https://jatim.times.co.id/
Berita

PAC ISNU Pulung Ponorogo Berziarah ke Makam Tokoh Islam yang Terabaikan

Minggu, 20 Oktober 2024 - 11:39
PAC ISNU Pulung Ponorogo Berziarah ke Makam Tokoh Islam yang Terabaikan Hari Santri Nasional 2024, PAC ISNU Kecamatan Pulung berziarah ke beberapa makam tokoh Islam. (Foto: Abdul Azis/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PONOROGO – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024, Pengurus Pimpinan Anak Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PAC ISNU) Kecamatan Pulung melakukan ziarah ke sejumlah makam di wilayah Kecamatan Pulung, Minggu (19/10/2024). 

Peringatan Hari Santri Nasional juga dijadikan momentum untuk mengungkap beberapa tokoh Islam terdahulu yang berperan penting dalam perjuangan menegakkan Islam di Kecamatan Pulung. 

Seperti yang dikatakan Wakil Ketua PAC ISNU Kecamatan Pulung Abdul Azis Fatkhurahman, bahwa ziarah ke beberapa makam tokoh Islam di Kecamatan Pulung.

"Untuk mengungkap historis tokoh Islam di Kecamatan Pulung Ponorogo, yang selama ini terabaikan," ujar Abdul Azis Fatkhurahman.

Hal yang sama juga diungkapkan Sodieq salah satu narasumber dari wilayah dusun Dadapan. Ia mengatakan, bahwa wilayah tersebut menjadi cikal bakal munculnya Islam di Desa Pulung. Persebaran Islam pertama kali dibawa oleh Kiai Munajat yang diabadikan menjadi nama Masjid yang awalnya hanya sebatas Surau kecil tempat Kiai Munajat berdakwah.

"Tempat ini sudah direnovasi menjadi masjid karena kebutuhan masyarakat, tapi nama mbah Yai tidak kami ubah untuk mengenang perjuangannya," katanya.

Selain makam Kiai Munajat, di Desa Dadapan Kecamatan Pulung, juga terdapat dua makam tokoh Kiai Imam Sopingi dan Kiai Bolawi,  mantan pelarian laskar Pangeran Diponegoro yang salah satunya sempat mendirikan Pondok Pesantren di wilayah Djalakan, Desa Wotan Kecamatan Pulung.

Seperti yang juga diungkapkan Sukimun, di sebelah selatan Masjid al-Muttaqin yang juga terdapat makam Kyai Imam Sopingi di belakangnya, dulu berdiri pondok pesantren tempat pengajaran agama Islam.

“Di sini dulu ada pondoknya dengan bangunan berbentuk semacam rumah panggung yang terbuat dari papan kayu dan didepan masjid sebelah Utara terdapat kolam yang dijadikan sumber mata air masjid dan masyarakat," tuturnya.

Mbah Sukimun juga menceritakan bahwa pelarian Kiai Imam Sopingi berasal dari wilayah Bagelen, Purworejo.

Sedangkan Masjid an-Nur menjadi saksi peran dakwah Kiai Bolawi setelah dikejar-kejar penjajah Belanda menuju wilayah Plosorejo, Desa Sidoarjo.

"Masjid itu dulu menjadi tempat persembunyian Kiai Bolawi dan teman-temannya saat dikejar Belanda," jelasnya.

Kemudian Mbah Syamsudin juga mengatakan terkait bangunan Masjid an-Nur menurutnya didirikan sejak tahun 1890 M, yang juga dulunya memiliki pesantren di sebelah Utara masjid dan kolam sebagai sumber mata air yang berada di depan masjid. Masjid An-Nur, tempat persembunyian Kiai Bolawi, Plosorejo, Desa Sidoarjo Kecamatan Pulung.

Selain sejumlah makam tersebut, PAC ISNU juga berziarah ke makam tokoh lain, seperti Kyai Raden Tumenggung Djayengrono di Pulung Merdiko, Kiai Fatkurroji, Mbah Kur di Gambiran, Kiai Ahmad Sunani di Pulung, Kiai Imam Muttaqin di Serag, Kiai Sadzali di Munggung dan Makam Ki Salembu di Slayon, Karangpatihan, semuanya di Kecamatan Pulung Ponorogo.

Menurut Wakil Ketua PAC ISNU Kecamatan Pulung Abdul Azis Fatkhurahman, upaya penggalian sejarah masa lalu terkait tokoh-tokoh yang berperan dalam penyebaran Agama Islam menjadi penting. 

"Disamping itu, masih ada beberapa tokoh yang masih terabaikan dan perlu untuk diungkap sebagai pelajaran generasi masa kini, khususnya di Kecamatan Pulung dan wilayah-wilayah lain pada umumnya," tukasnya. (*)

Pewarta : M. Marhaban
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.