TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Komisi Pemilihan Umum atau KPU Kota Probolinggo menerima 134 paket bilik suara untuk Pilkada 2024. Logistik berupa bilik suara tersebut tiba di gudang KPU yang berlokasi di Jalan Anggrek, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (05/10/2024) siang.

Ketua KPU Kota Probolinggo, Radfan Faisal, mengatakan, logistik yang tiba di gudang KPU terdiri dari 134 paket bilik suara.

“Idealnya, satu paket berisi 10 bilik, tapi saat ini masih belum dilakukan penyortiran,” kata Radfan saat ditemui di gudang KPU.

Radfan menambahkan, setelah penyortiran dilakukan, nantinya akan diketahui secara pasti berapa jumlah yang datang, berapa yang kondisinya baik dan rusak untuk memenuhi kebutuhan 1.312 bilik di 328 TPS. Kemudian data tersebut akan dilampirkan dalam berita acara (BA) untuk dilaporkan kepada KPU Jatim.

“Sehingga, jika ada yang rusak atau kurang, bisa segera diganti,” imbuhnya.

Selain bilik suara, KPU juga telah menerima kotak suara. Dari hasil penyortiran, dari 674 kotak suara yang datang, 672 dalam kondisi baik dan 2 rusak.

Namun, karena kebutuhan kotak suara untuk Pilkada 2024 adalah 666, maka jumlahnya masih mencukupi.

“Untuk kotak yang rusak dan lebih, kami masih menunggu petunjuk dari KPU Provinsi, apakah akan ditarik atau tidak,” ungkap Radfan.

Dengan demikian, proses logistik akan berlanjut ke tahap kedua, yang mencakup kebutuhan surat suara yang direncanakan datang 30 Oktober dan logistik lainnya.

“Harapannya, semua logistik sudah tiba sebelum proses penyusunan dan pengepakan, yang diperkirakan akan berlangsung 10 hari, mulai tanggal 1-10 November,” kata Radfan.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Kota Probolinggo, Johan Dwi Angga, yang turut mengawasi proses pemindahan logistik dari truk ke gudang, mengatakan jika prosesnya berjalan lancar. Namun, 134 paket bilik suara yang tiba masih akan melalui proses penyortiran.

Menurut Johan, ada sedikit keterlambatan dalam proses pengiriman. Informasi yang diterima oleh Bawaslu Kota Probolinggo menyebutkan, bilik suara seharusnya tiba di gudang KPU pada 3 Oktober, namun baru tiba pada 5 Oktober.

“Ada sedikit keterlambatan, tetapi saya pikir ini masalah teknis. Mungkin daerah yang sulit dijangkau lebih diprioritaskan,” tutup Johan. (*)