TIMES JATIM, LAMONGAN – Laga Persela Lamongan kontra Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center, Selasa (18/2/2025), berubah menjadi ajang kerusuhan. Pertandingan yang seharusnya menjadi tontonan sengit justru berakhir dengan kekacauan dan kerusakan fasilitas stadion.
Kerusuhan pecah pada menit ke-79 saat Persela masih tertinggal 0-1 akibat gol Rosalvo di babak pertama. Situasi kian memburuk karena Persela hanya bermain dengan 10 orang setelah kiper Bima Koto dikartu merah.
Merasa frustrasi dengan jalannya laga, suporter tuan rumah kehilangan kesabaran. Mereka menyerbu lapangan, merusak fasilitas stadion, dan bahkan membakar papan periklanan di pinggir lapangan. Tak berhenti di situ, kaca pintu menuju ruang ganti pemain dan panitia pertandingan juga jadi sasaran amukan massa.
Puncak kemarahan suporter tertuju pada Wafa Amri, asisten manajer Persela, yang dianggap sebagai dalang rentetan hasil buruk tim. Mereka menuntut pemecatannya dengan nada tinggi.
Manajer Persela, Fariz Julinar Maurisal, akhirnya turun tangan meredam situasi. Dengan tegas, ia memenuhi tuntutan suporter.
"Kalau tuntutan kalian seperti itu, Amri out mulai sekarang," ujar Fariz, yang langsung disambut sorakan massa sebelum akhirnya mereka membubarkan diri.
Namun, kerusuhan ini meninggalkan jejak kehancuran. Stadion Tuban Sport Center mengalami kerusakan parah akibat aksi brutal suporter.
Fariz berjanji akan menanggung seluruh kerugian, tetapi insiden ini menjadi pukulan telak bagi citra sepak bola nasional.
"Pasti kami akan bertanggung jawab dengan menanggung seluruh kerugian," kata Fariz Manajer Persela. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Laga Persela vs Persijap Dihentikan, Stadion Porak-poranda
Pewarta | : Moch Nuril Huda |
Editor | : Deasy Mayasari |