TIMES JATIM, MALANG – Acara Musyawarah Daerah (Musyda) Kwartir Daerah Gerakan Kepanduan Muhammadiyah Hizbul Wathan (HW) Kabupaten Malang dilangsungkan di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Malang, Rabu (22/5/2024).
Dalam Musyda Hizbul Wathan ke-3 ini, diagendakan pemilihan calon ketua sekaligus pergantian pengurus baru Dewan Sughli Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kwarda Kabupaten Malang, periode 2023-2028.
Pada pembukaan Musyda HW Kwarda Kabupaten Malang ini dihadiri Bupati Malang, yang diwakili Kepala Dispora Kabupaten Malang, Hidayat, dan perwakilan dari Kwarda Gerakan Pramuka Kabupaten Malang.
Dalam sambutannya, Bupati Malang melalui Dispora berharap keberadaan Hizbul Wathan bisa ikut sinergi bagi Kabupaten Malang. Selain sebagai wadah pemberdayaan, yang juga menanamkan nilai-nilai keislaman, sosial, dan kepemimpinan pada anak bangsa.
Usai pembukaan, juga diisi dengan tausiyah kebangsaan yang disampaikan perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Malang.
Ketua Kwartir Wilayah Hizbul Wathan Jawa Timur, Fathul Rohim Suhadi menegaskan, ke depan gerakan dan program Hizbul Wathon harus juga bisa diperluas, dan bisa menyentuh kepemudaan serta sosial kemasyarakatan.
"HW harus selalu mengedepankan tolong menolong, tahu dan peka persoalan dan kebutuhan masyarakat. Jangan inklusif," tandas Rohim Suhadi, di gedung DPRD Kabupaten Malang, Kamis (23/5/2024).
Sejauh ini, lanjutnya, sudah banyak keterlibatan anggota kepanduan pada masalah sosial. Paling sering, seperti dalam kegiatan mitigasi dan penanganan kebencanaan.
Rohim juga berharap kepada pemkab Malang, khususnya Dispora dan Kwarcab Pramuka, untuk selalu bisa bersinergi dengan HW dalam rangka mengembangkan kecakapan sumberdaya manusia.
Sementara itu, Ketua Kwarda Hizbul Wathan Kabupaten Malang, Imam Muslikh menyatakan, eksistensi dan kiprah kepanduan HW perlu terus selalu didorong dan ditingkatkan di amal usaha pendidikan Muhammadiyah.
Kepanduan HW, menurutnya, bisa lebih eksis dan semarak, bila dijadikan kegiatan wajib di semua sekolah Muhammadiyah.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sendiri didirikan pada 1918 dan aktif muncul sampai 1963. Namun pada tahun itu, Presiden RI Soekarno pernah mengeluarkan Keppres yang berakibat pembubaran HW, juga organisasi kepanduan lainnya se-Indonesia.
Akan tetapi, kepanduan Hizbul Wathan tercatat punya sejarah kontribusi besar bagi bangsa Indonesia, terlebih di masa-masa perjuangan Kemerdekaan. Dimana, ini terepresentasi dari sosok Panglima Besar TNI Jendral Soedirman, yang merupakan anggota Gerakan Hizbul Wathan kala itu.
Dalam kata asal Bahasa Arab, Hizbul Wathan (HW), artinya pembela tanah air, dan menjadi nama gerakan kepanduan dalam Muhammadiyah.
Pesan perjuangan yang diajarkan Panglima Jenderal Soedirman, yang kemudian terus dipegang teguh anggota Hizbul Wathan Muhammadiyah hingga saat ini. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |