https://jatim.times.co.id/
Berita

Sadikin Pard, Pelukis Disabilitas Asal Malang yang Mendunia

Sabtu, 07 September 2024 - 11:47
Sadikin Pard, Pelukis Disabilitas Asal Malang yang Mendunia Sadikin Pard saat membuat sebuah lukisan di Gallery rumahnya. (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – 'Kegagalan adalah pengalaman yang luar biasa'. Itulah yang diucapkan Sadikin untuk mengenang masa perjuangannya. Sebelum akhirnya kini dia jadi seorang pelukis mentereng dari kalangan disabilitas, yang karyanya telah dikenal di kancah internasional.

Sadikin Pard, seorang pelukis asal Kota Malang, merupakan sosok inspiratif yang membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi halangan untuk berkarya.

Lahir tanpa kedua tangan, tak pernah membuat dia sebagai orang yang benar-benar kurang. Pahit manisnya hidup yang dia jalani malah menjadikan dia sebagai orang yang besar; besar jiwanya, besar pemikirannya.

Minat pria pemilik Sadikin Pard Gallery yang ada di Jalan Selat Sunda Raya Kota Malang itu dalam dunia seni lukis memang sudah tumbuh sejak usia dini. Tepatnya ketika dia berada di bangku TK.

Dia sudah merasa bahwa kegemarannya adalah menggambar. Namun, cara yang dia lakukan tidak seperti anak-anak lain, Sadikin menggunakan mulut atau kakinya untuk menggambar.

Saat memasuki bangku SMP, Sadikin sempat mengikuti kursus melukis. Namun hal itu tak berjalan lama. Dia lebih memilih untuk belajar secara otodidak.

Keseriusan suami Tini ini dalam dunia seni lukis mulai menemukan jalanya ketika dia mengambil pendidikan tinggi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dia mulai banyak mengikuti pameran hingga lomba pada waktu itu.

Saat masih kuliah juga, Sadikin mendapatkan kesempatan emas untuk bergabung dengan Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA), sebuah organisasi internasional berbasis di Swiss, yang mewadahi seniman-seniman disabilitas yang melukis menggunakan mulut atau kaki.

AMFPA memberikan Sadikin akses untuk memperkenalkan karyanya kepada audiens yang lebih luas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di panggung seni dunia. Keanggotaannya dalam organisasi tersebut bukan hanya pengakuan atas bakat dan kerja kerasnya, tetapi juga simbol kebanggaan yang tak terlukiskan.

Melalui AMFPA, Sadikin berpartisipasi dalam berbagai pameran internasional, memamerkan karyanya di berbagai negara di Asia hingga Eropa. Karyanya mulai dikenal oleh kolektor dan pengamat seni di seluruh dunia, membawa pesan bahwa keterbatasan fisik tidak seharusnya menjadi batasan dalam berkarya.

Keterlibatan bapak 2 anak bernama Al rona setiawan dan Almedo Pard itu dalam organisasi internasional tidak hanya memberi Sadikin peluang untuk memamerkan karyanya, tetapi juga memperkuat jati dirinya sebagai seniman yang menghancurkan stereotip tentang disabilitas.

Di Indonesia sendiri, hanya ada sembilan seniman yang menjadi anggota AMFPA, dan Sadikin adalah salah satu dari empat orang yang berhasil mencapai status associate member, sebuah prestasi luar biasa. Menjadi bagian dari AMFPA memberinya kebanggaan tersendiri, karena ia merasa karyanya diakui berdasarkan kualitas dan nilai seni, bukan karena belas kasihan atau empati terhadap kondisinya.

Pengakuan dari Tokoh Nasional dan Internasional

Keberhasilan Sadikin tidak hanya diakui oleh dunia internasional. Di Indonesia, ia juga mendapatkan perhatian dari banyak tokoh nasional. Foto-foto yang terpajang di galeri rumahnya di Jalan Selat Sunda Raya, Malang, menjadi saksi bisu dari pertemuan Sadikin dengan berbagai tokoh ternama, termasuk mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Pengakuan dari tokoh-tokoh tersebut menjadi bukti bahwa karya Sadikin tidak hanya dihargai karena asal-usulnya, tetapi juga karena pesan dan estetika yang ia tuangkan dalam setiap lukisannya.

Sadikin kerap diundang untuk melukis dalam berbagai acara, baik di dalam maupun luar negeri. Undangan tersebut sering kali datang dari berbagai negara, yang membuatnya semakin dikenal sebagai salah satu pelukis disabilitas berbakat. Perjalanan hidupnya dari Malang ke panggung seni dunia tidak hanya memberikan inspirasi bagi komunitas disabilitas, tetapi juga bagi masyarakat umum yang melihat bahwa semangat dan kerja keras bisa mengalahkan segala keterbatasan.

Sadikin Perjuangan Kesetaraan Disabilitas

Sebagai seorang seniman, Sadikin memiliki prinsip kuat yang ia pegang teguh, yaitu kesetaraan dalam penilaian karya. Ia tidak ingin karyanya dipandang baik hanya karena empati terhadap kondisinya sebagai penyandang disabilitas. Sebaliknya, Sadikin bertekad bahwa karyanya harus dinilai berdasarkan kualitas dan kreativitasnya.

Dia selalu mengingatkan bahwa seorang disabilitas harus dinilai sama seperti orang lain, terutama dalam dunia seni, di mana ekspresi dan keindahan adalah aspek utama yang harus diperhitungkan.

Dalam perjalanan kariernya, Sadikin telah berpartisipasi dalam berbagai kompetisi seni. Namun, ia selalu menolak apabila penilaian terhadap karyanya didasari atas belas kasihan.

Bagi Sadikin, karya seni adalah hasil dari dedikasi dan pemikiran mendalam, dan ia berharap masyarakat dapat memandang seniman disabilitas dengan cara yang sama seperti mereka memandang seniman lainnya. Dengan prinsip tersebut, ia terus memperjuangkan kesetaraan, tidak hanya dalam seni tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Perjalanan Hidup di Dunia Usaha dan Seni

Sebelum sepenuhnya berfokus pada seni lukis, Sadikin pernah mencoba berbagai pekerjaan formal. Ia pernah bekerja sebagai seorang marketing di sebuah perusahaan dan bahkan sempat menjalankan usaha sendiri. Pada puncak kesuksesannya, ia berhasil membangun bisnis yang sukses dengan omzet mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Usaha tersebut bahkan mempekerjakan lebih dari 20 orang karyawan.

Namun, perjalanan bisnis Sadikin tidak selalu berjalan mulus. Karena suatu hal, usahanya harus disudahi. Bahkan dia harus menjual sebagian besar asetnya untuk melunasi hutang-hutang yang menumpuk. Pengalaman pahit tersebut tidak membuatnya menyerah. Sebaliknya, kegagalan tersebut justru menjadi pelajaran berharga yang mengajarkan Sadikin tentang ketekunan dan kebesaran jiwa.

Baginya, setiap kegagalan adalah proses pembelajaran yang memperkuat karakter dan membentuknya menjadi pribadi yang lebih tangguh.

Kini, Sadikin memutuskan untuk sepenuhnya berkonsentrasi pada dunia seni. Dengan pengalaman bisnis yang ia miliki, ia mampu memasarkan karyanya dengan efektif, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Salah satu karyanya bahkan terjual dengan harga fantastis, mencapai Rp 800 juta kepada seorang kolektor seni dari luar negeri.

Meski begitu, Sadikin tetap rendah hati dan sering memberikan karyanya dengan harga terjangkau atau bahkan cuma-cuma, tergantung pada kondisi dan kemampuan pembeli.

Melukis, bagi Sadikin, bukan hanya sebuah seni dan alat untuk mencari penghidupan, tetapi juga sebagai bahan refreshing dan terapi. Melukis sebagai terapi ini sudah dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Salah satunya oleh salah satu murid privat melukis Sadikin sendiri.

Sebelum belajar melukis, anak yang tergolong berkebutuhan khusus dalam hal mental ini sering marah-marah apabila suasana hatinya sedang tak baik. Namun sejak belajar melukis, dia menjadi lebih stabil. "Bahkan dia pernah menghancurkan pintu. Itu terjadi dua kali. Sekarang dia sudah menjadi pribadi yang jauh lebih stabil," kata dia.

Mengubah Pandangan tentang Seni sebagai Profesi

Sadikin juga memiliki pandangan yang tegas bahwa seni bisa menjadi profesi yang menguntungkan, asalkan dikelola dengan baik. Ia berpendapat bahwa seniman harus bisa berkolaborasi dengan klien dan memenuhi permintaan pasar, tanpa mengorbankan esensi dari seni itu sendiri.

Menurutnya, seni bukan hanya untuk dinikmati secara estetika, tetapi juga bisa menjadi sumber penghasilan yang stabil jika dilakukan dengan strategi yang tepat. Dengan semangat tersebut, Sadikin terus berkarya, memberikan inspirasi, dan menegaskan bahwa seni dan disabilitas tidak pernah saling meniadakan. Sebaliknya, mereka bisa berjalan beriringan, menciptakan keindahan yang tidak hanya terlihat, tetapi juga terasa. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.