TIMES JATIM, BONDOWOSO – Bondowoso terus menunjukkan dalam mendukung program makan bergizi gratis (MBG). Hal ini diwujudkan melalui pembentukan sekitar 70 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai kecamatan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso, Fathur Rozi, membuka langsung salah satu SPPG mandiri di Kecamatan Jambesari DS, Kamis (17/7/2025).
Menurutnya, MBG merupakan langkah strategis menuju masa depan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.
Dia mengungkapkan, SPPG merupakan unit pelayanan gizi untuk anak-anak dan masyarakat.
“Tujuannya jelas, yaitu memastikan kecukupan gizi anak-anak kita agar mereka tumbuh dan berkembang secara optimal,” Kamis (17/7/2025).
Mantan Kepala DPMD Probolinggo itu mengungkapkan, pembangunan berkelanjutan di Indonesia, khususnya di Bondowoso, sangat bergantung pada kualitas generasi muda.
Menurutnya, prevalensi stunting di Bondowoso masih cukup tinggi, yakni mencapai 11,2 persen. Ia berharap, kehadiran SPPG dapat menjadi jawaban atas permasalahan tersebut.
“Dengan hadirnya SPPG, kita menyambut Indonesia Emas 2045 dengan lebih optimis. Ini bukan hanya soal peluncuran program, tapi tentang menentukan masa depan bangsa kita,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan melalui SPPG akan memberikan dampak jangka panjang.
Anak-anak sekolah dasar dan menengah yang saat ini menerima asupan bergizi, dalam 20 tahun mendatang akan memasuki usia produktif, dan menjadi bagian dari bonus demografi yang sangat berharga bagi Indonesia.
“Kalau anak usia 7 tahun hari ini, 20 tahun lagi dia akan berusia 27. Ini usia produktif. Maka, gizi yang cukup hari ini akan menjadi kekuatan pembangunan di masa depan,” paparnya.
Selain manfaat gizi, program ini juga dinilai mampu menggerakkan ekonomi lokal. Satu unit SPPG ditargetkan dapat melayani minimal 3.000 anak, yang berarti ribuan porsi makanan setiap harinya. Dengan bahan baku seperti beras dan sayuran yang berasal dari petani lokal, perputaran ekonomi di desa akan meningkat signifikan.
“Ini simbiosis mutualisme. Anak-anak sehat, petani sejahtera. Belum lagi jika program ini dikaitkan dengan koperasi desa atau kelurahan Merah Putih, dampaknya akan semakin luas,” papar Fathur Rozi.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari camat hingga tokoh agama, untuk mendukung program ini secara bersama-sama.
“Program ini bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita. Apa yang kita lakukan hari ini, insya Allah menjadi amal jariah untuk bangsa dan negeri ini,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |