TIMES JATIM, GRESIK – Pasangan calon tunggal di Pilkada Gresik, Fandi Akhmad Yani dan Asluchul Alif (Yani-Alif) terus mendapatkan dukungan pada Pilkada 2024.

Kali ini, dukungan datang dari Aliansi Pemuda dan Pemudi Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Mereka juga deklarasi menolak memilih kotak kosong.

Bertempat di Al-Hambra Resto N Fishing Duduksampeyan, Rabu (16/10/2024) malam, sebanyak 50 generasi milenial dari berbagai desa berkomitmen untuk tidak memilih kotak kosong.

Koordinator Aliansi Pemuda Pemudi Duduksampeyan Ahmad Buchori mengatakan pada Pilkada kali ini hanya ada satu pasangan calon yang mendaftar, menurutnya kedua sosok itu merupakan putra terbaik Gresik.

Dia menambahkan ada banyak efek negatif bila kotak kosong menjadi pemenang di Pilkada Gresik. 

"Resiko-resiko yang dapat terjadi pastinya ada vakum kepemimpinan yang diPJ kepada pejabat tertentu minimal 1 tahun," ujarnya.

Selanjutnya, adanya PJ berpotensi tidak dapat membuat kebijakan kongkrit dan sesuai kebutuhan masyarakat.

 "Melalui Kotak Kosongpun kepemimpinan tidak jelas arahnya dan masyarakat menuntut dipimpin dengan visi dan misi yang jelas," terang Buchori. 

Tak hanya itu, dari segi anggaran, pelaksanaan Pilkada yang memakan anggaran sebesar kurang lebih Rp85 Miliar tentu akan membengkak jika pelaksanaannya diulang. 

"Maka dari itu, kita sadar bahwa resiko kotak kosong ini sangat besar jika kita melihat lebih rinci lagi," kata dia. 

Buchori menegaskan, deklarasi menolak memilih kotak kosong untuk Pilkada Gresik 2024 penting dilakukan agar masyarakat mengerti tak ada manfaat mendukung kotak kosong. 

"Berbeda ketika paslon mana saja yang terpilih maka kami akan menuntut untuk terciptanya program-program populis bagi kemajuan masyarakat Gresik," ucapnya. (*)