https://jatim.times.co.id/
Berita

Rekam Jejak Baik, Pasangan Dhito-Dewi Dinilai akan Lebih Baik di Periode Kedua

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 16:08
Rekam Jejak Baik, Pasangan Dhito-Dewi Dinilai akan Lebih Baik di Periode Kedua Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (kanan) dalam sebuah kesempatan menyapa masyarakat Kabupaten Kediri (Foto: dok )

TIMES JATIM, KEDIRI – Pasangan calon bupati - wakil bupati Kediri pada Pilkada Kabupaten Kediri 2024, Hanindhito Himawan Pramana - Dewi Mariya Ulfa (Dhito-Dewi) memiliki rekam jejak yang baik terhadap pengembangan di sektor pendidikan. 

Salah satunya melalui insentif bagi guru pendidikan non formal, termasuk di dalamnya guru sekolah minggu. Insentif tersebut sangat membantu guru pendidikan non formal untuk meningkatkan kualitas belajar.

Salah satu guru sekolah minggu, Teguh Sumadiono menuturkan insentif tersebut menjadi apresiasi terhadap mereka yang berperan dan mengabdi sebagai guru sekolah minggu. Ia berharap kedepan insentif bagi guru sekolah minggu tetap dipertahankan. 

Hal senada juga diungkapkan Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Kabupaten Kediri Yeremia Puryanto. Menurutnya,  program Dhito-Dewi dalam memperhatikan kesejahteraan guru pendidikan non formal menjadi kesan terbaik. 

“3,5 tahun ini kita merasakan sesuatu yang berbeda dengan lainnya. Di sektor pendidikan utamanya insentif guru sekolah minggu, semua telah dicover pemerintah,” tuturnya, Sabtu (12/10/2024)

Rekam jejak itulah yang membuat Bamag Kabupaten Kediri turut mendukung pasangan Dhito-Dewi dalam Pilbup Kediri 2024. Dukungan itu merupakan apresiasi Bamag atas kinerja pasangan calon Dhito-Dewi di periode pertama.  

Yeremia meyakini apabila pasangan Dhito-Dewi kembali terpilih di periode 2024-2029, maka program pembangunan di Kabupaten Kediri akan semakin berkembang. “Tentunya 5 tahun ke depan Mas Dhito akan melakukan hal yang lebih baik lagi,” tambahnya. 

Terkait hal tersebut, Mas Dhito, sapaan akrab Hanindhito Himawan Pramana, berjanji akan melanjutkan program yang selama ini telah dijalankan. Pria 32 tahun itu menuturkan program insentif bagi guru pendidikan non formal menjadi upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Mas Dhito memahami betul makna dari program insentif. Terlebih apabila program tersebut tidak direalisasikan. “Bagaimana nantinya nasib umat kristiani, hindu, muslim, dan umat agama yang diakui di negara ini kalau sampai tidak ada guru agama yang mengajar,” tegas Mas Dhito.

Bertekad Bawa Gunung Kelud Kembali Berjaya 

Tidak hanya dalam bidang pendidikan, Mas Dhito juga memberikan perhatian khusus pada sektor pariwisata. Hal itu disampaikan Mas Dhito saat merespon keluhan warga khususnya sekitar lereng Gunung Kelud. 

Sularmi, salah satu warga dari Desa Sugihwaras menuturkan kondisi pariwisata Gunung Kelud belakangan menurun. Ia menceritakan, dulu  saat malam tahun baru arus lalu lintas ke Gunung Kelud sampai macet karena banyak wisatawan, namun beberapa tahun terakhir terlihat sepi. 

Dari kondisi itu, pihaknya pun mengusulkan   saat pergantian tahun, Pemerintah Kabupaten Kediri dapat membuat acara seperti pesta kembang api di Gunung Kelud. Termasuk kegiatan pentas kesenian tradisional maupun bazar bagi pelaku UMKM. 

"Jika saya masih diberi mandat untuk melayani, ini bukan janji politik tapi sudah saya rencanakan sejak tahun 2023. Target saya 2025/2026 Gunung Kelud akan kembali ke masa kejayaannya, " tegas Mas Dhito. 

Siapkan Program Trade In Untuk Peternak 

Sementara itu polemik terkait pemakaian gas elpiji 3 kg di kalangan peternak juga turut menjadi perhatian Mas Dhito. Para peternak sebenarnya tidak termasuk dalam kategori pengguna gas bersubsidi sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No. 37.K/MG.01/MEM.M/2023. 

Namun para peternak membutuhkan stok tabung gas elpiji 3 kg tersebut untuk menghangatkan unggasnya di malam hari. Jika menggunakan gas non subsidi, para peternak khawatir perbandingan antara modal usaha dengan harga jual yang tidak seimbang, sehingga mengakibatkan usaha gulung tikar. 

“Kendalanya di tabung gas. Kalau saya disuruh pakai non subsidi jelas bangkrut. Maka bagaimana solusinya agar pedagang bisa melanjutkan usaha?,” tanya Usman, salah satu peternak. 

Menjawab pertanyaan Usman, Mas Dhito menyebut bakal memberlakukan skema trade in bagi kalangan peternak. Dijelaskan, program trade in tersebut akan diterapkan melalui tabung gas 3 kg yang akan ditukar secara gratis menjadi tabung gas 5 kg.

Selain itu, pihaknya juga telah merumuskan berbagai strategi untuk mengatasi persoalan tersebut. Termasuk mengatur ulang sistem penggunaan tabung gas melon di sektor pertanian dan menata sistem penyaluran gas elpiji dari agen ke pangkalan.“Jadi kita atur ritmenya,” tegas calon bupati petahana tersebut. (*)

Pewarta : Yobby Lonard Antama Putra
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.