https://jatim.times.co.id/
Berita

Dua Minggu Terakhir, Israel Membunuh 400 Warga Palestina

Minggu, 20 Oktober 2024 - 08:08
Dua Minggu Terakhir, Israel Membunuh 400 Warga Palestina Seorang anak berjalan di antara puing-puing di daerah pemukiman yang dikenal sebagai Juhor ad-Dik, yang dibangun oleh Badan Koordinasi dan Kerjasama Turki (TIKA) yang rusak parah akibat serangan Israel. (FOTO: CNBC/Anadolu Agency/Getty Images)

TIMES JATIM, JAKARTA – Badan pertahanan sipil Gaza, Sabtu (19/10/2024) baru saja mengatakan bahwa dalam dua Minggu terakhir 400 warga Palestina dibunuh tentara Israel, beberapa waktu kemudian zionis kembali membunuh 73 warga Palestina, yang kebanyakan wanita dan anak-anak di kota Beit Lahiya, jalur Gaza utara.

Sabtu kemarin, Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan, dalam dua Minggu terakhir ini lebih dari 400 warga Palestina meninggal di wilayah utara karena pembunuhan yang dilakukan pasukan Israel.

Warga Palestina yang sudah mengungsi, diperintahkan lagi oleh tentara Israel untuk meninggalkan sekolah tempat penampungan pengungsi dan tempat berlindung di Beit Lahia.

Seorang pejabat senior dari kementerian kesehatan, Medhat Abbas mengatakan, selain 73 yang meninggal dunia pada hari Sabtu itu, puluhan orang lainnya terluka dan hilang di bawah reruntuhan dan kehancuran rumah mereka dalam serangan itu.

Petugas medis menambahkan, Israel menargetkan sebuah gedung bertingkat dan merusak beberapa rumah di dekatnya.

"Militer Israel sedang memeriksa laporan korban dari serangan udara di Gaza utara," kata seorang pejabat Israel.

Petugas Israel itu menambahkan, pemeriksaan awal menunjukkan Hamas membesar-besarkan jumlah korban dan karena tidak sama dengan informasi yang dilaporkan militer Israel.

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan, operasi penyelamatan terhadap para korban terhambat oleh pemutusan layanan telekomunikasi dan Internet untuk hari kedua oleh tentara Israel.

Sebelumnya pada hari itu juga, kementerian kesehatan Gaza mengatakan serangan militer Israel menewaskan 35 warga Palestina di seluruh wilayah kantong itu.

"Ini adalah perang genosida dan pembersihan etnis. Pendudukan telah melakukan pembantaian yang mengerikan di Beit Lahiya,” kata kantor media Hamas.

Penduduk dan petugas medis mengatakan, pasukan Israel telah memperketat pengepungan mereka di Jabalia, kamp terbesar dari delapan kamp bersejarah di daerah kantong itu.

Kamp-kamp itu dikepung dengan tank-tank yang juga memperlakukan kota-kota lain terdekat Beit Hanoun dan Beit Lahiya serta mengeluarkan perintah evakuasi kepada penduduk.

Pejabat Israel mengatakan perintah evakuasi ditujukan untuk memisahkan pejuang Hamas dari warga sipil dan membantah ada rencana sistematis untuk membersihkan warga sipil dari Jabalia atau wilayah utara lainnya.

Di Jabalia, penduduk mengatakan pasukan Israel mengepung beberapa tempat penampungan yang menampung keluarga-keluarga yang mengungsi sebelum mereka menyerbu dan menahan puluhan pria.

Rekaman di media sosial, yang belum bisa segera diverifikasi Reuters menunjukkan, puluhan pria Palestina duduk di tanah di samping sebuah tank, sementara yang lain digiring oleh seorang tentara ke tempat mereka berkumpul.

Warga dan pejabat medis mengatakan pasukan Israel mengebom rumah-rumah dan mengepung rumah sakit, mencegah pasokan medis dan makanan masuk untuk memaksa mereka meninggalkan kamp.

Pejabat kesehatan juga mengatakan, mereka menolak perintah tentara Israel untuk mengevakuasi rumah sakit atau meninggalkan pasien, karena banyak yang dalam kondisi kritis, tanpa pengawasan.

"Rumah sakit di Gaza utara sangat kekurangan pasokan medis dan tenaga kerja serta kewalahan dengan banyaknya korban," kata Hussam Abu Safiya.

"Kami mencoba memutuskan siapa diantara yang terluka yang perlu kami prioritaskan, dan  beberapa yang terluka kemudian meninggal karena kami tidak bisa menangani mereka," katanya.

Selebaran SINWAR

Pada hari Sabtu, pesawat Israel juga menjatuhkan selebaran di atas Gaza selata yang menunjukkan gambar Pimpinan Hamas yang sudah meninggal, Yahya Sinwar dengan pesan "Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza". Mereka menggemakan bahasa yang digunakan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Langkah itu dilakukan ketika serangan militer Israel membunuh sedikitnya 108 orang di seluruh Jalur Gaza pada hari Sabtu," kata pejabat kesehatan Palestina.

"Siapa pun yang menjatuhkan senjata dan menyerahkan para sandera akan diizinkan pergi dan hidup dalam damai," bunyi selebaran itu, yang ditulis dalam bahasa Arab, menurut penduduk kota selatan Khan Younis dan gambar yang beredar secara daring.

Kata-kata selebaran itu diambil dari pernyataan Netanyahu pada hari Kamis setelah Sinwar dibunuh oleh tentara Israel yang beroperasi di Rafah, di selatan dekat perbatasan Mesir, sehari sebelumnya.

Menurut penghitungan Israel, serangan 7 Oktober yang direncanakan Sinwar terhadap komunitas Israel setahun yang lalu menewaskan sekitar 1.200 orang, dengan 253 lainnya diseret kembali ke Gaza sebagai sandera.

"Perang Israel berikutnya telah menghancurkan Gaza, membunuh lebih dari 42.500 warga Palestina, dengan 10.000 orang lainnya yang tidak terhitung jumlahnya diperkirakan terbaring di bawah reruntuhan bangunan yang hancur," kata otoritas kesehatan Gaza.

Di kamp Al-Maghzai di Jalur Gaza tengah, serangan Israel terhadap sebuah rumah juga menewaskan 11 orang, sementara serangan lain di kamp Nuseirat di dekatnya menewaskan empat orang lagi.

"Lima orang lainnya tewas dalam dua serangan terpisah di kota-kota Gaza selatan Khan Younis dan Rafah," tambah petugas medis.

Sementara itu 7 warga Palestina juga meninggal dunia di kamp Shati di Jalur Gaza utara oleh serangan Israel.

"Kemudian pada hari Sabtu, serangan Israel menewaskan 3 warga Palestina di Nuseirat," kata petugas medis.

Pada Jumat malam, petugas medis mengatakan, 33 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak juga meninggal dunia dan  85 lainnya terluka dalam serangan Israel yang menghancurkan sedikitnya tiga rumah di Jabalia.

Militer Israel mengatakan tidak mengetahui insiden itu. Dalih mereka, pasukan melakukan operasi melawan Hamas di seluruh daerah kantong itu, menewaskan beberapa pria bersenjata di Rafah dan Jabalia serta membongkar infrastruktur militer. Petugas medis Palestina mengatakan, 5 orang meninggal dunia di Jabalia pada hari Sabtu ini. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.