https://jatim.times.co.id/
Berita

Jadi Jujukan Bagi Pegiat Lingkungan, Ini yang Ditawarkan Kampoeng Oase Surabaya

Selasa, 08 Oktober 2024 - 21:08
Jadi Jujukan Bagi Pegiat Lingkungan, Ini yang Ditawarkan Kampoeng Oase Surabaya Salah satu peserta, Puput Puja Rosinta (kaos putih) saat mencoba memberi makan lele dengan maggot. (Foto: Siti Nur Faizah/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, SURABAYA – Persoalan lingkungan merupakan sesuatu yang kompleks. Terutama, terkait pengolahan sampah. Namun, salah satu kampung di jantung Kota Surabaya berhasil memanfaatkannya hingga menjadikan hal yang bernilai. Yup, Kampoeng Oase Ondomohen

Selain berhasil menjadi pionir urban farming di wilayah perkotaan, kampung tersebut juga menjadi jujukan para pegiat lingkungan. 

Salah satunya dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri. Pihaknya memboyong 60 pengurus bank sampah untuk belajar langsung di Kampoeng Oase Ondomohen dan Oase Songo. 

Kabid PSLB3 Arman Fuadi mengaku banyak hal yang dipelajari dalam kunjungannya kali ini. Menurutnya, proses 3R benar-benar diterapkan dalam dua kampung ini.

"Reduce, reuse, dan recycle, implementasinya sangat bagus di Kampoeng Oase Ondomohen dan Songo," ungkapnya, Selasa (8/10/2024).

Para pengunjung diajak untuk melihat lebih jauh budidaya manggot yang nantinya digunakan sebagai pakan ikan, urban farming diwilayah padat penduduk, dan lain sebagainya.

Hal tersebut, lanjutnya, menjadi inspirasi untuk bisa diterapkan di Kabupaten Kediri, yang notabenya selama ini masih belum konsisten dalam mengolah sampah secara berkelanjutan.

"Sinergitas antara pengelolaan maggot dengan sistem beternak ikan, hidroponik nya berjalan baik, pengelolaan sampahnya juga maksimal," pujinya.

Pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan dengan peternakan, perikanan, hingga bisa menjadikan eduwisata ini bisa menjadikan sirkular ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kampoeng Oase Ondomohen Mus Mulyono mengaku bangga karena sampai detik ini, kampungnya masih mendapat kepercayaan dari penggiat lingkungan.

"Khususnya dari wilayah sekitar Surabaya. Mudah-mudahan apa yang sudah didapatkan di sini, bisa diterapkan di sana (Kediri)," ujarnya.

Lebih lanjut, Adi Candra selaku pembina Kampoeng Oase Ondomohen dan Songo menyebut, dalam menjalani program pemberdayaan masyarakat terutama mengurusi sampah bukan hal yang mudah, tapi juga bukan hal yang sulit jika melibatkan seluruh stakeholder.

"Ketika tidak ada pihak yang ditinggalkan dalam program ini, maka kita semakin dekat dengan tujuan pembangunan berkelanjutan," katanya.

Program eduwisata yang ditawarkan Kampoeng Oase ini terbuka untuk kabupaten lain maupun komunitas yang ingin belajar lebih dalam terkait lingkungan.

"Semoga bisa memberikan warna baru untuk perjuangan semangat bersama mewujudkan lingkungan yang bersih bebas dari sampah menuju Indonesia emas 2045," tutur Adi.

Sementara itu, salah satu peserta, Puput Puja Rosinta mengatakan, banyak belajar terkait pemanfaatan pekarangan atau lahan dan juga limbah lingkungan.

"Kami di sana (Kediri) sudah memanfaatkan limbah tapi kurang maksimal, makanya belajar ke sini. Jadi tahu kalau maggot bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan, lele, ayam dan bisa juga dikeringkan. Semoga bisa diterapkan," pungkasnya yang merupakan pembina bank sampah RT 13 RW 03, Wonorejo, Kabupaten Kediri. (*) 

Pewarta : Siti Nur Faizah
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.