https://jatim.times.co.id/
Berita

BMKG Imbau Warga Banyuwangi Antisipasi Potensi dan Dampak La Nina, Ini Penjelasannya

Senin, 28 Oktober 2024 - 17:00
BMKG Imbau Warga Banyuwangi Antisipasi Potensi dan Dampak La Nina, Ini Penjelasannya Ilustrasi cuaca hujan dampak dari fenomena La Nina (FOTO : Dok. Times Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Fenomena iklim global, La Nina, diprediksi akan segera melanda Indonesia, termasuk wilayah Kabupaten Banyuwangi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini merilis hasil analisis Dasarian II Oktober 2024, yang menunjukkan tanda-tanda kehadiran La Nina.

Dampaknya, curah hujan diperkirakan akan meningkat secara signifikan di wilayah Jawa Timur, khususnya Banyuwangi.

La Nina merupakan fenomena yang langka, tetapi memiliki dampak luas pada iklim global. Anomali ini terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menjadi lebih dingin dari biasanya. Kondisi ini menyebabkan perubahan pola sirkulasi atmosfer yang bisa memengaruhi cuaca di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Menurut BMKG, fenomena La Nina bisa terjadi setiap beberapa tahun sekali, dengan durasi antara beberapa bulan hingga dua tahun. Saat La Nina berlangsung, curah hujan di Indonesia cenderung meningkat, yang berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

BMKG memprediksi bahwa curah hujan tinggi akan mulai terasa di Banyuwangi pada akhir Oktober 2024, seiring dengan peningkatan indeks IOD (Indian Ocean Dipole) dan ENSO (El Niño–Southern Oscillation). Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa, menyatakan bahwa indikasi ini merupakan sinyal kuat dari kemunculan La Nina.

"Dari pemantauan suhu di Samudera Pasifik, ada anomali negatif yang mengindikasikan suhu di sana sedang mendingin. Artinya, ada potensi kuat bahwa La Nina akan terjadi," ungkap Gede.

Meskipun belum bisa dipastikan seratus persen, tanda-tanda ini cukup jelas untuk menjadi peringatan dini.

Curah hujan yang meningkat bisa membawa berkah bagi sektor pertanian, namun juga menyimpan tantangan besar. Di Banyuwangi, musim hujan yang lebih awal dapat memicu risiko banjir dan tanah longsor di daerah rawan. BMKG bahkan memetakan sekitar 31,1 persen wilayah Jawa Timur sebagai zona berpotensi curah hujan di atas normal, yang mencakup 23 zona musim (ZOM) termasuk Banyuwangi.

Gede mengingatkan masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana alam yang mungkin terjadi.

"Dengan adanya peningkatan curah hujan, kemungkinan bencana seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, hingga badai tropis perlu diwaspadai," tambahnya.

Meski La Nina membawa tantangan, fenomena ini juga menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Masyarakat Banyuwangi diimbau untuk selalu memantau informasi terbaru dari BMKG dan mempersiapkan langkah antisipasi.(*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.