https://jatim.times.co.id/
Berita

6 Titik Panas Muncul di Banyuwangi, BMKG Ingatkan Warga Untuk Waspadai Karhutla

Senin, 14 Oktober 2024 - 17:50
6 Titik Panas Muncul di Banyuwangi, BMKG Ingatkan Warga Untuk Waspadai Karhutla Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi, Beny Gumintar, sedang menunjukkan titik panas atau api di wilayah Jawa Timur, khususnya di Banyuwangi (Foto: Ikromil Aufa/ TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kelas III Banyuwangi mengeluarkan peringatan dini terkait munculnya enam titik panas (Hotspot) kategori sedang di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Peringatan ini dikeluarkan untuk mengingatkan masyarakat akan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dapat terjadi di daerah tersebut.

Data dari BMKG menunjukkan bahwa titik panas tersebut terdeteksi di beberapa daerah, diantaranya, Kecamatan Pesanggaran, Wongsorejo, dan kawasan hutan lindung Kawah Ijen Merapi Ungup-ungup.

Menurut Prakirawan BMKG kelas III Banyuwangi,  Beny Gumitar, enam titik panas tersebut sebagian besar berada di kawasan hutan dan lahan. Sehingga menimbulkan potensi kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi.

“Kami menghimbau masyarakat jangan sembarang membuat sumber api, karena apabila sumber api ditambah dengan angin yang kencang sumber api akan cepat membesar,” kata Beny sapaan akrabnya, Senin (14/10/2024).

Kondisi cuaca yang cenderung kering saat ini. Beny, menjelaskan bahwa peningkatan suhu dan kurangnya curah hujan menjadi faktor utama yang memicu munculnya titik panas di bumi Blambangan ini.

Daerah paling rawan kebakaran hutan dan lahan, masih Beny, terdeteksi di wilayah Kecamatan Wongsorejo. Hal ini dikarenakan daerah tersebut memiliki banyak area dengan vegetasi yang mudah terbakar, serta cuaca yang cenderung kering dalam beberapa waktu terakhir.

“Suhu udara yang tinggi dan rendahnya kelembapan membuat lahan-lahan daerah tersebut lebih rentan terhadap kebakaran,” terangnya.

Titik panas yang terdeteksi saat ini masih menunjukkan warna kuning. Menurutnya, warna ini biasanya menandakan potensi kebakaran, sementara warna merah menunjukkan bahwa kebakaran sudah terjadi. Sehingga, meskipun titik panas terlihat, itu belum tentu berarti ada kebakaran yang berlangsung.

“Titik kuning menunjukkan kategori sedang. Jika sudah berubah menjadi merah, itu berarti sudah ada kebakaran,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa tampilan titik warna kuning pada pantauan satelit mencerminkan kondisi cuaca yang sangat panas dan ekstrem. Karena suhu yang tinggi, wilayah tersebut harus diwaspadai terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran.

“Dalam citra satelit ada simbol tiga warna. Warna hijau berarti ttik panas rendah, kuning sedang, dan merah berarti tinggi,” cetusnya.

“Masyarakat harus lebih berhati-hati, terutama dalam melakukan aktivitas yang melibatkan api, seperti membakar sampah atau membuka lahan,” imbuhnya.

Warga di sekitar lokasi titik panas diminta untuk selalu siap siaga dan mengikuti informasi terbaru dari BMKG dan dinas terkait. Dengan kesadaran dan kerja sama dari masyarakat, diharapkan risiko kebakaran hutan dapat diminimalisir.(*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.