TIMES JATIM, PACITAN – SMP Negeri 4 Bandar Satu Atap (Satap), Desa Bangunsari, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan, rutin melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin sebagai bagian dari pembinaan karakter siswa. Kegiatan tersebut kembali digelar pada Senin (15/12/2025) dan diikuti seluruh siswa serta tenaga pendidik.
Upacara dimulai pukul 07.00 WIB dan berlangsung di halaman sekolah. Sebanyak 58 siswa dari kelas VII, VIII, dan IX mengikuti upacara dengan tertib. Seluruh guru dan tenaga kependidikan turut hadir dan mendampingi pelaksanaan kegiatan hingga selesai.
Kepala SMPN 4 Bandar Satap, Eko Siswanto, S.Pd., mengatakan bahwa upacara bendera menjadi sarana utama sekolah dalam menanamkan kedisiplinan, tanggung jawab, serta penghormatan terhadap simbol negara kepada peserta didik.
“Tujuan utama kami jelas, yaitu membentuk sikap disiplin siswa sejak dini. Melalui upacara yang tertib, siswa belajar menghargai waktu dan menghormati simbol negara,” ujar Eko Siswanto saat ditemui, Selasa (16/12/2025).
Menurut Eko, meskipun sekolah berada di wilayah satu atap dengan jumlah siswa terbatas, pembentukan karakter tetap menjadi prioritas utama. Upacara bendera dilaksanakan secara konsisten tanpa pengecualian, kecuali dalam kondisi tertentu yang tidak memungkinkan.

Ia menjelaskan, melalui upacara bendera, siswa dilatih untuk hadir tepat waktu, berpakaian rapi, mengikuti instruksi, serta menjalankan peran sesuai tugas yang diberikan. Setiap pekan, petugas upacara dipilih secara bergilir dari siswa kelas VII hingga IX.
“Pembiasaan ini penting agar siswa memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diemban, baik sebagai petugas maupun peserta upacara,” jelasnya.
Lebih lanjut, Eko menyebut bahwa kedisiplinan yang dibangun melalui kegiatan upacara berdampak positif terhadap keterlibatan siswa di tingkat desa. Selama beberapa tahun terakhir, siswa SMPN 4 Bandar Satap secara konsisten dipercaya menjadi pasukan pengibar bendera (Paskibra) pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Bangunsari.
Kepercayaan tersebut, kata dia, tidak terlepas dari latihan rutin dan pembiasaan sikap disiplin yang ditanamkan sejak di lingkungan sekolah.
“Setiap tahun, siswa kami selalu dilibatkan sebagai pengibar bendera di tingkat desa. Ini menunjukkan bahwa pembinaan yang dilakukan di sekolah dapat diterapkan di luar sekolah,” ujarnya.
Selain kedisiplinan, upacara bendera juga menjadi media pembelajaran kepemimpinan bagi siswa. Petugas upacara, khususnya pemimpin upacara dan pengibar bendera, dituntut untuk mampu menjalankan tugas dengan percaya diri dan bertanggung jawab.
Eko berharap, kegiatan upacara bendera tidak hanya menjadi rutinitas formal, tetapi mampu membentuk karakter siswa secara berkelanjutan.
“Harapan ke depan, kegiatan ini terus membentuk sikap dan perilaku siswa yang disiplin di mana pun mereka berada. Selain itu, kami ingin terus menyiapkan pasukan pengibar bendera yang profesional, setidaknya di tingkat desa, agar mereka memiliki rasa percaya diri dan jiwa kepemimpinan yang kuat,” katanya.
Upacara bendera di SMPN 4 Bandar Satap Pacitan berakhir sekitar pukul 07.40 WIB dan berjalan dengan tertib. Setelah kegiatan selesai, siswa kembali ke kelas untuk mengikuti proses pembelajaran sesuai jadwal.
Melalui pelaksanaan upacara bendera secara rutin, SMPN 4 Bandar Satap Pacitan kembali mempertegas komitmennya dalam membangun karakter disiplin dan kepemimpinan siswa, meskipun berada di wilayah dengan keterbatasan jumlah peserta didik dan fasilitas pendidikan. (*)
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |