TIMES JATIM, JAKARTA – Setidaknya 20 warga Palestina yang sebagian besar wanita dan anak-anak yang sedang kelaparan hebat karena tidak tersedianya makanan, dibunuh tentara Israel dalam sebuah serangan udara di Gaza utara, Senin (4/11/2024) malam.
Puluhan warga Palestina yang dibunuh itu beserta ratusan warga yang lain waktu itu berusaha melarikan diri dari serangan Israel sambil hendak mencari makanan karena mereka kelaparan.
Beberapa mengatakan, mereka hampir tidak makan beberapa hari terakhir, karena bantuan diputus zionis selama berminggu-minggu ke wilayah yang paling terisolasi dan paling hancur di wilayah itu.
Israel juga melakukan serangan di ujung paling utara Gaza itu selama berminggu-minggu, dengan mengatakan bahwa mereka menargetkan militan Hamas yang berkumpul kembali bersama warga di daerah tersebut.
PBB juga mengatakan Israel sengaja tidak mengizinkan makanan dan pasokan lain masuk ke wilayah utara Kota Gaza sejak serangan dimulai, meskipun puluhan ribu orang masih berada di sana.
Hal itu yang kemudian menuai teguran dari pemerintahan Joe Biden , yang telah memperingatkan bahwa undang-undang AS mungkin memaksanya untuk membatasi bantuan militer ke Israel jika lebih banyak bantuan tidak diizinkan masuk.
Menurut Direktur RS Kamal Adwan, Hossam Abu Safiya, serangan Senin malam itu menghantam sebuah rumah tempat beberapa keluarga terlantar yang kelaparan dan berlindung di kota Beit Lahiya, dekat perbatasan dengan Israel.
Dalih militer Israel selalu menyatakan bahwa mereka menargetkan fasilitas penyimpanan senjata tempat militan beroperasi. Tetapi tidak pernah anak bukti.
Pasukan Israel juga selalu berbohong dengan mengatakan sejumlah langkah telah diambil untuk mengurangi risiko membahayakan warga sipil.
Namun nyatanya mereka selalu membunuh warga sipil yang tidak berdosa, bahkan mereka yang sedang kelaparan, seperti nasib 20 warga Palestina yang sebagian besar wanita dan anak-anak di Gaza utara itu yang dibunuh tentara Israel saat mereka tidak makan berhari-hari.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 55 orang meninggal dunia dan 192 orang lainnya terluka di seluruh Gaza dalam 24 jam terakhir.
Membunuh Warga Lebanon
Sementara itu, tentara Israel juga membunuh 20 orang warga sipil kota Barja, selatan Beirut, Lebanon
Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan pada hari Selasa, bahwa setidaknya 20 orang meninggal dunia dalam serangan Israel yang menargetkan sebuah bangunan di kota pesisir Barja, yang terletak lebih dari 20 kilometer selatan Beirut.
Kementerian tersebut menyatakan. bahwa "jumlah korban belum final dari serangan Israel terhadap sebuah menara di distrik Chouf di Kegubernuran Gunung Lebanon meningkat menjadi 20 orang yang mati syahid dan 14 orang terluka."
Ditambahkan, operasi penyelamatan dan pemindahan puing-puing masih terus berlanjut.
Awalnya Kementerian mengumumkan bahwa penggerebekan di Burja itu menyebabkan 15 orang meninggal dunia dan lainnya cedera, sebelum diketahui bahwa jumlahnya ternyata bertambah.
Asap terus mengepul dari gedung pada Selasa malam di lokasi pemboman. Sementara, menurut saksi mata banyak keluarga meninggalkan lokasi.
Ini adalah serangan kedua Israel pada Selasa yang menargetkan wilayah di luar benteng tradisional Hizbullah, yang menjadi sasaran Israel sejak 23 September lalu.
Sebelumnya, sebuah serangan Israel menargetkan bangunan perumahan lain di kota Jiyeh, dekat Barja, menyebabkan satu orang meninggal dunia.
Sejak tanggal 23 September, Israel telah memperluas wilayah perangnya terhadap Lebanon hingga mencakup sebagian besar wilayah, termasuk ibu kota, Beirut, melalui serangan udara.
Israel juga memulai invasi darat di wilayah selatan, sementara negosiasi belum menghasilkan gencatan senjata.
Eskalasi Israel menyebabkan kematian dan cedera pada ribuan warga Lebanon, serta memaksa lebih dari satu juta orang meninggalkan rumah. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kelaparan, Warga Palestina Dibunuh Tentara Israel
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |