https://jatim.times.co.id/
Berita

Minilemon Dukung BNPT Perkuat Animasi Bernilai Budaya

Kamis, 21 Agustus 2025 - 20:29
Minilemon Dukung BNPT Perkuat Animasi Bernilai Budaya Poster Minilemon Movie yang segera tayang di bioskop. (Foto: Dok.Minilemon)

TIMES JATIM, SURABAYA – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar diskusi kebangsaan Rembuk Merah Putih di Amphiteater UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Rabu (20/8/2025).

Founder Minilemon, Reno Halsamer, turut hadir dalam diskusi yang mengangkat tema "Mewujudkan Pemuda Cerdas, Kritis dan Cinta Tanah Air" tersebut. 

Minilemon merupakan film animasi aset karakter berupa perpaduan artefak topeng koleksi dan buah lemon karya anak bangsa yang mengajarkan kembali nilai-nilai budaya luhur. Seperti menjunjung tinggi adab dan etika serta mengajarkan pentingnya toleransi di tengah keberagaman. 

"Kehadiran Minilemon pada Rembuk Merah Putih FKPT Jatim dan BNPT sangat related dengan niat dan cita-cita Minilemon sendiri," ungkap Reno.

Nilai yang dikenalkan dalam animasi Minilemon berangkat dari pengalaman hidup seorang Reno sebagai aktivis pluralis.

"Saya bisa melihat secara detail faham-faham yang khususnya intoleran terhadap sesama," ucapnya.

Minilemon juga memiliki target khusus penonton anak dan ibu. Hal ini sejalan dengan hasil survei BNPT, bahwa terdapat tiga kelompok rentan yang menjadi sasaran rekruitmen teroris. Yaitu perempuan, remaja dan anak. 

Secara psikologis, perempuan memiliki kekuatan yang lebih terhadap pemahaman baru. Sedangkan anak pada posisi instable atau labil dan butuh bimbingan.

Begitu pula pada remaja yang tengah memasuki masa mencari pencarian jati diri secara konsep keagamaan, namun mereka kebanyakan hanya belajar melalui sumber internet.

1000016666.jpg

Reno percaya bahwa pendekatan kepada anak-anak usia dini hanya bisa dilakukan melalui gambar gerak visual, video atau film. 

Visual itu harus mengenalkan nilai-nilai ke-Indonesiaan yang Bhinneka Tunggal Ika, memahami Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan agama. 

Begitu juga enam karakter dalam Minilemon diperkenalkan, dimana masing-masing menggambarkan keragaman suku berbagai daerah. 

Seperti Wayan digambarkan sebagai karakter Bali. Ucup karakter Sunda, Togar karakter Batak, Slamet karakter Muslim Jawa, Minggus karakter Papua, dan Memey karakter Tionghoa. Minilemon adalah miniatur kebhinekaan lewat kisah enam sahabat sepermainan. 

Berawal dari kecintaan terhadap budaya itulah, Minilemon hadir bagaikan oase di tengah gersangnya tontonan anak yang minim edukasi dengan visi menanamkan good character pada anak.

"Saya pikir dengan hadir di Rembuk Merah Putih ini saya merasa sangat lega karena Minilemon targetnya anak dan ibu sebagai pendamping anak saat menonton video atau film," kata Reno.

Pegiat museum ini mengungkapkan, pelajaran tentang nilai toleransi yang didapatkan oleh anak sejak dini dapat menemani dan memengaruhi tumbuh kembang mereka sampai dewasa kelak.

Anak-anak dengan pemahaman toleran dapat tumbuh sebagai generasi unggul, sehingga terwujud Indonesia aman dan damai. Ketika setiap anak memahami bahwa mereka suatu saat akan bertemu anak-anak dari berbagai macam suku dan budaya lainnya. 

"Sebab toleransi tidak hanya pada masalah agama dan suku, tetapi toleransi juga bisa memahami perbedaan dalam pendapat, maka harus dilatih sejak kecil untuk toleran terhadap lingkungannya," ujarnya.

Reno berharap BNPT mulai melakukan pendekatan visual melalui film animasi maupun tekstual seperti komik. Apalagi dengan masifnya penggunaan media sosial di semua ranah.

Minilemon sendiri tengah mengerjakan komik bernilai edukasi toleransi dengan menggandeng pondok pesantren.

"Saya pikir ini pendekatan yang sangat luar biasa ketika lewat komik-komik yang dilahirkan oleh anak-anak di pondok dan nantinya anak-anak dari agama lain, mereka bisa saling bertukar dan saling mengetahui bahwa sesungguhnya semua memiliki niat baik yang sama," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Kolonel Sus Dr Harianto S.Pd., M.Pd. mengungkapkan, situasi global sangat berpengaruh pada kondisi regional nasional. Aksi intoleransi, radikalisme, ekstrimisme dan terorisme, kerap menjadi selimut bagi tujuan geopolitik tertentu.

"Karena itulah, perlu moderasi beragama agar kita bisa menghormati satu sama lain," ujarnya.

Pada tahun 2023, Indonesia berada pada level zero terrorist attack atau tidak ada kasus terkait ekstrimisme. Namun demikian, ia meminta agar masyarakat jangan lengah. Karena saat ini metode pendekatan yang dilakukan oleh teroris sangat soft dari jaringan sel terkecil, dari rumah ke rumah, seksi kemasyarakatan dan keagamaan.

BNPT dan FKPT selalu terus mendengungkan rasa cinta tanah air, mencintai budaya lokal dan perdamaian.

Ketua FKPT Jatim Prof. Dr. Husniyatus Salamah Zainiyati, M.Ag. turut menuturkan, kegiatan Rembuk Merah Putih berkolaborasi dengan lintas elemen. Meliputi tokoh agama, pemuda, dan insan media.

"Kita bisa melakukan dialog interaktif untuk melakukan kontra-kontra radikalisasi dan upaya pencegahan," katanya.

Sementara itu, UINSA juga mulai menerapkan kurikulum CINTA dari Kementerian Agama. Kurikulum ini mengajarkan mahasiswa tentang rahmatan lil alamiin.

"Kita kesampingkan narasi-narasi kebencian, harus penuh rasa kasih sayang, saling menghargai saling menghormati," ucap Prof Husniyatus. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.