TIMES JATIM, PACITAN – Setelah beberapa hari diguyur hujan, Kabupaten Pacitan mengalami perubahan signifikan dalam ketersediaan air bersih di berbagai wilayahnya.

Pasokan air yang sebelumnya sangat dibutuhkan oleh warga, terutama di daerah-daerah yang dilanda kekeringan, kini mulai stabil.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan melaporkan bahwa permintaan air bersih yang sebelumnya tinggi kini tidak lagi diterima.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono, menyatakan bahwa curah hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir telah berdampak positif bagi wilayah-wilayah yang sebelumnya mengalami kekeringan.

Menurut Radite, dengan adanya hujan beberapa hari terakhir di Kabupaten Pacitan, permintaan dropping air bersih yang masuk ke BPBD Pacitan sudah tidak ada lagi.

"Dimungkinkan dengan hujan beberapa hari terakhir, sumber air di beberapa pelosok desa yang sebelumnya mengalami kekeringan sekarang sudah mulai mengeluarkan air kembali," jelas Radite.

Kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah Pacitan selama beberapa bulan terakhir membuat BPBD harus melakukan dropping air bersih secara intensif sebanyak 10.749.996 liter.

Dropping itu terutama dilakukan ke daerah-daerah yang paling parah terdampak, berada di kawasan pelosok desa yang jauh dari sumber air utama.

Bantuan air bersih ini sangat krusial untuk kebutuhan sehari-hari warga, mulai dari keperluan rumah tangga hingga pertanian. Namun, dengan adanya hujan yang merata, krisis air bersih perlahan mulai teratasi.

Meskipun permintaan air bersih sudah tidak ada lagi, Radite juga mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap ancaman bencana lain yang mungkin timbul, terutama tanah longsor.

Musim hujan yang mulai datang bukan hanya membawa berkah berupa tersedianya kembali air bersih, tetapi juga berpotensi meningkatkan risiko bencana alam lainnya di Pacitan, seperti banjir dan tanah longsor.

"Masyarakat diharapkan tetap tenang dan waspada. Jika hujan deras turun, terutama di daerah yang berpotensi longsor, segera mencari tempat yang aman. Jangan menunggu sampai keadaan semakin membahayakan," imbau Radite. Jumat (25/10/2024).

Pacitan sendiri dikenal sebagai salah satu daerah yang rawan terhadap bencana tanah longsor. Kondisi geografis dengan banyaknya daerah perbukitan menjadikan beberapa wilayah di Pacitan berisiko tinggi terkena longsor saat musim hujan tiba.

Oleh karena itu, BPBD Pacitan terus melakukan pemantauan dan sosialisasi kepada masyarakat terkait langkah-langkah mitigasi bencana.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyediakan informasi cuaca terkini dan mengimbau warga untuk melakukan evakuasi dini jika tanda-tanda longsor mulai muncul.

Meski demikian, hujan yang turun juga membawa harapan baru bagi warga Pacitan, khususnya mereka yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih.

Beberapa sumber mata air yang sempat mengering kini mulai kembali berfungsi, dan warga tidak lagi perlu bergantung pada dropping air bersih dari BPBD.

Para petani yang sebelumnya kesulitan dalam mengairi sawah dan ladang mereka juga mulai merasakan manfaat dari hujan yang turun secara berkala.

Musim hujan ini diharapkan mampu memperbaiki kondisi kekeringan yang melanda Kabupaten Pacitan selama beberapa bulan terakhir.

Namun, Radite tetap mengingatkan bahwa masyarakat harus siap menghadapi berbagai kemungkinan selama musim hujan berlangsung. Selain ancaman longsor, banjir bandang juga bisa menjadi ancaman lain di beberapa wilayah tertentu.

Untuk itu, BPBD Pacitan akan terus siaga dan berkoordinasi dengan instansi terkait guna memastikan bahwa penanganan bencana berjalan dengan baik.

Bantuan dan evakuasi akan segera dilakukan jika bencana terjadi, dan masyarakat Kabupaten Pacitan diimbau untuk tetap mematuhi arahan dari pihak berwenang demi keselamatan bersama.(*)