https://jatim.times.co.id/
Pendidikan

Fakultas Kedokteran UM Raih Prestasi Nasional dengan Inovasi Pencegahan Wabah Mpox

Senin, 28 Oktober 2024 - 16:11
Fakultas Kedokteran UM Raih Prestasi Nasional dengan Inovasi Pencegahan Wabah Mpox Presentasi produk inovasi DMP-Pocket pada kompetisi Medical Scientific Paper Competition 2024 di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang. (Foto: Tim Dokumentasi FK UM)

TIMES JATIM, MALANG – Meskipun baru berdiri pada tahun 2023, Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Malang (UM) telah menunjukkan prestasi gemilang di tingkat nasional.

Dalam ajang Medical Scientific Paper Competition 2024 yang diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarangi 28 September 2024), tim mahasiswa FK UM meraih juara ketiga, yang menandai langkah besar fakultas baru ini di dunia kompetisi akademik.

Tim yang terdiri dari Taurisma Aulia Nanda Wibisono dan Farsya Hidayah Septiananda, di bawah bimbingan dosen dr. Andrea Budi Wijaya, Sp.A., M.Biomed, berhasil lolos dari babak penyisihan online dan menjadi salah satu dari tujuh finalis yang berkesempatan untuk mempresentasikan inovasinya secara offline. Kompetisi ini dinilai dari paper ilmiah dan presentasi langsung yang berlangsung secara ketat.

Inovasi yang diusung oleh tim ini adalah DMP-Pocket: Test MPXV dengan Point-of-Care Testing (POCT) Realtime Basis Telemedicine untuk deteksi dini dan pencegahan penularan Mpox (Monkeypox). 

Menurut WHO, Mpox adalah penyakit menular yang dapat mengakibatkan ruam yang menyakitkan, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, serta penurunan energi. Sebagian besar orang dapat sembuh sepenuhnya, namun ada juga yang mengalami kondisi yang sangat parah.

Penyebab penyakit Monkeypox adalah virus Monkeypox (MPXV), yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus, subfamili Chordopoxvirinae, dalam famili Poxviridae.

Proses infeksi virus diawali dengan virus memasuki tubuh. Infeksi Monkeypox dimulai dengan menyerang epitelium mukosa respirasi dan orofaring. Kemudian, virus akan beredar melalui sistem limfatik dan menyebabkan viremia primer.

Virus akan menginfeksi organ limfoid dan kelenjar limfatik, seperti limpa, kemudian terjadi replikasi virus dan viremia sekunder. Setelah viremia sekunder, gejala mulai muncul pada kulit dan organ-organ tersier.

Taurisma dan Farsya berfokus pada pengembangan alat diagnostik yang cepat dan akurat untuk mendeteksi MPXV (Monkeypox Virus). Dengan teknologi POCT, mereka berharap dapat berkontribusi dalam mengurangi penyebaran penyakit menular, mendukung pencapaian SDG 3, yaitu Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan, serta membantu mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Menurut dr. Andrea Budi Wijaya, persiapan yang intens dan matang menjadi kunci keberhasilan tim ini.

"Saya sangat bangga dengan usaha dan dedikasi mereka. Harapannya, inovasi ini terus dikembangkan dan tidak cepat puas. Masih banyak tantangan ke depan yang bisa ditaklukkan," ujarnya.

Taurisma dan Farsya juga mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap merebaknya wabah Mpox yang menjadi perhatian serius di dunia kesehatan.

"Kami sebagai mahasiswa kedokteran merasa bertanggung jawab untuk menanggapi ancaman ini dengan solusi nyata. DMP-Pocket hadir sebagai inovasi yang kami tawarkan untuk memperkuat deteksi dini dan pencegahan penyebaran virus Mpox," jelas keduanya.

Cara Kerja Alat DMP-Pocket untuk Deteksi Mpox

Alat DMP-Pocket berfungsi sebagai perangkat Point-of-Care Testing (POCT) yang memungkinkan deteksi cepat virus Monkeypox (MPXV) melalui teknologi berbasis CRISPR.

Berikut adalah tahapan cara kerja alat ini:

1. Sampling (Pengambilan Sampel): Proses dimulai dengan pengambilan spesimen dari pasien, seperti sampel darah atau cairan lainnya. Sampel ini kemudian dicampur dengan sampling buffer untuk mempersiapkan spesimen dalam bentuk yang sesuai untuk analisis lebih lanjut.

2. Lisis dan Pemanasan: Setelah itu, sampel diproses melalui pemanasan untuk memecah (lisis) sel dan melepaskan komponen virus yang dibutuhkan untuk deteksi. Tahap ini membantu mempersiapkan RNA virus sehingga dapat dianalisis lebih mudah.

3. Deteksi Menggunakan CRISPR/Cas12a: Alat DMP-Pocket menggunakan teknologi CRISPR/Cas12a, di mana ribonukleoprotein CRISPR/Cas12a mendeteksi keberadaan RNA dari virus Monkeypox. Jika virus ada di dalam sampel, ribonukleoprotein ini akan mengenali dan memotong bagian tertentu dari RNA virus tersebut.

4. Aktivasi Fluoresensi: Setelah CRISPR/Cas12a mendeteksi dan memotong RNA virus, proses ini akan mengaktifkan reporter yang kemudian menghasilkan sinyal fluoresensi. Sinyal ini menunjukkan bahwa virus Monkeypox terdeteksi dalam sampel.

5. Pembacaan Otomatis: Sinyal fluoresensi yang dihasilkan dari proses deteksi akan dibaca oleh perangkat automatic readout dalam waktu sekitar 25 menit. Perangkat ini memudahkan pengguna untuk mendapatkan hasil yang cepat dan akurat tanpa harus melalui proses analisis yang kompleks.

DMP-Pocket ini tentu menawarkan solusi praktis dan portabel untuk deteksi dini Monkeypox dengan kecepatan tinggi, yang diharapkan dapat mendukung pencegahan dan pengendalian wabah secara lebih efektif.

Selain mendapatkan penghargaan, tim Fakultas Kedokteran UM juga membawa pulang sertifikat, relasi, serta hadiah uang tunai. Kompetisi ini tentu memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu mereka untuk menyelesaikan masalah kesehatan global yang sedang berkembang. (*)

Pewarta : Raida Zharfa Amalia (MG)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.