TIMES JATIM, MALANG – Empat Mahasiswa Universitas Brawijaya berhasil mengharumkan nama almamater dan negara di kancah internasional. Mereka berhasil terpilih untuk mengikuti kegiatan Lyon Model United Nations (LYONMUN) edisi ke-11 yang diselenggarakan di Lyon, Prancis, pada pertengahan bulan Juni 2024.
Empat mahasiswa tersebut adalah Muhammad Rafi Arkansyah dan Aliya Muzayyanatul Husna dari Fakultas Teknik, Nabila Putri Manda (Fakultas Hukum), dan Putri Alyaa Safira (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
LYONMUN adalah ajang bergengsi yang mensimulasikan sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Acara ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai negara yang berkumpul untuk mendiskusikan isu-isu global dan mencari solusi melalui debat yang konstruktif dan diplomatis.
Kedua mahasiswa FT UB ini merupakan delegasi pertama dari Universitas Brawijaya, sekaligus perwakilan pertama dari Indonesia. Rafi dan Aliya terbagi mengikuti dua council, dimana Rafi terpilih untuk mengikuti council INTERPOL (International Criminal Police Organization) dan berhasil melangsungkan sidang bersama delegasi-delegasi lain dari seluruh dunia.
Council INTERPOL mengusung dua topik, yaitu Combating Child Trafficking International Networks dan Leveraging The International Police Training System with Capacity Building Projects.
Rafi menyebit, dua topik tersebut sangat relevan di zaman sekarang. Sehingga dia merasa bahwa ini adalah kesempatan emas untuk memaparkan solusi yang dapat didengar oleh delegasi lain dan diadopsi dalam resolusi. Solusi yang dia paparkan meliputi pengadaan spesialisasi hukum yang dilengkapi dengan cutting-edge technology untuk melaksanakan investigasi intensif pada kasus child trafficking.
"Selain itu, saya juga menawarkan solusi untuk mengaplikasikan shared database sebagai bentuk pemanfaatan sistem training polisi internasional yang berbasis capacity building,” terang Rafi
Sementara itu Aliya terpilih untuk mengikuti council WHO atau World Health Organization untuk menyelesaikan masalah yang juga sangat relevan dengan beberapa peristiwa terakhir yang ada di dunia.
Aliya mendapatkan 2 topik permasalahan yang harus diselesaikan, pertama Accommodating Healthcare Systems with Emergency Responses in Times of Conflict dan Highlighting the Mental Distress Problems of Individuals Living with Disabilities in International Public Policie.
“Hal yang saya bahas di sini untuk topik pertama mengangkat keadaan di beberapa negara yang sedang mengalami konflik, salah satunya Palestina, yang membuat kami juga bisa menyuarakan solusi kami terkait hal ini," ucapnya.
Beberapa solusi yang dia tawarkan terkait penguatan infrastruktur fasilitas kesehatan serta dampak kesehatan bagi warga sipil yang harus didukung oleh seluruh negara di dunia. Sedangkan untuk topik kedua dengan tujuan membantu mental health bagi penyandang disabilitas, dia menawarkan beberapa solusi seperti pembangunan sistem inisiatif dan pendukung bagi penyandang disabilitas untuk membantu keadaan mereka sehari-hari ataupun membantu dalam Kesehatan mental mereka.
Selama berada di Prancis kedua delegasi ini juga banyak mendapatkan pujian dari peserta lainnya, karena berbusana batik. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi delegasi lainnya sehingga Rafi dan Aliya dapat memperkenalkan budaya asli bangsa ke mata dunia.
Selain itu, mereka juga mendapatkan sambutan hangat dari pihak KBRI melalui Luh Anik Mayani selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Paris. Dia berpesan kepada mereka sebagaimana mahasiswa Indonesia untuk terus berprestasi dan memperkenalkan Indonesia serta budaya Indonesia di kancah internasional.
Dengan partisipasi mereka di LYONMUN, harapannya dapat membawa pulang pengalaman berharga yang dapat dibagikan dengan rekan-rekan mereka di kampus. Mereka juga berharap dapat memperluas wawasan mereka tentang diplomasi internasional dan memperkuat kemampuan mereka dalam memecahkan masalah global. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Empat Mahasiswa UB Wakili Indonesia dalam LYONMUN ke-11 di Prancis
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Faizal R Arief |