https://jatim.times.co.id/
Berita

Peluang Pasar Tembakau di Pacitan Terus Diperluas melalui Kemitraan

Senin, 23 September 2024 - 17:26
Peluang Pasar Tembakau di Pacitan Terus Diperluas melalui Kemitraan Tanaman tembakau di Pacitan yang siap panen saat ini berpeluang ke pasar yang lebih luas melalui kemitraan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PACITAN – Musim panen tembakau di Kabupaten Pacitan yang dimulai sejak Agustus 2024 terus membuka peluang pasar tembakau yang semakin luas. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pacitan, Sugeng Santoso, menyatakan bahwa masa panen terbaik untuk tembakau dengan kualitas nomor satu berlangsung dari akhir Juli hingga awal September.

“Jadi memang tembakau sudah panen mulai bulan Agustus 2024. Sebetulnya, musim panen yang paling baik secara kualitas itu ada di Minggu terakhir Juli sampai Minggu pertama September. Itu untuk kualitas nomor satu,” ungkapnya, Senin (23/9/2024). 

Meski demikian, beberapa petani tembakau di Pacitan masih belum memasuki masa panen. Terkait peluang pasar, Sugeng menegaskan bahwa pihaknya telah menjalin kemitraan dengan berbagai pihak guna memastikan serapan tembakau dari wilayah Pacitan.

Sugeng menjelaskan bahwa untuk tembakau jenis Virginia, hasil panen akan disetorkan ke Ponorogo, sementara tembakau Grompol dikirimkan ke Klaten, Jawa Tengah.

Upaya perluasan pasar tidak hanya berhenti di sini. Sugeng mengungkapkan bahwa pihaknya tengah melakukan komunikasi dengan PT Djarum Kudus terkait potensi pemasaran tembakau dari Kecamatan Nawangan.

“Kami sudah bersurat kepada mereka untuk meminta agar dilakukan cek kualitas dan kesesuaian lahan di Nawangan. Kami berharap, peluang pasar tembakau kami bisa lebih terbuka lagi,” jelasnya.

Sugeng menambahkan bahwa tembakau dari wilayah tersebut memiliki peluang tinggi apabila memenuhi kriteria spesifik yang dibutuhkan oleh PT Djarum. 

“Ada kualitas tertentu yang bisa masuk ke Djarum. Seperti memiliki ciri khas spesifikasi lokasi tertentu, satu kilogramnya bisa mencapai Rp1 juta,” ujarnya.

Sementara itu, proses penjualan tembakau di Pacitan umumnya dilakukan dengan sistem pengepul, di mana hasil panen disalurkan melalui mitra yang telah bekerja sama dengan petani setempat.

Sejak 2021, luas lahan tembakau di Pacitan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hingga saat ini, luas lahan tembakau di Pacitan mencapai hampir 500 hektar, tersebar di 11 kecamatan, kecuali Donorojo.

“Peluang pasar kita cukup lebar, bahkan sampai kekurangan pasokan,” imbuh Sugeng.

Lebih lanjut, Sugeng mengakui bahwa apabila tidak ada kendala dalam ketersediaan bibit, terutama untuk jenis tembakau Grompol, luas lahan dapat melebihi 500 hektar. 

“Jika kemarin tidak kesulitan bibit tembakau Grompol, bisa lebih dari 500 hektar lahan kita. Bibitnya didapat dari kemitraan. Ke depan, kami berharap lebih banyak kemitraan dapat terjalin untuk mendukung keberlanjutan produksi tembakau di Pacitan,” tutup Sugeng.

Meski demikian, beberapa petani mengalami kegagalan tanam yang turut memengaruhi total produksi tembakau di wilayah Pacitan. 

Kondisi tersebut diakui oleh petani tembakau di Desa Punjung, Kecamatan Kebonagung, Eko Setiawan. Dia menyebutkan bahwa panen kali ini tidak memuaskan akibat kendala cuaca dan kurangnya ketersediaan benih.

“Panen kali ini hanya 2 ton. Yang jelas ada penurunan karena terkendala oleh air, benih, dan mungkin siklus,” kata Eko.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, peluang pasar tembakau di Pacitan tetap terbuka lebar, didukung oleh kemitraan dengan berbagai pihak dan upaya pemerintah daerah untuk terus meningkatkan produksi. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.