https://jatim.times.co.id/
Gaya Hidup

Akibat Gadget, Jumlah Anak Penderita Mata Minus di Surabaya Makin Tinggi 

Kamis, 10 Oktober 2024 - 16:33
Akibat Gadget, Jumlah Anak Penderita Mata Minus di Surabaya Makin Tinggi  Tim NEC Surabaya saat membagikan bingkisan untuk mengajak tes kesehatan mata secara online, Kamis (10/10/2024).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, SURABAYA – Gangguan penglihatan mata minus dan katarak pada anak kini menjadi permasalahan yang sangat serius. Hal itu menjadi perhatian khusus dalam peringatan World Sight Day atau Hari Penglihatan Sedunia, Kamis (10/10/2024).

Tema Hari Penglihatan Sedunia tahun ini memang berkonsen pada kesehatan mata anak. Banyak organisasi dan instansi yang bergerak melakukan kampanye kesehatan mata di Surabaya.

Penanggung Jawab sekaligus Dokter Spesialis Mata National Eye Center dr. Diaz Alamsyah Sudiro, SpM mengatakan, World Sight Day yang diperingati setiap Kamis kedua di bulan Oktober menjadi momentum yang sangat tepat untuk menyadarkan para orang tua agar lebih peduli pada kesehatan mata anak. 

“Kasus kelainan refraksi pada anak saat ini memang cukup tinggi, dan di klinik mata kami juga menjadi salah satu keluhan tertinggi selain katarak,” demikian ungkap dr. Diaz, SpM.

Ia membeberkan, dari beberapa kegiatan pemeriksaan National di sekolah dan lembaga pendidikan selama 2024, tercatat 39,17% anak di Surabaya telah menderita keluhan refraksi seperti mata minus dan silinder.

Kondisi ini bisa dikarenakan beberapa hal, dan salah satunya disebabkan oleh tingginya penggunaan gadget sejak dini. 

“Pada catatan terakhir hasil pemeriksaan kita bersama sekolah, sebanyak 219 dari 559 anak-anak di Surabaya telah mengalami kelainan refraksi," ujarnya.

Rata-rata, tambahnya, kelainan refraksi pada usia anak hingga remaja yang mana merupakan masa pertumbuhan.

"Ini merupakan kondisi yang sangat gawat karena jika tidak segera terdeteksi dan ditangani akan berpengaruh pada proses tumbuh kembang dan belajar," jelasnya. 

dr. Diaz juga menegaskan, penting bagi setiap orang untuk bisa menjaga kesehatan mata demi masa depan yang cerah.

Hal ini bisa dimulai dengan meperbaiki gaya hidup. Seperti membatasi penggunaan gadget dalam kurun waktu yang lama, serta terapkan tips 20-20-20.

Yakni setiap menatap layar selama 20 menit, alihkan pandangan ke objek yg berjarak 20 feet atau sekitar 6 meter selama 20 detik dan lebih peduli dengan kondisi penglihatan anak khususnya. 

“Sebagai orangtua kita bisa mencoba melakukan pemeriksaan mata rutin 6 bulan sekali, dan bila diketahui ada gangguan penglihatan, segera diberi kacamata agar penglihatan lebih jelas dan tidak menyebabkan risiko gangguan penglihatan online lainnya seperti mata malas,” terangnya. 

Dengan deteksi dini dan edukasi yang tepat, orang tua bisa mencegah dampak negatif gadget dan memastikan anak-anak tumbuh dengan penglihatan yang sehat, mendukung perkembangan mereka secara fisik, mental, dan akademis.

Sementara itu, pada kesempatan World Sight Day ini, NEC juga melakukan kampanye menyasar para pengendara motor dan pejalan kaki. Tenaga kesehatan mengajak mereka melakukan tes mata online di tempat. Tes mata ini untuk mengetahui kondisi penglihatan awal.

Hasil pemeriksaan langsung keluar. Beberapa penerima manfaat bahkan ada yang terkejut, karena mengetahui kondisi mata mereka. Ada yang dalam kondisi baik juga sebaliknya. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.