TIMES JATIM, JOMBANG – >Kabupaten Jombang, Jawa Timur dinilai perlu segera memiliki pasar induk sayur dan buah. Ketersediaan pusat distribusi tersebut dianggap penting untuk menjamin pasokan bahan pangan segar dalam jumlah besar dan berkelanjutan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Praktisi bisnis hortikultura, Yusron Aminulloh menilai, kebutuhan sayur dan buah untuk mendukung program MBG sangat besar sehingga Jombang tidak bisa terus bergantung pada daerah lain.
“Karena kebutuhan sayur dan buah untuk program MBG sangat melimpah, sudah seharusnya Jombang memiliki pasar induk sayur dan buah sendiri,” tegas Yusron, Rabu (24/12/2025).
Yusron menjelaskan, kebutuhan pasokan untuk sekitar 170 dapur MBG di Jombang, meski belum seluruhnya beroperasi, tidak memungkinkan jika hanya mengandalkan pasar induk di Pare, Kabupaten Kediri. Dalam jangka panjang, kondisi tersebut berpotensi menimbulkan kelangkaan bahan pangan.
“Informasi dari pengelola dapur MBG, saat ini saja sudah terjadi rebutan sayur dan buah. Apalagi jika seluruh dapur MBG sudah beroperasi,” ungkap Direktur PT Sinergi Berkah Alami itu.
Yusron mengatakan telah menyampaikan gagasan tersebut kepada Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Kabupaten Jombang, Suwignyo. Ia bahkan mengusulkan lokasi strategis untuk pembangunan pasar induk, seperti di wilayah Mojoagung atau Tembelang.
Menurut pria yang juga CEO DeDurian Park, keberadaan pasar induk tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan MBG, tetapi juga menjadi solusi bagi petani lokal. Selama ini, banyak petani yang mulai menanam sayur dan buah, namun belum berani meningkatkan produksi karena khawatir hasil panen tidak terserap pasar.
“Pasar induk ini akan menampung hasil petani Jombang. Selama ini mereka sebenarnya siap, hanya saja masih ragu karena takut tidak laku,” tambah Yusron, yang juga merupakan salah satu pendiri Akademi Buah Nusantara (ABN).
Yusron juga mengungkapkan bahwa Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Muhammad Rony, menyambut positif gagasan tersebut dan menyatakan kesiapan petani Jombang untuk mendukung penyediaan sayur dan buah.
Tak berhenti di tingkat daerah, Yusron telah melakukan pertemuan dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Timur guna memetakan potensi hortikultura, khususnya di Jombang.
“Kepala BRIDA Jatim, Dr. Andriyanto, menyambut hangat gagasan pemetaan potensi lahan dan petani sayur di Jombang,” katanya.
Bahkan, BRIDA Jatim telah mengirimkan tim awal yang terdiri dari sejumlah profesor dan ahli ke kawasan Wonosalam. Selain untuk pemetaan potensi, kerja sama ini juga diarahkan pada pengembangan kebun riset hortikultura.
“Kami siap bersinergi untuk pemetaan potensi, sekaligus mendukung gagasan kebun riset di Wonosalam,” ujar Dr. Andriyanto, sebagaimana disampaikan Yusron.
Lebih lanjut, Yusron mendorong Pemerintah Kabupaten Jombang untuk mengintegrasikan gagasan pasar induk sayur dan buah dengan program Koperasi Merah Putih. Menurutnya, skema tersebut dapat direalisasikan tanpa membebani anggaran daerah.
“Pemkab tidak harus mengeluarkan anggaran besar. Cukup menyiapkan regulasi dan menggandeng pihak swasta. Koperasi Merah Putih juga bisa dilibatkan langsung karena ini bisnis yang konkret dan berdampak langsung,” tegasnya.
Yusron menilai, tantangan utama saat ini bukan pada ketersediaan potensi, melainkan kemauan dan keberanian untuk mewujudkan kebijakan strategis tersebut demi masa depan pangan dan kesejahteraan petani Jombang. (*)
| Pewarta | : Rohmadi |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |