https://jatim.times.co.id/
Berita

Datang ke Banyuwangi, Busro Muqoddas Ditemui Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera

Sabtu, 22 Juni 2024 - 21:26
Datang ke Banyuwangi, Busro Muqoddas Ditemui Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera Kabid Hukum, HAM, dan Hikmah PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas saat menjadi pembicara peluncuran Al-Maun Goes to Village dan Dialog Ideologi Kepemimpinan Berkemajuan, di RSI Fatimah Banyuwangi. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Datang ke Banyuwangi, Jawa Timur, Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah, PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, ditemui rombongan Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera.

Mantan Ketua KPK tersebut meluncurkan Al-Maun Goes to Village dan Dialog Ideologi Kepemimpinan Berkemajuan, di Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah, Jalan Raya Jember No.25, Dusun Krajan, Desa Kalirejo, Kecamatan Kabat, Sabtu (22/6/2024).

Kegiatan yang digelar Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah, itu mengusung tema ‘Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Terdampak Konflik Agraria dan SDA’.

“Hari ini kami bersama rekan-rekan menemui Bapak Busro Muqoddas,” ucap Koordinator Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera, Rohimin alias Ali.

Untuk diketahui, Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera merupakan Lembaga bentukan warga Desa Pakel, Kecamatan Licin, Banyuwangi. Pembentukan dilatar belakangi persamaan keinginan dan harapan. Yakni mewujudkan Desa Pakel yang damai, maju dan sejahtera.

Hal ini tercetus lantaran warga Desa Pakel, memang mengalami konflik berkepanjangan. Dan presidium dibentuk sebagai gerakan moral dan persamaan sikap menolak pihak-pihak luar daerah yang selama ini dinilai kerab menebar kebencian, perpecahan serta permusuhan antar warga di Desa Pakel.

Tapi keinginan tak selalu sesuai dengan kenyataan. Harapan Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera yang didominasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) Desa Pakel, tidak berujung manis. Mereka tidak mendapat kesempatan untuk menyampaikan uneg-uneg dan pengaduan kepada Busro Muqoddas.

Padahal, warga Desa Pakel sangat ingin menceritakan tentang konflik sosial diwilayahnya. Dimana terdapat oknum luar daerah yang diduga menjadi biang perpecahan dan permusuhan dengan dalih perjuangan. Membentuk kelompok masyarakat menjadi penebar rasa ketakutan hingga melakukan penebangan sekitar 225 hektar tanaman perkebunan.

Informasi yang diterima Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera, kehadiran Busro Muqoddas di Banyuwangi, disebut-sebut memiliki satu misi yakni menemui kelompok masyarakat tertentu di Desa Pakel. Tapi entah kenapa, Busro Muqoddas, malah tidak mau menerima warga NU Desa Pakel, yang tergabung dalam Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera.

“Kami dapat informasi Bapak Busro Muqoddas akan menemui kelompok masyarakat di Pakel, desa kami. Tapi entah kenapa, beliau tidak mau mendengar aduan dari kami, padahal kami juga warga Pakel,” cetus Rohimin.

“Padahal besar harapan kami, beliau bisa mendengarkan curhatan kami. Siapa tahu bisa menjadi informasi pembanding untuk beliau, sehingga beliau akan mendapatkan informasi yang lebih berimbang,” imbuh pria asal Dusun Taman Glugo, Desa Pakel ini.

Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera yang menemui Busro Muqoddas di RSI Fatimah, sebenarnya berisi sejumlah tokoh Desa Pakel. Diantaranya, Syamsul Muarif, dari Dusun Durenan, Nur Aini, dari Dusun Krajan dan lainnya. Nama-nama tersebut sangat dikenal oleh warga Desa Pakel, khususnya kalangan warga NU.

Sementara itu, saat berpidato dalam Launcing Al-Maun Goes to Village di RSI Fatimah, Busro Muqoddas, mengajak kader Muhammadiyah untuk lebih cerdas baik secara sepiritual dan intelektual dengan leadership yang kuat.

“Kita diajarkan melatih dan mengontrol pikiran untuk membaca situasi yang konkrit, jadi tidak hanya narasi-narasi saja yang tanpa di implementasikan maka sama saja dengan halusinasi dan itu bukan watak Muhammaddiyah, karena karakter Muhammaddiyah itu, Iman, Ilmu, Amal,” katanya.

Didalam dan diluar Muhammadiyah, masih Busro, kader diharapkan melakukan kolaborasi untuk melakukan riset dan pengamatan. Misalnya yang berkaitan dengan tema ‘Pendididkan dan Pemberdayaan Masyarakat Terdampak Konflik Agraria dan SDA’, dia menyebut Muhammadiyah pernah mendampingi dan meminta penangguhan penahanan masyarakat Pakel.

“Kita turun langsung ke Polda dan meminta mereka tidak di tahan dan sebagai jaminannya adalah kita,” cetusnya.

Walau dalam ceramah menyebutkan tentang masyarakat Desa Pakel, entah karena apa Busro Muqoddas justru menolak untuk mendengar pengaduan dari warga NU Desa Pakel yang tergabung dalam Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera.

Sebagai tindak lanjut, rencananya Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera, yang mayoritas warga NU Desa Pakel, Kecamatan Licin, akan terus berupaya menyampaikan aduan kepada Busro Muqoddas. Termasuk akan bersilaturahmi dengan Pengurus Daerah Muhammadiyah Banyuwangi. (*)

Pewarta : Anggara Cahya Kharisma
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.