https://jatim.times.co.id/
Gaya Hidup

Buah Tangan Keheningan, Beny Dewo Pamerkan Sederet Karya Masterpiece Bertajuk Imajiner 

Senin, 30 September 2024 - 16:56
Buah Tangan Keheningan, Beny Dewo Pamerkan Sederet Karya Masterpiece Bertajuk Imajiner  Beny Dewo bersama Agung Purnomo berlatar lukisan Lingga Yoni dalam pameran Imajiner di Rumah Budaya Malik Ibrahim Sidoarjo. (Foto: Dok. Pribadi)

TIMES JATIM, SURABAYABeny Dewo menggelar pameran tunggal bertajuk Imajiner di Rumah Budaya Malik Ibrahim Sidoarjo. Goresan tangan di atas kanvas mengajak para penikmat seni lukis menjelajah kekuatan imajinasi realitas pikiran menuju kearifan masa lampau.

Berbagai macam simbol kehidupan ia tuangkan begitu indah lewat karya-karya masterpiece. Karya populernya seperti Lingga Yoni tampil menggugah kesadaran spiritual.

"Aku selalu termenung dan berdialog dalam keheningan yang mengajariku tentang banyak sekali hal tanpa kata-kata," ungkap Beny Dewo, Senin (30/9/2024).

Beny Dewo begitu konsisten dalam mengangkat tema-tema tentang manusia dan spiritualitas. Seperti hubungan manusia dengan alam, serta manusia dengan penciptanya.

Nampaknya begitu pula tersirat dengan pameran tunggal perupa beraliran seni kontemporer itu pada kali ini.

Setiap penikmat seni diajak untuk berjalan-jalan menyusuri lorong-lorong kehidupan yang mungkin terlupakan. 

Karyanya merayu setiap mata untuk berjalan-jalan menyelami lebih dalam relung kehidupan, dari mana dan hendak ke mana tujuan seorang anak manusia.

Tentu dengan gaya terbaru khas Beny Dewo yang memainkan warna-warna cerah, berbagai kombinasi material media seni, simbol-simbol spiritualitas dan garis-garis imajiner yang dinamis.

Beny-Dewo-2.jpg

Perjalanan kali ini akan dimanjakan dengan ragam simbol-simbol spiritualitas seperti misalnya yang paling menonjol adalah Lingga Yoni. Beny Dewo menampakkan dalam berbagai bentuk visual dua dimensi dan tiga dimensi.

"Ini yang akan menggoda kita untuk berfikir lebih liar menangkap bagaimana proses penciptaan utamanya manusia yang dibuat dengan syarat akan berbagai perbedaan, baik itu bentuk, fungsi dan sudah barang tentu tujuannya. Tidak nampak vulgar," kata Agung Purnomo, Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gajayana Malang selaku penulis katalog.

Lingga Yoni sekaligus menjadi salah satu masterpiece karya perupa asal Sidoarjo itu. Selama 30 tahun, ia berhasil mengejawantahkan imajinasi sebuah gambaran penciptaan makhluk.

Lingga Yoni diabadikan dalam goresan cat minyak dan akrilik di atas kanvas berukuran 100 cm x 100 cm. Lukisan ini ia buat pada 2021 silam dan pernah diusung pada pameran tunggal sebelumnya.

Selanjutnya juga ada Pasak Bumi, Universe Orchestra, Gemilang #1, Gemilang #2, Sound of Silence, Inner Quote, Adam dan Hawa, Sweet Dreams, Grace, Warrior Spirit, Cokro Manggilingan dan berbagai seni instalasi berbahan resin.

Beny Dewo sendiri telah melampaui berbagai pameran tunggal seperti “Tombo Ati” di Sangkring Art Space, Yogyakarta dalam gelaran event 6+1/ six in one.

Kemudian "Humility" di AJBS Art Gallery, Surabaya,
"Kesemutan" di Wisma Ary Suryodiningrat dan Space
Parking, Prawirotaman Yogyakarta.

Selanjutnya "Ada Gula Ada Semut" di Gallery Surabaya, "Ruwat Bumi" di Java Mocha Coffee House, Surabaya, "Back to Nature 2002" di Hotel Summerset Surabaya, dan "Tradisi Bali" di Komala Café & Gallery, Ubud, Bali.

Sementara dalam pameran Imajiner ini, Beny Dewo seolah ingin mengatakan bahwa falsafah kearifan lokal akan tetap menjadi pijakan yang paling penting dalam perjalanan perputaran zaman.

Pameran kali ini seakan juga ingin mendobrak arah pandangan tradisi budaya barat terhadap konsep
tujuan perjalanan kehidupan yang syarat akan bujuk rayu, kenikmatan fasilitas, kemudahan dan
kecepatan.

Penulis Heti Palestina juga mengutarakan sisi lain semut sebagai jati diri Beny. Semut sebagai media yang lekat pada sosok Beny. Orang tak bisa mudah melupakannya sebagai pelukis semut.

“Sebagaimana proses yang dilalui setiap perupa, Beny tentu juga mengalami periodisasi karya. Utamanya pemilihan objek dan tema. Publik masih tak lupa ketika semut pernah jadi tema besar pameran tunggalnya Ada Gula Ada Semut di Surabaya pada 2004 dan Kesemutan di Yogyakarta pada 2005 di dua tempat Wisma Ary Suryodiningrat dan Parkir Space Wirotaman,” kata Heti.

Dalam pameran tunggalnya kali ini, Heti menangkap sesuatu yang dijabarkan Beny tanpa sengaja.  Tentang perbedaan imajinasi dan imajiner yang sering dianggap sama. 

“Mengacu konsep pemikiran kontemporer, sering kali yang imajiner ini berisiko membingungkan dan bahkan kontroversial. Berbeda dengan imajinasi yang dapat menuntun kepada sesuatu yang ingin diwujudkan,” ujarnya.

Pameran tunggal Imajiner karya Beny Dewo berlangsung mulai 28 September hingga 12 Oktober 2024 di Rumah Budaya Malik Ibrahim Sidoarjo.(*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.