat 5,17 miliar orang yang menggunakan media sosial di seluruh dunia, meningkat dua kali lipat dari 2,07 miliar pada tahun 2015. Artinya 63,7% dari populasi global di dunia menggunakan media sosial, di antara audiens berusia 18+ jumlahnya mencapai 86,1%.

Secara global, pengguna media sosial berinteraksi dengan rata-rata 6,7 ​​platform media sosial yang berbeda dan rata-rata yang dihabiskan seseorang di media sosial setiap harinya adalah 2 jam 20 menit.

Bukankah itu statistik yang dahsyat? Inilah relevansi dengan pertanyaan pertama, sejauh mana presentasi diri Presiden Prabowo lewat medsos? Tentu salah besar jika presentasi diri Presiden Prabowo tak menggunakan medsos.

Salah satu medsos yang dimaksud adalah instagram, di mana survei menyebutkan instagram merupakan sumber informasi utama dibanding lainnya.

Instagram Tiga Tokoh 

Nah, dari sinilah tergelitik untuk menengok instagram tiga tokoh. Pertama tentu @prabowo (13,3 juta pengikut). Dua lainnya adalah beberapa pembantunya. Pembantu terdekat tentu Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid (202.000 pengikut) dan Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad (76,2 juta pengikut).

Setelah menengok @prabowo, tampak bahwa admin tidak punya inisiatif untuk menyampaikan informasi tujuan retret Akmil Magelang. Begitupun pun @meutya_hafid cenderung mempresentasikan diri Meutya yang berangkat ke Magelang, ketimbang presentasi diri Presiden Prabowo tentang gagasan retret tersebut.

Di luar dugaan, ternyata @raffinagita1717 (IG Raffi Ahmad dan sang istri Nagita Slavina) secara gamblang menjelaskan tujuan dari retret Akmil Magelang. 

Dalam postingannya yang menampilkan foto Raffi dan Presiden Prabowo pada slide terdepan, serta 19 slide lain foto Raffi dengan sejumlah menteri maupun wamen, telah berhasil menyampaikan pesan Presiden Prabowo.

Caption bukanlah mengedepankan presentasi diri Raffi, tetapi presentasi diri Presiden Prabowo seputar gagasan retret. Ditegaskan arahan Presiden Prabowo: "Kita harus bergerak seirama dengan tujuan yang sama. Pemerintah itu tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan sebagai tim".

Pada bagian lain caption menyebutkan Kabinet Merah Putih di Akademi Militer atau Akmil Magelang pada Jumat pagi, 25 Oktober 2024, ini bukan latihan kemiliteran. Kegiatan pembekalan untuk menyamakan frekuensi dan gerak langkah dalam pemerintahan.

Postingan ini disukai oleh 1,2 juta, mengundang 8.218 komentar, dan diteruskan 3.911 pengguna. 

Caption Raffi ini telah meluruskan  anggapan keliru tentang militerisme dalam retret Akmil. Medsos Raffi telah berhasil menampilkan  presentasi diri Presiden Prabowo sebagaimana teori Goffman yang dikutip pada awal tulisan ini.

Tampaknya, Presiden Prabowo butuh ahli konten sebagaimana ditunjukkan oleh tim medsos Raffi Ahmad. Di era digital di mana medsos menjadi preferensi utama informasi, penanganan medsos pemerintahan tak bisa ala kadarnya. Komunikasi musti lugas. Berita yang disampaikan tegas tak mengundang bias.

Cocoklah Raffi sebagai Utusan Khusus Presiden. Kalau diplesetkan menjadi Utusan Khusus Media, ketimbang jadi Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni. (*)

***

*) Oleh : Toto TIS Suparto, Penulis Filsafat Moral.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.