TIMES JATIM, JOMBANG – Mempunyai jiwa toleransi yang sangat tinggi, H. Warsubi rangkul semua golongan. Kali ini, Calon Bupati Kabupaten Jombang (Cabup Jombang) nomor urut 2 menghadiri makan siang bersama para pendeta di salah satu rumah makan yang ada di Kecamatan Diwek, Kamis (17/10/2024) siang.

Selain makan siang, para pendeta dan ratusan jemaat gereja juga diskusi dan berinteraksi dengan mantan Kepala Desa Mojokrapak tersebut. Di forum yang dikemas dengan makan siang bersama H. Warsubi dengan Pendeta-Pendeta se-Kabupaten Jombang itu juga sebagai sarana serap aspirasi.

Pantuan di lokasi, nampak Pendeta Heri Susanto menyambut hangat kedatangan Calon Bupati nomor urut 2 ini, nampak keakraban antara keduanya diiringi tepuk tangan ratusan jemaat gereja.

Pendeta Nico asal Denanyar Jombang mengungkapkan, dia berpandangan sosok Warsubi bagi dia layak memimpin Jombang. Selain visinya jelas, Pendeta Nico meyakini Warsubi bisa membawa aspirasi gereja dan memberikan kesejahteraan para pendeta.

“Sangat bagus, visinya jelas untuk lebih spesifiknya itu untuk gereja-gereja dan kesejahteraan para pendeta itu disampaikan dengan jelas,” ungkap Pendeta Nico, Kamis (17/10/2024).

Dalam diskusi itu, para pendeta dan jemaat gereja menyampaikan aspirasinya, salah satunya terkait izin gereja dan keadilan bagi kaum minoritas.

“Tadi kami sampaikan aspirasi tanggapannya sangat baik, merespon, malah mengajak diskusi mendalam, beliau mengajak setiap ada masalah cari solusi bareng-bareng,” terangnya.

“Harapan kami apa yang disampaikan itu direalisasikan,” sambung dia.

Disinggung pihaknya memberikan dukungan, dengan tegas Pendeta Nico mengatakan ia pasti memberikan dukungan. Hal itu bukan tanpa alasan melainkan visi Warsubi dinilai jelas.

“Sudah pasti kami memberikan dukungan, karena teman-teman tadi juga bilang visinya jelas,” katanya.

Pihaknya menginginkan adanya perubahan, tentunya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

“Harus ada perubahan lah. Yang diinginkan ya bagaimana pemimpin itu bisa mengayomi tentang keadilan, jadi dalam pembangunan bahkan sosial itu sama, semua disamakan bukan karena mayoritas atau minoritas,” pungkasnya. (*)