https://jatim.times.co.id/
Berita

Keselarasan Hutan Djawatan dan Batik Motif 'Jenon' Tersaji Apik di Banyuwangi Batik Festival

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 23:54
Keselarasan Hutan Djawatan dan Batik Motif 'Jenon' Tersaji Apik di Banyuwangi Batik Festival Pasangan model fashion batik sedang memamerkan mode busana yang berlatar hutan De Djawatan. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Berlatar puluhan pohon berusia ratusan tahun di Hutan De Djawatan, desain busana batik motif lawasan 'Jenon' nampak selaras dan tampil menawan pada pagelaran Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2024.

Bersinergi dengan Perhutani KPH Banyuwangi Selatan selaku pemangku wilayah Hutan De Djawatan Desa Benculuk Kecamatan Cluring. BBF 2024 yang berlangsung pada, Sabtu (19/10/2024) itu, menyajikan 60 busana batik motif 'Jenon' yang memiliki bentuk ketupat. Puluhan busana tersebut merupakan hasil kreasi dari 20 desainer dan pengrajin batik daerah.  

"Banyuwangi Batik Festival merupakan komitmen daerah untuk terus mendorong ekosistem batik lokal serta mendorong ekonomi kreatif daerah agar terus berkembang," kata Plt Bupati Banyuwangi Sugirah, Sabtu (19/10/2024).

Dalam kesempatan itu, Sugirah mengapresiasi para pelaku batik lokal yang terus konsisten mengembangkan batik lokal. Selain turut mengungkit ekonomi kreatif, para pelaku batik tersebut juga ikut melestarikan Batik sebagai warisan budaya yang berharga.

"Batik bukan sekedar kain biasa namun warisan budaya yang menjadi jati diri Banyuwangi. Untuk itu bersama sama kita akan terus memperkuat ekosistem batik mulai dari produksi hingga pemasaran agar terus eksis dan bisa bersaing di pasar nasional dan global," ujarnya.

Hutan-De-Djawatan-bb562384a2e64f854.jpgSuasana saat fashion show di Hutan De Djawatan milik Perhutani KPH Banyuwangi Selatan. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

Sementara itu puluhan desain busana batik 'Jenon' yang ditampilkan tersebut dipadukan dengan kekayaan unsur warna yang terinspirasi dari kesenian asli Banyuwangi yakni 'Jaranan Buto'. Adapun unsur-unsur warna yang ada dalam Jaranan Buto seperti merah, hitam, putih, hijau dan kuning dituangkan dalam busana batik dengan desain bernuansa segar hingga elegan dalam konsep “ready to wear”.

Dilatari dengan pepohonan trembesi besar nan rindang yang dikelola oleh anak perusahaan Perun Perhutani, PT Palawi Risorsis, semakin membuat setiap busana yang ditampilkan pada fashion show tersebut tampil eksotis. 

BBF kali ini juga dimeriahkan dengan penampilan “Fashion in the Forest” oleh para lurah dan kepala desa se Banyuwangi yang memamerkan busana batik rancangan masing-masing.

Ketua Asosiasi Pengrajin dan Pengusaha Batik Banyuwangi Sekar Jagad Blambangan Dedy Wahyu Hernanda mengatakan perpaduan motif “Jenon” dan “Jaranan Buto” memiliki filosofi tersendiri. Dimana bentuk ketupat dari Motif Jenon bermakna kesadaran manusia untuk senantiasa memohon ampun atas semua lepat/kekhilafan.

“Sementara Jaranan Buto mewakili berbagai sifat buruk yang membuat kehilafan terjadi. Kekayaan filosofi itu dituangkan dalam desain busana yang memantik kreatifitas dari para desainer," terang Dedy.

Dedy menambahkan saat ini Banyuwangi memiliki 44 motif batik yang terus dikembangkan oleh para pengrajinnya. Selain Jenon, diantaranya ada Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Blarak Sempal, Gedekan, Sembruk Cacing, Kopi Pecah yang telah diangkat sebagai tema BBF tahun-tahun sebelumnya.

“Seiring dengan pasar yang lebih luas, pengrajin batik saat ini mulai mengeksplorasi motif-motif baru dari kearifan lokal daerah. Misalnya motif yang terinspirasi dari Ijen Geopark, Hutan Alas Purwo dan lain-lain," ungkapnya.

"Dan kami sedang menginventarisir untuk diterbitkan HKI nya,” imbuh Dedy.

Ditambahkan Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Perindustrian Kabupaten Banyuwangi Abdul Latif, selain acara puncak Fashion Show Banyuwangi Batik Festival, sebelumnya berbagai kegiatan untuk mendorong kecintaan generasi muda pada batik turut digelar. Seperti lomba desain motif batik untuk umum dan pelajar, lomba mencanting batik untuk pelajar hingga fashion show batik pelajar.

“Kami juga menyediakan stand-stand untuk memfasilitasi puluhan IKM Batik memasarkan produknya selama kegiatan berlangsung pada 18-19 Oktober di Hutan Djawatan.,” ujar Abdul Latief. (*)

Pewarta : Anggara Cahya Kharisma
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.