https://jatim.times.co.id/
Ekonomi

Batik Kinnara Kinnari, Inovasi Kreatif Perempuan Buddhis Banyuwangi Curi Perhatian Pasar Nasional

Rabu, 26 Juni 2024 - 17:19
Batik Kinnara Kinnari, Inovasi Kreatif Perempuan Buddhis Banyuwangi Curi Perhatian Pasar Nasional Kunjungan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani di sela kegiatan Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa), ke industri batik

TIMES JATIM, BANYUWANGIBanyuwangi terus memperlihatkan perkembangan pesat di sektor industri kreatif, terutama pada industri batiknya. Kabupaten ini dikenal sebagai pusat inovasi batik dengan berbagai motif unik yang memadukan tradisi dan modernitas. Bahkan setiap desa di Banyuwangi memiliki industri batik yang aktif, menciptakan produk-produk yang sarat makna budaya dan filosofi, hingga menarik perhatian di tingkat lokal dan nasional.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah Batik Kinnara Kinnari, sebuah usaha batik yang menggabungkan motif tradisional Banyuwangi dengan filosofi ajaran Buddha. Terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, industri batik ini menjadi simbol harmoni dan kreativitas.

Batik Kinnara Kinnari diproduksi oleh ibu-ibu Buddhis yang tergabung dalam kelompok Panca Vihara. Indah Yuswaningtyas, salah satu penggagas, menceritakan bahwa usaha ini bermula dari pelatihan membatik di Vihara tempat mereka melakukan pujadharma.

"Awalnya kami mendapatkan pelatihan membatik di Vihara tempat kami melakukan pujadharma. Dari sana, kami tercetus ingin membuat usaha batik bersama," ujarnya saat dikunjungi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di sela kegiatan Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) pada Selasa, (26/06/2024).

Berdiri sejak tahun 2020, Batik Kinnara Kinnari telah melibatkan banyak perempuan Buddhis dari desa setempat. Nama Kinnara Kinnari diambil dari nama Dewa Dewi Keharmonisan, dengan harapan membawa berkah dan kebaikan bagi semua.

Usaha batik ini konsisten mengangkat corak-corak Buddhis seperti roda Dhamma, daun Bodhi, dan Teratai dalam setiap karyanya.

Selama tiga tahun berjalan, kelompok ini telah memproduksi sedikitnya 25 corak batik yang mengkombinasikan batik tradisional Banyuwangi dengan motif Buddhis. Produk mereka telah merambah pasar nasional melalui penjualan online, dengan harga per lembar kain batik dibanderol Rp135-150 ribu.

"Jika ditotal sudah ribuan yang terjual. Vihara-vihara dari seluruh Indonesia sudah pernah memesan batik Buddhis kami," ungkap Indah.

Bupati Ipuk Fiestiandani memberikan apresiasi tinggi kepada kelompok perempuan Buddhis tersebut. Menurutnya, usaha batik ini bukan hanya bentuk pelestarian budaya dan ajaran Buddha, tetapi juga menjadi instrumen pemberdayaan ekonomi bagi kaum perempuan.

"Ini salah satu upaya peningkatan kemandirian ekonomi. Ibu-ibu rumah tangga diberdayakan menjadi perajin batik sehingga memilki penghasilan untuk menambah pendapatan keluarganya," kata Ipuk.

Dalam kunjungannya, Bupati Ipuk juga menyerahkan surat rekomendasi untuk memfasilitasi pengurusan hak kekayaan intelektual (HKI) produk batik Kinnara Kinnari. Hal ini penting untuk memberikan perlindungan hukum atas karya mereka.

"HKI penting agar produk yang kita buat tidak diakui oleh pihak lain. Dengan HKI, daya saing dan jangkauan pasar juga lebih meningkat," tambah Ipuk.

Batik Kinnara Kinnari menjadi bukti bahwa warisan budaya dan kreativitas lokal dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan motif yang sarat makna dan filosofi, batik ini tidak hanya menjadi produk seni, tetapi juga simbol keberagaman dan keharmonisan di Banyuwangi. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.