https://jatim.times.co.id/
Pendidikan

Teliti Pergulaan Nasional, Arif Afandi Lulus Doktor Cumlaude Tercepat FISIP Universitas Brawijaya

Jumat, 06 September 2024 - 22:31
Teliti Pergulaan Nasional, Arif Afandi Lulus Doktor Cumlaude Tercepat FISIP Universitas Brawijaya Arif Afandi (tengah) menjelang Ujian Terbuka Disertasinya tentang pergulaan nasional di gedung Widyaloka Universitas Brawijaya. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Meneliti tentang transformasi di grup PTPN khususnya terkait dengan industri gula, Arif Afandi, 61 menjadi yang pertama  lulusan doktor ke 35 mahasiswa pascasarjana hanya 2 1/2 tahun , Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Brawijaya bahkan dengan predikat cumlaude.

Tampil untuk mempertahankan disertasinya di hadapan tim penguji intern Universitas Brawijaya, maupun dari pihak luar termasuk petani tebu, Arif Afandi mampu memberi keyakinan adanya harapan bahwa ke depan kondisi pergulaan di Indonesia akan kembali pulih, membaik.

acara-Ujian-Terbuka-Disertasinya.jpgSejumlah "sahabat" Arif Afandi seperti Ganjar Pranowo, Dahlan Iskan dan Butet Kartaredjasa dan tokoh lainnya juga hadir dalam acara Ujian Terbuka Disertasinya itu (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)

Hadir diantara undangan sekitar 100 an orang di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya, Jumat (6/9/2024) sore  dan kemudian diberi kesempatan untuk menguji Arif Afandi, antara lain ada mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mantan bosnya Arif Afandi di Jawa Pos, Dahlan Iskan dan ada petani tebu.

Arif Afandi yang kini menjadi Komisaris Independen PT Perkebuban Nusantara X itu melakukan penelitian aksi korporasi dalam rangka transformasi besar di BUMN Perkebunan ini, khususnya industri gula.

Penelitiannya sangat klop dengan posisinya sebagai Komisaris, sehingga ia leluasa mendalaminya lantaran ikut juga terlibat di dalamnya.

acara-Ujian-Terbuka-Disertasinya-2.jpg

"Selalu ada keinginan untuk membuat legacy alias warisan setiap kali mendapat amanah, baik itu warisan dalam bentuk fisik maupun gagasan. Apalagi amanah yang terkait dengan publik. Spirit itulah yang selalu mendorong saya untuk terus berkarya ketika menjadi apapun, dimanapun dan kapanpun," tulis mantan Pimred Jawa Pos ini diawal tulisan bukunya setebal 260 halaman yang dibagikan kepada para undangan.

Arif Afandi menulis tentang "Perubahan Paradigma dan Ekosistem BUMN Gula, Strategi Baru Menuju Swasembada".

Dari bukunya itu pula ia  mengawali pidatonya untuk mempertahankan disertasinya itu.

Menurut Arif Afandi, sejak awal, ia memang memutuskan untuk meneliti dan menulis tentang transformasi besar yang sedang berlangsung di Grup PTPN, khususnya terkait industri gula.

Bukunya itu diakui sebagai versi populer hasil penelitian untuk tugas akhir  mahasiswa pascasarjana, Program Studi Sosiologi, FISIP Universitas Brawijaya.

Ia menyebut banyak hal baru yang diketemukan dalam proses transformasi BUMN Gula, khususnya di Grup PTPN X ini.

"Yang jelas transformasi ini memberi harapan baru bagi industri pergulaan nasional. Melalui perumusan kembali paradigma dan Ekosistem industri pergulaan nasional dari hulu ke hilir , harap untuk bisa mencapai swasembada gula bukan lagi isapan jempol. Sepanjang peta jalan ini dilakukan dengan konsisten, kita bisa mengembalikan kejayaan industri gula kita," katanya.

Di awal pidatonya Arif Afandi mengingatkan kembali, bahwa bangsa Indonesia telah kehilangan kejayaannya sebagai negara pengekspor gula nomer dua di dunia setelah Kuba.

Pada tahun 1930 itu, hanya dari hasil tanaman tebu di tanah Jawa, bangsa Indonesia sudah menjadi eksportir gula terbesar  kedua setelah Kuba.

Tetapi, lanjut dia, sekarang keadaan itu berubah 180 derajat. "Setelah merdeka, produktivitas gula tebu kita justru terus merosot. Bahkan kini Indonesia menjadi negara pengimpor gula terbesar ke dua di dunia setelah China," katanya.

Kenyataan itu, kata dia, tidak bisa dibiarkan terus. Sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat, lanjut Arif Afandi, harus ada pembenahan di bidang industri gula  nasional, sehingga bangsa ini tidak terperosok menjadi negara yang punya ketergantungan pangan dari negara lain.

Ada dua agenda besar yang erat menyatu di periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi (2019-2024) terkait dengan upaya memulihkan kembali kondisi pergulaan nasional.

Pertama, transformasi kelembagaan di lingkungan Kementerian BUMN yang tujuannya untuk menjadi perusahaan plat merah sebagai lokomotif  ekonomi nasional dan alat kompetisi bangsa di tingkat global.

Kedua, keputusan politik terkait kedaulatan pangan melalui penugasan pemerintah kepada BUMN perkebunan untuk pemenuhan kebutuhan swasembada gula nasional yang dipatok tahun 2028 untuk gula konsumsi dan tahun 2030 untuk gula industri.

Kedua agenda itu menandai adanya perhatian baru dari pemerintahan Presiden Jokowi terhadap pentingnya kedaulatan pangan, khususnya bidang industri pergulaan nasional.

Hal itu bisa dimaknai menguatnya perhatian pemerintah untuk mengembalikan kapasitas  negara dalam menggerakkan ekonomi nasional, sekaligus komitmen yang tinggi terhadap persoalan kedaulatan pangan, khususnya (sekali lagi) menyangkut gula. 

Komitmen itu tak lepas dari sejarah industri gula nasional yang menampilkan potret buram untuk industri bahan pemanis ini.

Produksi dan produktivitas turun terus menerus. Di sisi lain kebutuhan konsumsi gula terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia.

"Terjadi ketimpangan besar antara produksi dan produktivitas  gula tebu di negara kita dibanding dengan negara seperti Brasil, Thailand dan Australia," tulis Arif Afandi .

Hal itu juga menambah kerentanan untuk ketahanan pangan kita, karena ketergantungan bangsa kita terhadap impor gula juga terus meningkat.

Hal itulah yang kemudian mendorong PTPN III Holding (Persero) melakukan berbagai langkah transformasi.

Dengan dukungan penuh dari Kementrian BUMN, salah satu BUMN yang menjadi andalan produksi gula nasional ini, melakukan berbagai aksi korporasi yang dibingkai dalam transformasi besar melalui restrukturisasi dan konsolidasi.

Selama dua setengah jam lebih, Arif Afandi berhasil mempertahankan disertasinya itu. Karena itu akhirnya dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar doktor dengan predikat cumlaude, dan IPnya 3.8.

Di akhir Ujian Terbuka Disertasi itu, Arif Afandi pun menyampaikan terimakasihnya kepada para promotor penulisan disertasinya. Disitu ada Prof.Dr.Ir. Darsono Wisadirana, M.Sc, dan dua kopromotor yakni Dr.rer (Pol) Muhammad Faishal Aminudin, S.S, M.Si dan Dr. Muhammad Lukman Hakim, S.IP, M.Si.

Di luar mereka ada pula tim penguji disertasi lainnya, yakni : Dr. Bambang Dwi Prasetyo. S.Sos M.Si, Prof .Dr. Ali Maksum, M.Ag, M.Si, dan Dr. Ahmad Imron Rozuli, S.E M.Si. (*) 

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.