TIMES JATIM, JOMBANG – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental dan Hari Santri Nasional, Lembaga Psikologi Darul Ulum (Lapaidu) Jombang menyelenggarakan lomba penyiar podcast tingkat SMA sederajat. 

Acara tersebut berlangsung di Aula Lantai 2 Kantor Pusat Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Kecamatan Peterongan, pada Minggu (20/10/2024).

Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring bakat dan minat generasi Z di bidang penyiaran, sekaligus sebagai bentuk edukasi tentang pentingnya kesehatan mental. 

Lomba dibuka langsung oleh Ketua Umum Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum, KH. Kholil Dahlan.

Dalam sambutannya, Kiai Kholil berpesan kepada para peserta agar memaksimalkan potensi diri, terutama dalam mengenali bakat yang dimiliki. Menurutnya, dengan mengenal dan mengembangkan bakat, seseorang dapat menjalani kehidupan yang lebih profesional.

“Mengetahui bakat dan minat adalah langkah awal agar kita bisa menerima karunia Allah dan menjalani hidup lebih baik,” kata Kiai Kholil kepada para peserta lomba. 

KH. Kholil juga menambahkan tiga kiat menjadi profesional, yakni hidup proporsional, berbicara hal-hal yang bermanfaat, dan selalu mengandalkan Allah dalam segala hal.

Sementara itu, Ketua Lapaidu, Dian R. Zuhdiyati, dalam wawancaranya menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 22 peserta dari berbagai SMA di Jombang. 

Tujuannya tidak hanya untuk memperingati hari kesehatan mental dan hari santri, tetapi juga untuk memberikan ruang bagi pengembangan bakat dan minat di bidang penyiaran. 

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menyebarkan edukasi terkait kesehatan mental, terutama di kalangan pelajar dan santri.

“Kesehatan mental penting untuk semua kalangan, termasuk santri. Edukasi dan pendampingan mental di pesantren menjadi fokus utama kami,” kata Dian, yang juga lulusan Psikologi Pascasarjana UGM. 

Dian menambahkan bahwa pendampingan kesehatan mental telah dilakukan oleh Lapaidu melalui konseling dan edukasi di pesantren maupun lembaga pendidikan lainnya.

Lomba penyiar podcast ini juga dijadikan ajang untuk mencari duta Lapsidu, yang nantinya akan menyebarkan edukasi terkait kesehatan mental melalui podcast.

“Nantinya akan ada kompetisi duta Lapsidu yang fokus pada penyiaran podcast dan edukasi tentang kesehatan mental,” ujar Dian.

Antusiasme peserta sangat tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh Faris Mahardika, seorang siswa SMK Telekomunikasi Darul Ulum. Faris mempersiapkan diri untuk lomba ini selama lebih dari dua minggu dengan harapan dapat meraih juara. 

“Saya sudah ikut lomba seperti ini tiga kali, dan setiap kesempatan adalah ajang pembelajaran yang berharga,” kata Faris, yang berasal dari Jakarta dan tinggal di Asrama RRC Pondok Induk Darul Ulum.

Acara ini berhasil menarik minat banyak pelajar, sekaligus menjadi wadah bagi mereka untuk belajar public speaking dan mengembangkan bakat mereka di bidang penyiaran. (*)