https://jatim.times.co.id/
Berita

Kisah Anak Berkebutuhan Khusus di Banyuwangi yang Ditinggal Orang Tua

Kamis, 03 Oktober 2024 - 15:07
Kisah Anak Berkebutuhan Khusus di Banyuwangi yang Ditinggal Orang Tua Jacob Febranica, seorang anak berkebutuhan khusus yang mencari keberadaan orang tuanya (Foto: Ikromil Aufa/ TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Nasib malang menimpa anak berkebutuhan khusus di Banyuwangi, Jawa Timur, dimana seorang anak berkebutuhan khusus dititipkan di Pondok Pesantren lalu ditinggal oleh orang tuanya. Anak yang kini sudah berumur 16 tahun tersebut bernama Jacob Febranica atau biasa dipanggil Yakub.

Yakub, yang mengalami keterbatasan mental, telah ditinggalkan tanpa ada kabar lebih lanjut dari orang tuanya semenjak ia dititipkan di Pondok Pesantren (Ponpes) KH. A. Dahlan khusus untuk anak berkebutuhan khusus yang terletak di pusat kota tepatnya di Jalan Singosari No. 3B, Kelurahan Tamanbaru, Kecamatan Banyuwangi, Banyuwangi.

"Yakub saat itu dititipkan oleh orang tuanya masih berumur 12 tahun, ia memiliki keterbatasan pada sistem motoriknya yang lemah dan autis, " ungkap Atfal Fadloli pengasuh dan pendiri Ponpes KH. A. Dahlan, Kamis (03/10/2024).

Menurut Atfal, sapaan akrab Atfal Fadloli, ibu Yakub saat itu mengantar anaknya sendiri pada tahun 2020. Orang tua Yakub meninggalkan Fotocopy Kartu Keluarga (KK) sebagai identitas diri dan tiga nomor telepon sebagai penghubung komunikasi dengan pihak pondok.

Sebelumnya, pihak Ponpes sedikit bingung karena Yakub dan keluarganya beragama Kristen, sedangkan di Ponpes sudah jelas nantinya akan diajarkan pendidikan agama islam. Atas dasar itu, pihak Ponpes berdiskusi dengan orang tuanya mengenai agama Yakub.

“Setelah berbincang dengan orang tuanya, Yakub dipersilahkan untuk masuk islam,” katanya.

Setelah komunikasi yang singkat itu, orang tua yakub tidak dapat dihubungi kembali hingga saat ini. Dari tiga nomor telepon yang diberikan kepada pihak Ponpes hanya satu yang bisa dihubungi itu pun ternyata nomor teman dari ibu Yakub.

Atfal, mengungkapkan bahwa Yakub saat itu kondisinya memprihatinkan. Karena sistem motoriknya lemah, hanya sekedar membuka pintu saja Yakub kesusahan dan sulit untuk diajak bicara. Kini Yakub sudah bisa sedikit beraktifitas meskipun perlu pendampingan.

“Yakub di sini sudah 5 tahun, Alhamdulillah sekarang ia mulai aktif dan sudah banyak perubahan. Bahkan ia sering kabur dari Ponpes,” ujarnya.

Di sudut ruangan asrama, Yakub duduk bersimpuh merenung dan menangis rindu dengan orang tuanya. Air mata mengalir di pipinya, rasa rindu yang begitu mendalam terhadap orang tuanya membuat hatinya terasa sangat pilu.

“Yakub ini kalau bicara susah, tapi kalau sudah rindu orang tuanya ia menangis sambil memanggil manggil mama papanya,” cetusnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Banyuwangi, Henik Setyorini, menyatakan bahwa pihaknya akan segera meninjau ke Ponpes bertemu dengan pengasuh terkait kronologi dan cerita lebih jelasnya.

"Kita tunggu teman-teman dinsos untuk turun ke lapangan baru kita bisa memutuskan solusinya bagaimana," ujarnya. 

Derita Yakub menjadi pengingat bahwa perlindungan terhadap anak, terutama anak berkebutuhan khusus, harus menjadi prioritas. Masyarakat diharapkan lebih peka dan peduli terhadap kondisi anak-anak di sekitarnya, sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali.(*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.