https://jatim.times.co.id/
Berita

Film Eling-Eling Peniwen, Kenang Keberanian Relawan Palang Merah di Masa Agresi

Sabtu, 05 Oktober 2024 - 21:55
Film Eling-Eling Peniwen, Kenang Keberanian Relawan Palang Merah di Masa Agresi Pemutaran film Eling Eling Peniwen yang digelar di PMI Kabupaten Malang, Sabtu (5/10/2024).(Foto: PMI Kabupaten Malang)

TIMES JATIM, MALANG – Film dokumenter "Eling-eling Peniwen", sebuah karya dari Cinecronic Film dan Departemen Sejarah Universitas Negeri Malang. Film tersebut mengangkat tragedi pembunuhan kejam terhadap relawan Palang Merah Remaja (PMR) yang bertugas merawat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan warga Desa Peniwen, Kabupaten Malang, oleh militer Belanda saat Agresi Militer pada 19 Februari 1949.

Palang Merah Indonesia (PMI) mengapresiasi film bergenre dokumenter tersebut. Ketua Bidang Organisasi PMI Pusat, Muhammad Muas menuturkan bahwa kejadian tersebut melanggar Konvensi Jenewa yang melarang penyerangan terhadap warga sipil dan petugas medis, termasuk mereka yang berada di bawah perlindungan lambang palang merah.

"Film ini tidak hanya menyajikan fakta sejarah, tetapi juga mengingatkan kita akan tiga prinsip dasar gerakan palang merah: kemanusiaan, kesukarelaan, dan persatuan," ujarnya di markas PMI Kabupaten Malang, Sabtu (5/10/2024).

Selain itu Muas menambahkan, sejarah adalah rekam jejak penting yang harus dirawat. "Film ini menjadi bagian dari upaya merawat ingatan sejarah PMI. Kami juga telah menerbitkan buku sejarah PMI bersama LKBN Antara, yang menjadi rujukan dalam penyusunan UU Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan," ujarnya.

Sementara itu, Ketua PMI Kabupaten Malang, Jajuk Rendra Kresna, mengusulkan agar film "Eling-eling Peniwen" diputar di seluruh markas PMI dan unit transfusi darah.

"Ini penting untuk mengenalkan generasi muda kepada sejarah perjuangan relawan PMI," katanya.

Ia juga menyarankan pembangunan museum Peniwen yang akan menampilkan artefak dan memoar bersejarah sebagai cara untuk terus menjaga ingatan kolektif masyarakat terhadap perjuangan dan pengorbanan para relawan.

Produser film sekaligus dosen Departemen Sejarah Universitas Negeri Malang, Arif Subekti, mengungkapkan rasa syukur atas apresiasi positif terhadap film tersebut.

"Film ini adalah hasil dari penelitian sejarah selama 6-8 bulan di bawah pimpinan Rektor Universitas Negeri Malang, Profesor Hariyono," jelasnya.

Ia juga menegaskan kesiapan Departemen Sejarah untuk bekerja sama dalam pengembangan museum dan desa wisata sejarah Peniwen.

Isi Film Eling-Eling Peniwen

Film "Eling-eling Peniwen" mengisahkan pembantaian 12 relawan PMR oleh tentara Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL) saat Agresi Militer Belanda.

Para relawan, yang saat itu tengah merawat pasien di klinik Panti Oesodo, dianiaya dan ditembak secara brutal.

Selain itu, tentara KNIL juga menyerang gereja yang dipenuhi warga, membunuh serta melakukan kekerasan terhadap perempuan.

Kejadian ini memicu protes internasional dari Sinode Gereja yang mengadukan kekejaman ini ke Dewan Gereja Dunia.

Monumen Peniwen Affair, yang dibangun pada 11 Agustus 1983, menjadi saksi bisu tragedi tersebut dan salah satu dari tiga monumen palang merah di dunia. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.