TIMES JATIM, JAKARTA – Calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, kembali menciptakan kontroversi dengan serangannya terhadap penyanyi pop terkenal Taylor Swift. Pada Minggu (15/9/2024), Trump secara terang-terangan menyatakan kebenciannya terhadap Swift melalui unggahan di akun Truth Social miliknya.

Serangan ini muncul setelah Swift mengungkapkan dukungannya kepada Wakil Presiden Kamala Harris, yang juga menjadi saingan Trump dalam pemilihan presiden 2024.

Dukungan Taylor Swift untuk Kamala Harris

Swift, yang memiliki 284 juta pengikut di Instagram, mengumumkan secara publik bahwa ia mendukung Kamala Harris. Ia menyebutnya sebagai sosok yang memperjuangkan hak-hak yang penting bagi Amerika Serikat. Swift menekankan bahwa Harris adalah pejuang yang dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan negara.

Unggahan tersebut mendapatkan lebih dari 9 juta "like," yang memicu spekulasi bahwa dukungan ini dapat memberikan pengaruh signifikan bagi kampanye Partai Demokrat dalam pemilihan mendatang.

Serangan Trump di Media Sosial

Tak lama setelah pengumuman Swift, Trump menanggapi dengan pernyataan keras di platform Truth Social. Ia menulis dengan huruf kapital: "SAYA BENCI TAYLOR SWIFT!".

Sebelumnya, Trump mengaku dirinya bukan penggemar Taylor Swift. Namun serangan kali ini lebih tajam setelah jajak pendapat menunjukkan Kamala Harris unggul atas dirinya dalam pemilihan presiden yang semakin ketat.

Setelah serangan tersebut, pendukung Trump dan Swift mulai saling berdebat di media sosial. Beberapa pendukung Trump menyerang Swift dan Partai Demokrat, sementara penggemar Swift, yang dikenal sebagai "Swifties," mulai merespons dengan pernyataan "SAYA MENCINTAI TAYLOR SWIFT."

Tim Walz, calon wakil presiden dari Demokrat, juga ikut terlibat dengan menulis di platform X: "Swifties: Dengan bantuan Anda, kita akan mengalahkan manusia terkecil yang pernah hidup". Ciutan ini menambah panas persaingan politik antara Trump dan Harris.

Untuk diketahui, ketegangan Trump dan Swift sudah berlangsung bertahun-tahun. Pada 2018, setelah Swift mendukung kandidat Demokrat dalam pemilihan umum, Trump sempat berkomentar bahwa kecintaannya terhadap musik Swift menurun sekitar 25 persen. Serangan terbaru ini hanya menambah panjang sejarah perseteruan antara dua tokoh publik tersebut. (*)