TIMES JATIM, MALANG – TIMES Indonesia menyelenggarakan pelatihan menulis opini dan foto, Minggu (7/7/2024). Pelatihan ini bertujuan membantu peserta dalam mengembangkan potensi mereka di bidang menulis dan foto jurnalistik.

Acara ini diikuti oleh 20 mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di Malang, yaitu Universitas Islam Malang (UNISMA), Universitas Negeri Malang (UM), dan Universitas Al-Qolam Malang (UNIQ).

Wahyu Nurdiyanto, Wakil Pimpinan Redaksi TIMES Indonesia menyatakan menulis opini bisa menjadi cara jitu membangun jejak digital positif. Bagi mahasiswa, jejak digital adalah sebuah aset yang harus dikelola dengan baik. 

Pemaparan Materi Menulis Opini oleh Hainor Rahman, pada Kelas Menulis Opini dan Foto Jurnalistik yang digelar TIMES Indonesia. (FOTO: Nadya Shafira Putri/TIMES Indonesia)

"Jangan sampai mahasiswa tidak mempunyai aset jejak digital yang bagus. Dan menulis opini atau artikel di media massa adalah salah satu cara membangun aset positif," ucapnya.

Pelatihan ini menghadirkan dua pemateri berpengalaman. Hainor Rahman, editor opini TIMES Indonesia, dan Adhitya Hendra Permana, fotografer TIMES Indonesia.

Hainor memberikan wawasan mendalam tentang teknik penulisan opini yang efektif, pentingnya merumuskan argumen yang kuat, serta cara menstrukturkan tulisan agar menarik bagi pembaca.

Menurutnya, menulis opini bisa dimulai dari tema-tema yang sederhana dan ada disekitar penulis. Bisa juga dengan mengikuti isu yang sedang aktual, namun dengan mengunakam sudut pandang berbeda sehingga tulisan opini tidak memiliki tema seragam dengan penulis lain.

 "Atau ambil tema sesuai minat dan keahlian penulis," ucapnya.

Hainor juga membuka peluang luas bagi mahasiswa yang menjadi peserta untuk mengirimkan opini ke TIMES Indonesia. "Artikel opini akan ditayangkan di kanal Kopi TIMES," ucapnya.

Sementara, Adhitya membahas teknik pengambilan gambar yang dapat menyampaikan pesan dengan kuat dan efektif. Menurutnya, foto bisa sama halnya dengan tulisan dalam upaya menyampaikan pesan. Bahkan satu foto bisa mempunyai keunggulan tersendiri dibanding sebuah tulisan artikel atau opini yang panjang.

Pemaparan Materi Fotografi Jurnalistik oleh Adhitya Hendra Permana, pada Kelas Menulis Opini dan Foto Jurnalistik yang digelar TIMES Indonesia. (FOTO: Nadya Shafira Putri/TIMES Indonesia)

"Ingat, satu foto bernilai ribuan kata," ucap fotografer yang aktif dan tergabung dalam wadah Persatuan Fotografer Indonesia (PFI)  ini.

Dalam pelatihan ini, peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada kedua pemateri, untuk memperdalam pemahaman mereka dan mendapatkan jawaban atas berbagai tantangan yang dihadapi dalam dunia jurnalistik.

Salah satu peserta, Zairul Asyiqin, menyatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat. "Pelatihan ini memberikan saya wawasan baru dan keterampilan dalam menulis opini dan foto jurnalistik yang sebelumnya saya anggap sulit," ujarnya.

Adhitya erharap acara ini dapat menjadi awal dari kolaborasi yang lebih luas dengan mahasiswa untuk penulisan opini dan fotografi.  

Menurutnya, pelatihan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang jurnalistik, tetapi juga memberikan mereka aset berharga untuk karier dan perkembangan pribadi mereka di era digital. (*)