https://jatim.times.co.id/
Berita

Nawasena Arsa Indonesia, Harapan Baru Penyintas Narkoba 

Jumat, 25 Oktober 2024 - 10:06
Nawasena Arsa Indonesia, Harapan Baru Penyintas Narkoba  Kegiatan penyitas narkoba di Panti Rehabilitasi Nawasena Arsa. (Foto: Dok. Nawasena Arsa Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Di sebuah bangunan yang tampak biasa saja di Perumahan Griya Husada, Sumberporong Lawang, Kabupaten Malang, ada sebuah bangunan sederhana yang mungkin terlewat dari pandangan orang banyak. Namun, di balik dinding-dinding bangunan tersebut, setiap harinya berlangsung sebuah perjuangan yang luar biasa. 

Di tempat yang dinamai Panti Rehabilitasi Nawasena Arsa Indonesia ini, 15 orang setiap bulan bekerja keras untuk mendapatkan hidup mereka kembali, menjauh dari kegelapan narkoba, dan menggapai sebuah harapan baru.

Panti rehabilitasi ini tidak sekadar menjadi tempat untuk detoksifikasi. Lebih dari itu, Nawasena Arsa Indonesia adalah pelita bagi para pecandu yang ingin bangkit dan meninggalkan masa lalu kelam mereka. 

Dalam dua tahun terakhir, panti ini telah membantu ratusan orang yang pernah terjatuh dalam jurang narkoba untuk pulih dan kembali ke tengah keluarga mereka dengan martabat dan kepercayaan diri yang baru.

Yang membuat Nawasena begitu spesial bukan hanya program rehabilitasi yang mereka tawarkan, tetapi juga fakta bahwa panti ini lahir dari tangan-tangan mereka yang pernah berada di titik terendah dalam hidupnya. 

Panti-Rehabilitasi-Nawasena-Arsa-b450abe0a2452fdd7.jpg

Panti ini didirikan dan dikelola oleh para penyintas narkoba yang tahu betul bagaimana rasanya berjuang keluar dari kecanduan. Salah satu dari mereka adalah Arief Ramadansyah.

Menjadi Pelita untuk Orang Lain

Dua puluh tahun yang lalu, Arief Ramadansyah mungkin tak pernah membayangkan dirinya bisa berada di tempat seperti sekarang—membantu orang lain keluar dari jerat narkoba, memberi mereka harapan yang dulu hampir hilang darinya. 

Pria kelahiran Palembang ini tumbuh dalam kehidupan yang keras, di mana narkoba seolah menjadi pelarian yang mudah. Mulai dari sabu, LSD, hingga berbagai jenis narkoba lainnya, semuanya pernah ia coba.

“Saya mulai menggunakan narkoba saat kuliah. Awalnya hanya coba-coba karena pergaulan, tapi lama kelamaan, saya tak bisa lepas. Saya pikir saat itu hidup saya hanya soal menikmati kesenangan sementara, dan narkoba adalah jalan pintas untuk melupakan semua masalah,” kenang Arief.

Namun, di balik kesenangan sementara itu, hidupnya perlahan hancur. Arief semakin tenggelam dalam kecanduan. Hubungannya dengan keluarga retak, karirnya berhenti di tempat, dan ia sering keluar-masuk panti rehabilitasi, mencoba sembuh namun selalu kembali terjerumus. 

Puncaknya, Arief diusir dari rumahnya sendiri. Momen itulah yang membuatnya sadar, jika ia tidak segera berubah, hidupnya akan berakhir tanpa arti.

Titik Balik Bangkit dari Kegelapan

Momen terendah dalam hidup Arief justru menjadi titik balik yang paling penting. Ketika ia kehilangan segalanya, Arief mulai menyadari bahwa kesembuhan dari narkoba bukan hanya soal tekad, tetapi juga tentang dukungan dari lingkungan. 

Ia tahu ia tak bisa melakukannya sendirian. Setelah berjuang keras dan menjalani berbagai terapi, Arief akhirnya berhasil lepas dari ketergantungan. Namun, perjuangannya tak berhenti di sana.

Setelah sembuh, Arief tak hanya mendapatkan kembali hidupnya, tapi juga menemukan tujuan baru. Ia merasa terpanggil untuk membantu orang lain yang berada dalam situasi serupa.

Ia mengikuti ujian kompetensi sebagai Konselor Adiksi dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan bekerja selama tujuh tahun di Rumah Sakit Jiwa Lawang. 

Di sana, Arief bertemu dengan banyak orang yang mengalami nasib seperti dirinya. Dan saat itulah, ia menyadari panggilan sejatinya.

“Saya melihat banyak orang yang berjuang, dan saya merasa saya bisa membantu mereka melalui pengalaman saya sendiri. Saya ingin lebih dari sekadar konselor, saya ingin membangun sesuatu yang bisa benar-benar mengubah hidup mereka,” ujar Arief.

Nawasena Arsa Indonesia Membangun Harapan Baru

Keinginan Arief untuk memberikan kontribusi lebih besar akhirnya terwujud pada Januari 2022, ketika ia bersama rekannya, Roy Meidianto, mendirikan Panti Rehabilitasi Nawasena Arsa Indonesia.

Seperti Arief, Roy juga merupakan seorang mantan pecandu yang telah berhasil sembuh. Roy menyumbangkan bangunan miliknya untuk dijadikan panti, sementara Arief yang bertanggung jawab atas pengelolaannya.

Nama Nawasena yang berarti 'harapan' dipilih bukan tanpa alasan. Panti ini didirikan dengan keyakinan bahwa setiap orang, betapapun buruknya masa lalu mereka, berhak mendapatkan harapan kedua. 

“Kami ingin tempat ini menjadi rumah kedua bagi mereka yang ingin sembuh, tempat di mana mereka bisa menemukan harapan baru untuk masa depan,” kata Arief.

Panti Nawasena Arsa Indonesia tidak hanya menyediakan rehabilitasi medis, tetapi juga dukungan psikologis dan sosial yang berkelanjutan. Para pasien di sini tidak hanya diajari cara lepas dari ketergantungan narkoba, tetapi juga bagaimana membangun kembali hidup mereka. 

"Kami percaya bahwa kesembuhan bukan hanya soal berhenti memakai, tapi juga soal bagaimana mereka bisa menjalani kehidupan yang produktif setelah keluar dari sini," jelas Roy.

Pilar Kekuatan di Balik Nawasena

Sosok Roy mungkin tidak banyak dikenal di masyarakat luas, namun perannya di balik layar Nawasena tak ternilai. Sebagai salah satu pendiri panti, Roy bukan hanya seorang pengelola—ia adalah penyintas yang kini menjadi inspirasi dan pilar kekuatan bagi banyak orang yang sedang berjuang melawan kecanduan narkoba.

Roy, seperti Arief, memiliki latar belakang yang penuh liku. Sebagai mantan pecandu yang telah melewati masa-masa tergelap dalam hidupnya, Roy tahu betul bagaimana sulitnya keluar dari jerat narkoba. Pengalamannya yang pahit itu justru menjadi kekuatan tersendiri baginya untuk membantu orang lain. 

"Saya tahu apa yang mereka rasakan. Saya pernah ada di posisi itu, terjebak dalam lingkaran setan narkoba tanpa tahu bagaimana cara keluar," ujar Roy mengenang masa lalunya.

Komitmen yang Tak Pernah Pudar

Roy bukan hanya sekadar membantu mendirikan panti, tetapi juga berperan aktif dalam operasional sehari-hari. Sebagai pemilik bangunan yang menjadi tempat panti, Roy mewakafkan tempat tersebut dengan keyakinan penuh bahwa ini adalah jalan hidup yang harus ditempuhnya. 

Dia tidak hanya menyediakan ruang fisik, tetapi juga memberikan dukungan moral dan emosional kepada para pasien.

"Bangunan ini mungkin sederhana, tapi harapan yang kami tanamkan di dalamnya sangat besar," kata Roy. 

Di sinilah perannya menjadi sangat penting. Roy tak pernah berhenti mendampingi para pasien, memberikan semangat, dan memastikan mereka merasa diterima tanpa penghakiman.

 Sebagai seorang yang pernah melalui rehabilitasi, Roy memahami bahwa proses pemulihan memerlukan kesabaran luar biasa, dan dukungan yang tak tergoyahkan. Itulah yang selalu dia tawarkan kepada setiap orang yang datang ke Nawasena.

Perjalanan Menuju Pengakuan

Namun, perjalanan Nawasena tidak selalu mudah. Pada awalnya, masyarakat sekitar meragukan keberadaan panti ini. Butuh waktu yang tidak singkat bagi Nawasena untuk mendapatkan pengakuan resmi. 

Tapi Arief dan Roy tak menyerah. Mereka terus bekerja keras hingga akhirnya, panti ini mendapatkan izin resmi dari Dinas Sosial Kabupaten Malang. Saat ini, Nawasena juga telah mengajukan kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), dan berpotensi menjadi panti rehabilitasi dengan standar nasional.

“Tidak mudah untuk mendapatkan pengakuan, tapi kami tahu ini bagian dari perjalanan. Kami ingin panti ini menjadi tempat yang terpercaya, di mana orang bisa datang dan benar-benar pulih,” jelas Arief.

Harapan Baru bagi Banyak Orang

Bagi keluarga yang telah kehilangan harapan, Panti Rehabilitasi Nawasena Arsa Indonesia sering kali menjadi jawaban terakhir.

Salah satu kisah yang menginspirasi adalah Faisal, seorang ayah yang hampir putus asa melihat anaknya yang sudah kecanduan selama tiga tahun. Setelah keluar-masuk beberapa panti rehabilitasi tanpa hasil, anak Faisal akhirnya bisa pulih di Nawasena.

“Kami sudah mencoba segalanya, tapi di sini, dia tidak hanya sembuh. Dia pulih sebagai pribadi yang lebih baik, dan itu adalah hal yang sangat kami syukuri,” ungkap Faisal dengan haru.

Dengan pendekatan holistik yang menggabungkan terapi medis, dukungan psikologis, dan lingkungan yang sehat, banyak pasien yang berhasil sembuh di Nawasena. 

Namun, Arief selalu mengingatkan bahwa perjuangan melawan narkoba tidak berhenti di panti. 

“Kami tidak bisa membiarkan mereka kembali ke lingkungan yang merusak. Dukungan dari keluarga dan lingkungan setelah mereka keluar sangat penting,” katanya.

Visi Besar Panti Rehabilitasi Modern dan Pusat Edukasi

Ke depan, Arief dan Roy berencana untuk terus mengembangkan Nawasena. Mereka ingin membangun panti rehabilitasi yang lebih besar dengan fasilitas modern, sehingga bisa menampung lebih banyak pasien. 

Selain itu, mereka juga ingin menjadikan panti ini sebagai pusat edukasi bagi masyarakat luas, memberikan penyuluhan gratis tentang bahaya narkoba di sekolah-sekolah dan komunitas.

“Kami tahu perjalanan ini masih panjang, tapi setiap kali kami melihat seseorang sembuh, itu menjadi hadiah terbesar bagi kami,” tutup Arief dengan senyum.

Di tengah kegelapan narkoba yang masih menjadi ancaman bagi banyak generasi muda, Panti Rehabilitasi Nawasena Arsa Indonesia hadir sebagai cahaya kecil yang membawa harapan.

 Bagi Arief dan Roy, panti ini bukan hanya sekadar tempat rehabilitasi, melainkan simbol kekuatan untuk bangkit, memulai hidup baru, dan membuktikan bahwa masa lalu tidak harus menentukan masa depan.(*)

Pewarta : Imadudin Muhammad
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.