https://jatim.times.co.id/
Berita

Akademisi Undar Sebut Rekam Jejak 5 Tahun Petahana Jadi Alasan Masyarakat Beralih di Pilkada Jombang

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 17:39
Akademisi Undar Sebut Rekam Jejak 5 Tahun Petahana Jadi Alasan Masyarakat Beralih di Pilkada Jombang Kedua Paslon peserta Pilkada Jombang Mundjidah Wahab - Sumrambah (Putih) dan Warsubi-KH. Salmanuddin Yazid (Biru Langit) saat debat perdana di Hotel Yusro Jombang, Sabtu (19/10/2024) lalu. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, JOMBANG – Akademisi dari Universitas Darul ‘Ulum Jombang yang juga kandidat doktor dari UIN Sunan Ampel Surabaya, Farhad Muhammad, MPd, mengemukakan pandangan kritis terkait dinamika Pemilihan Kepala Daerah Jombang (Pilkada Jombang) pasca debat perdana yang digelar pada Sabtu (19/10/2024) lalu.

Dari pandangannya, Farhad menilai kedua pasangan calon (Paslon) baik nomor urut 1 Mundjidah Wahab - Sumrambah (MuRah) dan Warsubi - KH. Salmanuddin Yazid atau Gus Salman (WarSa) sudah menunjukkan peforma terbaiknya.

Namun, pria yang akrab disapa Farhad menyayangkan adanya kampanye hitam atau saling menjelekan antar paslon di media sosial. Menurutnya, itu bukan menunjukkan jiwa kesatria bagi calon pemimpin di Kota Santri.

“Keduanya sudah menyampaikan program masing-masing dengan baik sesuai kapasitas masing-masing. Tapi pasca debat muncul black campaign bersliweran di medsos. Tentu ini bukan suguhan yang baik untuk masyarakat,” katanya, Sabtu (26/10/2024).

Kemunculan kampanye hitam tidak akan menjatuhkan salah satu paslon melainkan hanya akan menambah catatan buruk dalam demokrasi di Jombang.

Menurut analisisnya, kampanye hitam yang ditunjukkan oleh tim petahana dengan menjatuhkan lawannya merupakan bentuk kegelisahan dan kepanikan atas hasil survey elektabilitas paslon. Padahal, petahana mempunyai poin plus pernah menjabat 1 periode. Harusnya, fokus pada kampanye akan keberhasilan program selama masa jabatannya.

“Munculnya kampanye hitam menunjukan kegelisahan dan kepanikan dari kubu petahana yang tidak yakin atas pencapaiannya selama ini,” ucapnya.

Menurut Farhad, jika petahana tumbang, bukan karena kurangnya modal atau dana kampanye, melainkan disebabkan oleh rekam jejak kepemimpinan yang kurang dirasa memuaskan oleh Masyarakat selama lima tahun kepemimpinannya.

“Modal bukanlah faktor utama yang akan menentukan kemenangan atau kekalahan petahana dalam Pilkada ini. Justru, yang akan lebih berpengaruh adalah bagaimana masyarakat melihat rekam jejak kepemimpinan mereka selama lima tahun terakhir,” ungkapnya.

Masyarakat Makin Cerdas dalam Memilih

Farhad menekankan bahwa masyarakat Jombang kini semakin cerdas dalam menentukan pilihan politiknya. Menurutnya, faktor uang bukan lagi menjadi penentu utama, melainkan hasil nyata dari kebijakan yang telah dilaksanakan oleh petahana selama menjabat.

“Selama lima tahun terakhir, masyarakat bisa menilai sendiri bagaimana kinerja petahana dalam menyelesaikan berbagai masalah di Jombang, seperti infrastruktur, layanan publik, hingga kesejahteraan sosial. Jika hasilnya tidak sesuai harapan, wajar jika masyarakat akan mencari alternatif pemimpin yang lebih baik,” lanjutnya.

Akademisi Undar ini juga menyoroti sejumlah masalah yang belum terselesaikan selama kepemimpinan petahana, seperti penanganan kemiskinan, pengangguran, serta pembangunan infrastruktur yang tidak merata di daerah pedesaan. Farhad menilai, jika isu-isu ini terus menjadi perhatian utama masyarakat, maka petahana akan kesulitan meraih dukungan mayoritas dalam Pilkada tahun ini.

“Masyarakat Jombang tidak lagi tertarik pada janji-janji politik yang manis. Mereka ingin bukti nyata, dan jika dalam lima tahun terakhir tidak ada perubahan signifikan, maka wajar jika petahana akan menghadapi tantangan berat dalam mempertahankan kursinya,” tegasnya.

Paslon Penantang Demam Panggung 

Di sisi lain, Farhad juga menyebut bahwa calon-calon penantang memiliki peluang besar untuk merebut hati masyarakat jika mereka mampu menawarkan program yang jelas, realistis, dan berpihak pada kepentingan rakyat.

“Jika petahana tidak mampu membuktikan kinerja yang memuaskan, penantang yang memiliki visi jelas dan program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama di sektor ekonomi dan kesejahteraan, bisa mendapatkan dukungan luas,” tandasnya.

Namun, pada debat perdana lalu. Terlihat Paslon Penantang Warsubi-Salman (WarSa) masih terlihat demam panggung. Public Speaking yang kurang menguasai materi sehingga program yang ingin disampaikan belum secara maksimal bisa dicerna oleh masyarakat.

“Bisa dimaklumi, Paslon Penantang (Warsubi-Salman) latar belakangnya pengusaha yang lebih mengedepankan teknis dibanding public speaking. Masih perlu belajar menyampaikan dimuka umum agar tidak demam panggung,” ucapnya.

Dengan semakin dekatnya Pilkada Jombang, Farhad menyarankan para calon kepala daerah untuk lebih fokus pada penyampaian program-program yang konkret dan solutif, bukan sekadar mengandalkan kekuatan modal. 

"Masyarakat saat ini ingin perubahan nyata, bukan janji semata. Jika tidak mampu memberikan itu, petahana mungkin harus bersiap menghadapi kekalahan dan harus rela memberikan kekuasaan kepada pemimpin baru," pungkasnya. (*)

Pewarta : Rohmadi
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.