TIMES JATIM, SURABAYA – Suasana Pengadilan Negeri atau PN Surabaya berbeda dengan hari sebelumnya, hari ini terlihat lengang. Aktvitas peradilan hampir tidak terlihat seperti biasanya. Kondisi ini dikarenakan para hakim mengikuti Aksi Solidaritas Hakim yang menuntut kesejahteraan. 

Cuti bersama dimanfaatkan para hakim dengan tidak mengisi persidangan. Hal ini berkaitan dengan Aksi Solidaritas Hakim se-Indonesia, Senin (7/10/2024).  Dengan adanya aksi ini, secara otomatis banyak persidangan yang tertunda. 

“Layanan persidangan ada yang ditunda ada yang masih berjalan. Penundaan persidangan ini tidak lain karena para hakim mengikuti aksi solidaritas selama 7 – 11 Oktober 2024 sesuai anjuran Mahkamah Agung,” ujar Alex Adam Humas PN Surabaya saat ditemui di ruangannya. 

Ada tiga pilihan yang diikuti para hakim. Yang pertama cuti persidangan, kedua penundaan persidangan dan ketiga mengikuti aksi solidaritas yang di Jakarta.

Alex mengatakan, meski sifat cuti ini tidak mutlak. Jadi hakim bebas memilih ingin cuti ikut mengikuti aksi atau tetap melaksanakan persidangan. 

Karena ada persidangan yang tidak bisa ditinggalkan, misalnya masa tahanan yang sudah habis. Sehingga persidangan harus dilaksanakan. Persidangan dengan gugatan sederhana bisa ditunda. 

“Terhadap pelayanan persidangan tetap berjalan. Sedangkan sifatnya gugatan sederhana , pra peradilan atau sidang yang sudah terjadwal sebelumnya bisa ditunda,” katanya.  

Alex menambahkan total anggota Hakim PN Surabaya ada 50 -70. Sebagian besar para hakim ini mengikuti aksi solidaritas yang ada di Jakarta. Selebihnya melanjutkan persidangan. Namun Aksi solidaritas ini tidak dilakukan dengan unjuk rasa  seperti aksi pada umumnya. (*)