TIMES JATIM, JAKARTA – Pengamat intelijen dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro mengatakan, sebagai simbol pemimpin Katolik dunia, kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah sebuah bentuk penghormatan kepada umat Kristiani dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Diketahui, Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia mulai tanggal 3-5 September 2024. Ia akan melakukan serangkaian acara di Tanah Air diberbagai tempat yang berbeda.

"Bahwa negeri ini dihuni oleh bangsa yang mampu hidup damai dan berdampingan antara pemeluk agama," kata pria yang biasa disapa Simon ini saat diwawancarai TIMES Indonesia, Selasa (3/9/2024).

Ia juga melihat persiapan TNI-Polri sangat serius, matang dan sistematis. Menurutnya, kekhawatiran-kekhawatiran tentu ada di tengah eskalasi perang global yang terus meningkat. 

"Misalnya sentimen agama yang menguat sebagai dampak dari perang Israel-Palestina serta sejumlah gejolak serangan terorisme dalam dekade terakhir," jelasnya.

Secara pengamanan kegiatan, Simon juga melihat tidak ada masalah. "Saya yakin TNI-Polri sudah mempersiapkannya. Badan intelijen saya kira juga telah mendeteksi dan memitigasi ancaman yang mungkin timbul pada kegiatan tersebut," katanya.

Justru, lanjut dia, yang dikhawatirkan adalah serangan-serangan siber dalam bentuk pembangunan framing negatif terhadap kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia ini. 

"Tujuannya tidak lain adalah disintegrasi sosial. Mencoba membentur-benturkan antar elemen bangsa dengan menggunakan kegiatan Paus di Indonesia sebagai konten," katanya.

Oleh karenanya, dampak di media sosial inilah yang perlu diantisipasi oleh pasukan siber TNI-Polri. 

"Setiap momentum adalah kesempatan yang digunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk tujuan distegrasi bangsa," ujarnya. (*)