TIMES JATIM, BANYUWANGI – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, Jawa Timur mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan Selat Bali. Hal ini berpotensi membahayakan bagi aktivitas pelayaran.
Peringatan dini Gelombang Tinggi tersebut berlaku mulai tanggal 24 hingga 25 Juni 2024. Dijelaskan oleh Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi Yustoto Windiarto, perairan Selat Bali berpeluang terjadi gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 Meter (M) dengan kategori sedang.
Hal tersebut, Yustoto menerangkan, terjadi karena tekanan udara tinggi sebesar 1030 Milibar (MB) yang kuat dari selatan atau benua Australia yang bergerak menuju perairan Indonesia termasuk perairan Selat Bali. Sehingga memicu tingginya kecepatan angin dan menimbulkan tingginya gelombang laut.
“Tekanan udara tinggi yang kuat dari Australia menuju Indonesia sehingga memicu tinggi gelombang laut,” jelas Yustoto, Senin (24/6/2024).
Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi Yustoto Windiarto, sedang memonitor. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Untuk itu, Yustoto mengimbau, kepada masyarakat dan kapal-kapal yang melakukan aktivitas pelayaran di daerah Selat Bali untuk mempertimbangkan kondisi gelombang tinggi sebelum melaut.
Fenomena pasang maksimum air laut dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir. Termasuk aktivitas petani garam dan perikanan darat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap waspada, dan selalu memperhatikan update informasi cuaca dan gelombang dari BMKG,” tutur Yustoto.
Sementara itu, adanya cuaca buruk yang berimbas pada gelombang tinggi telah terjadi dan mengakibatkan kemacetan kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, sejak, Minggu 23 Juni 2024.
Hal tersebut diungkap oleh General Manager PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang Banyuwangi, cuaca buruk dengan ombak pantai yang besar mengakibatkan kapal-kapal sulit sandar dan aktivitas bongkar muat jadi terhambat. "Cuaca kurang bersahabat dengan ombak tinggi, membuat kapal-kapal kesulitan sandar dan bongkar muat. Kemacetan terjadi sejak minggu malam, lebih dari tiga jam kapal di dermaga LCM sulit sandar," jelasnya Syamsudin. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: BMKG Banyuwangi Ingatkan Gelombang Tinggi, Aktivitas Pelayaran Sangat Berisiko
Pewarta | : Anggara Cahya Kharisma |
Editor | : Faizal R Arief |