TIMES JATIM, GRESIK – Target tinggi yang dicanangkan pemerintah daerah tak sebanding. Apalagi, pos anggaran yang digelontorkan ke Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI Gresik terus menurun.

Ketua KONI Gresik, dr Anis Ambiyo Putri mengatakan jika tahun ini dia mendapatkan alokasi senilai Rp5 Miliar. Anggaran tersebut dinilai sangat minim bila dibandingkan daerah tetangga.

“Anggaran kami tahun ini termasuk kecil dibandingkan kota-kota sekitar, padahal target kita cukup tinggi, di Porprov saja kami ditarget tiga besar, ya nggak mungkin bisa," katanya, Senin (28/10/2024).

Meski anggaran minim, cabang olahraga dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan hingga saat ini sekitar 50 cabor lebih.

“Dengan jumlah cabor yang begitu banyak, namun anggarannya sangat minim. Jadi kami berharap ke depan anggaran dari pemerintah bisa ditingkatkan,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Sekretaris KONI Gresik Imam Junaidi menyatakan jika anggaran APBD ke KONI Gresik diproyeksikan turun.

“Dari pengajuan anggaran kami Rp12 Miliar ternyata hanya disetujui Rp2 Miliar,” tandasnya.

Di tengah minimnya anggaran, pria yang akrab disapa Juned ini terus berupaya melakukan kolaborasi dengan stakeholder terkait, utamanya perusahaan.

Selain perusahaan, KONI juga menggandeng sekolah untuk menjadi bapak asuh pengembangan cabang olahraga.

“Misal Smelting itu fokus ke atlet dan pemberdayaan atlet panjat tebing, petro dengan beberapa cabor, dan sekolah-sekolah yang memberikan beasiswa bagi atlet berprestasi," ungkapnya.

Juned menyampaikan, saat ini atlet memang tersentral dari anak-anak wilayah perkotaan, hal ini karena infrastruktur olahraga yang belum merata.

"Namun di wilayah selatan mulai banyak atlet dari sana," terang Sekum KONI Gresik. (*)