TIMES JATIM, PACITAN – Pelatihan jurnalistik dan guru melek digital yang digelar Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Pacitan berkolaborasi dengan TIMES Indonesia memberikan pengalaman berharga bagi para guru. 

Salah satunya, guru SMKN 1 Pacitan, Usnan Rofik, yang mengaku mendapatkan banyak wawasan baru dari kegiatan ini.

"Mengasyikkan! Jadi lebih paham pentingnya branding, baik untuk produk maupun lembaga," ungkap Usnan usai mengikuti pelatihan di Hotel Srikandi, Kamis (20/2/2025).

Menurutnya, pemanfaatan media sebagai alat publikasi sekolah bukan hanya sekadar wacana. 

Namun, perlu konsistensi dalam pengelolaan agar informasi yang disampaikan tetap valid dan berdampak luas.

"Perlu konsistensi dan kolaborasi dalam mengelola media untuk pemberitaan dan validasi profil. Penyampaian materi oleh Pak Bambang juga santai, tetapi sarat makna," terangnya.

Namun, di balik manfaat besar yang ditawarkan, Usnan juga melihat tantangan yang dihadapi oleh guru dalam menulis dan membangun kesadaran digital.

"Kendala utama itu ada di kemauan dan kesadaran menulis, apalagi dengan kesibukan yang ada," katanya.

Usnan pun berharap, pelatihan serupa bisa menjadi pemantik bagi para guru dan siswa untuk lebih aktif menulis. 

Senada diungkapkan Guru SMKN 2 Donorojo, Fitri Indria Astuti, bahwa ini adalah pengalaman pertamanya mengikuti pelatihan jurnalistik dan merasa sangat terbantu dengan materi yang diberikan.

"Selama ini saya belum begitu tahu tentang jurnalistik dan bagaimana menulis berita yang baik. Dengan pelatihan ini, saya jadi lebih paham langkah-langkahnya dan insyaallah bisa kami terapkan di sekolah," ungkapnya.

Menurut Fitri, manfaat besar dari pelatihan ini untuk membantu sekolah memperkenalkan kegiatan dan inovasi yang ada kepada masyarakat.

Peserta lain, guru SMKN 1 Donorojo, Fitri Dwi Wahyu Widianto, juga menilai pelatihan jurnalistik juga memberikan pemahaman baru yang sangat berharga.

"Ada banyak hal yang sebelumnya saya tidak tahu, dan hari ini saya mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Pelayanan dan isi materi sudah sangat bagus, hanya saja keterbatasan waktu membuat kami ingin belajar lebih banyak lagi," katanya.

Bukan hanya soal wawasan baru tentang jurnalistik, kata Fitri, tetapi juga memperkenalkan cara praktis dalam membuat berita. 

Ia pun berharap ke depannya ada pelatihan yang lebih fokus pada pengelolaan media sosial seperti TikTok dan Instagram, yang kini sedang populer di kalangan siswa. 

"Pemanfaatan media sosial yang lebih baik, guru dapat lebih efektif dalam menyampaikan informasi serta mempromosikan kegiatan sekolah secara lebih luas," jelasnya. 

Dengan begitu, informasi positif tentang lembaga pendidikan di Pacitan dapat terdokumentasi dengan baik dan dikelola oleh tim media sekolah sebagai bagian dari strategi branding dan publikasi. (*)