TIMES JATIM, JEMBER – Road To Fesyar 2024 dan Holistic Coffee Expo 2024 yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jember selama dua hari, yakni 24 - 25 Agustus 2024, berlangsung sukses.

Kepala KPwBI Jember Gunawan mengatakan bahwa potensi perekonomian berbasis syariah di kawasan Sekarkijang, khususnya di Kabupaten Jember, cukup besar.

"Dalam dua hari ini, yang pertama kami dapat melihat betapa besar potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Jember ini, khususnya di wilayah kerja kami di lima kabupaten Sekarkijang yakni Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, dan Lumajang," kata Gunawan saat ditemui dalam puncak acara Road to Fesyar 2024 di Lippo Plaza Jember, Minggu (25/8/2024) malam.

Gunawan menerangkan, besarnya potensi tersebut dipengaruhi sejumlah faktor.

Salah satunya, mayoritas penduduk di Kawasan Sekarkijang merupakan umat Islam.

"Itu sangat besar dalam bentuk baik dari sisi UMKM-nya maupun dari sisi potensi masyarakat yang mayoritas muslim, dan itu juga pasar yang besar untuk pengembangan ekonomi keuangan syariah di wilayah ini," ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, KpwBI Jember mempertemukan pelaku usaha, khususnya UMKM dengan lembaga pembiayaan untuk percepatan pengembangan ekonomi syariah. 

"Jadi usaha-usaha yang berbasis syariah kami pertemukan dengan lembaga pembiayaan (syariah)," tuturnya.

Puncak Road to Fesyar 2024 kemarin juga dihadiri oleh Bupati Jember Hendy Siswanto.

Dalam acara tersebut, Hendy memberikan apresiasi kepada KPwBI Jember.

Dia mengatakan bahwa kegiatan yang diselenggarakan saban tahun tersebut mampu menaikkan nilai tambah kepada sejumlah pelaku UMKM di Jember, khususnya yang berkaitan dengan komoditas kopi.

"Dan tentunya kami bangga dengan kegiatan ini, karena akan meningkatkan nilai dari produk kopi yang kami miliki. Kalau kita bicara soal petani kopi, Jember adalah jagonya kopi," ujar Hendy.

Kendati menjadi salah satu lumbung komoditas kopi di Indonesia, Hendy mengatakan bahwa hal tersebut juga harus diikuti dengan rasa bangga masyarakat Jember terhadap produk kopi lokal.

"Yang terpenting untuk kita saat ini adalah bagaimana menjadikan masyarakat Jember suka dengan kopinya dulu. Karena penduduk Jember yang jutaan ini adalah penikmat kopi. Kenapa mikirin (produk kopi lain yang) jauh-jauh, punya kita sendiri aja," imbuh dia. (*)