TIMES JATIM, MALANG – Era VUCA, yang merupakan singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity, kini menjadi ciri khas dunia kontemporer. Kondisi ini tidak hanya membawa tantangan besar, tetapi juga membuka peluang baru di berbagai bidang, termasuk ilmu sosial, khususnya psikologi.

Dr. Arie Wahyu Prananta, SPi., MSos, CHRM, pakar di bidang psikologi dan ilmu sosial, menjelaskan bagaimana era VUCA mempengaruhi dan membentuk kembali pendekatan kita terhadap perilaku manusia dan dinamika sosial. "Era VUCA ditandai dengan perubahan cepat dan tidak terduga, ketidakpastian tinggi, kompleksitas saling terkait, dan ambiguitas yang sulit dipahami," ungkap Dr. Arie.

Arie mengungkapkan peran Ilmu Psikologi dalam Era VUCA antara lain pertama Pemahaman Perilaku Manusia yaitu Psikologi memainkan peran penting dalam memahami bagaimana manusia bereaksi terhadap perubahan, konflik, dan ketidakpastian yang ada di era VUCA. Pemahaman ini membantu dalam merancang intervensi yang lebih efektif untuk mengatasi dampak negatif dari kondisi ini.

Kedua, Analisis Tren Sosial yaitu Ilmu sosial, melalui pendekatan psikologis, membantu dalam mengidentifikasi tren sosial, perilaku kolektif, dan dinamika sosial yang muncul di tengah ketidakpastian era VUCA. Ini termasuk memantau perubahan perilaku masyarakat dan respons terhadap berbagai fenomena sosial.

Dan ketiga Pengembangan Solusi yaitu Ilmu psikologi dapat digunakan untuk mengembangkan solusi inovatif untuk masalah sosial, ekonomi, dan politik yang muncul di era VUCA. Pendekatan psikologis yang adaptif dapat menawarkan cara baru dalam merancang kebijakan dan strategi.

Arie juga menjelaskan Tantangan dan Peluang dalam Ilmu Psikologi di Era VUCA, pertama Adaptasi terhadap Perubahan Cepat, dimaksudkan Psikologi harus dapat beradaptasi dengan perubahan yang cepat dan tidak terduga, serta merespons dengan cara yang relevan terhadap berbagai dinamika kehidupan.

Kedua, Peningkatan Peranan Data dan Teknologi dimaksudkan Penggunaan data dan teknologi menjadi semakin penting dalam penelitian sosial, memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang pola perilaku manusia di era VUCA. Kemudian, Meningkatkan Relevansi dan Keterlibatan, maksudnya Ilmu psikologi perlu meningkatkan relevansinya dengan cara yang dapat mengatasi masalah kontemporer secara lebih efektif dan melibatkan masyarakat secara luas. Terakhir Membangun Jaringan Kolaborasi antar disiplin ilmu dan peneliti semakin penting untuk menangani kompleksitas yang dihadapi di era VUCA. Sinergi antara psikologi dan bidang lain dapat menghasilkan solusi yang lebih komprehensif.

Ada lelebihan dan kekurangan penggunaan AI dalam dunia pendidikan menurut Arie. Kelebihannya antara lain, Personalisasi Pembelajaran. AI dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa, berpotensi meningkatkan hasil belajar secara signifikan. Kemudian Efisiensi Guru, Teknologi AI dapat membantu guru dengan tugas-tugas administratif, membebaskan waktu mereka untuk fokus pada interaksi langsung dengan siswa.

Ketiga, Akses Pendidikan yang Lebih Luas. AI memungkinkan penyediaan akses pendidikan berkualitas tinggi, bahkan untuk daerah terpencil atau yang kurang terlayani, mengurangi kesenjangan pendidikan. Dan terakhir Pengalaman Pembelajaran Interaktif. AI dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif, meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.

Sisi lain juga ada Kekurangan yaitu pertama Biaya. Implementasi AI memerlukan investasi yang besar, yang mungkin tidak terjangkau oleh semua institusi pendidikan. Kemudian Kesenjangan Digital. Terdapat risiko kesenjangan digital, di mana akses internet dan perangkat yang memadai menjadi syarat penting untuk menggunakan teknologi AI, menyisakan siswa yang kurang beruntung. dan terakhir Privasi Data. Penggunaan AI dalam pendidikan menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data siswa, yang perlu dikelola dengan hati-hati. (*)