https://jatim.times.co.id/
Berita

Bahaya Medan Perang Baru Muncul di Lebanon Antara Hizbullah dan Israel

Senin, 26 Agustus 2024 - 09:00
Bahaya Medan Perang Baru Muncul di Lebanon Antara Hizbullah dan Israel Sebuah pesawat tak berawak dicegat oleh militer Israel di atas Israel utara pada hari Minggu. (FOTO: New York Times/Getty Images)

TIMES JATIM, JAKARTA – Bahaya Medan perang Baru di Lebanon mulai terbuka saat Hizbullah dan Israel gencar saling serang dengan menggunakan pesawat tak berawak maupun roket.

"Bahaya medan perang baru di Lebanon mulai terbuka,"  kata kementerian luar negeri Mesir dalam sebuah pernyataan, Minggu (25/8/2024) seperti dilansir Al Jazeera.

Mesir menyerukan stabilitas di negara itu saat Hizbullah dan Israel kembali saling bentrok.

Mesir, PBB dan Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, Minggu (25/8/2024) kemarin mendesak de-eskalasi setelah Hizbullah dan Israel gencar saling menyerang.

Kantor koordinator khusus PBB untuk Lebanon dan Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) dalam pernyataan bersama menyerukan kepada semua pihak untuk menghentikan tembakan dan menahan diri dari tindakan eskalasi lebih lanjut.

Mereka menggambarkan perkembangan terbaru ini "mengkhawatirkan."

"Kembali ke penghentian permusuhan, diikuti dengan penerapan resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, adalah satu-satunya cara berkelanjutan ke depan," tambah pernyataan itu.

Resolusi itu mengakhiri konflik tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah dan menyerukan agar tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi satu-satunya angkatan bersenjata yang dikerahkan di Lebanon selatan.

Najib Mikati juga telah mengatakan kepada para menterinya dalam sebuah pertemuan darurat, bahwa ia telah menghubungi "teman-teman" Lebanon untuk menghentikan eskalasi.

"Yang diperlukan adalah menghentikan agresi Israel terlebih dahulu, dan menerapkan Resolusi 1701," kata pernyataan dari kantor PM Lebanon.

Mikati juga menekankan dukungan Lebanon terhadap upaya internasional yang bisa mengarah pada gencatan senjata di Gaza.

"Mesir telah memperingatkan bahaya membuka medan perang baru di Lebanon," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, dan menyerukan stabilitas di negara itu saat Hizbullah dan Israel kembali bentrok.

Hizbullah yang didukung Iran telah saling tembak secara berkala dengan Israel untuk mendukung sekutunya Hamas sejak serangan kelompok militan Palestina pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel memicu perang Gaza.

Seruan juga telah meningkat untuk penerapan penuh Resolusi PBB 1701 sebagai cara untuk mengakhiri kekerasan saat ini.

Hizbullah "marah besar" setelah Israel membunuh seorang komandan tingginya bulan lalu.

Sementara Israel juga melancarkan serangan udara ke Lebanon sebagai dalih pembelaan diri.

Sirene serangan udara terdengar di beberapa bagian Israel utara, dan penerbangan ke dan dari Tel Aviv dialihkan.

Juru bicara IDF Israel, Daniel Hagari mengatakan Hizbullah telah merencanakan serangan besar-besaran.

Hizbullah Lebanon telah mengerahkan persenjataan yang sangat besar selama lebih dari 10 bulan permusuhan lintas perbatasan dengan Israel. 

Sebagai salah satu kelompok non-negara yang paling banyak bersenjata di dunia, kelompok ini mengatakan, bahwa ini baru sebagian kecil menggunakan  persenjataannya.

Kelompok yang didukung Iran ini memiliki lebih dari 150.000 rudal dan roket, menurut World Factbook dari Badan Intelijen Pusat AS. 

Hizbullah mengatakan pihaknya memiliki roket yang bisa menyerang seluruh wilayah Israel. 

Banyak yang tidak berpemandu, tetapi juga memiliki rudal presisi, drone, dan rudal antitank, antipesawat, dan antikapal. 

Pendukung utama dan pemasok senjata Hizbullah adalah Iran. Banyak senjatanya adalah model Iran, Rusia, atau Cina. 

Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan pada tahun 2021 kelompok ini memiliki 100.000 pejuang.

CIA World Factbook mengatakan, pada tahun 2022 saja diperkirakan memiliki tambahan hingga 45.000 pejuang lagi, sekitar 20.000 di antaranya adalah pejuang penuh waktu.

Hizbullah Lebanon telah mengerahkan persenjataan yang sangat besar selama lebih dari 10 bulan terakhir dalam permusuhan lintas perbatasan dengan Israel. 

Sebagai salah satu kelompok non-negara yang paling banyak bersenjata di dunia, kelompok ini mengaku bahwa penggunaan senjata itu baru sebagian kecil saja.

Menurut World Factbook dari Badan Intelijen Pusat AS, kelompok yang didukung Iran ini memiliki lebih dari 150.000 rudal dan roket.

Hizbullah mengatakan, pihaknya memiliki roket yang bisa menyerang seluruh wilayah Israel. 

Banyak yang tidak berpemandu, tetapi juga memiliki rudal presisi, drone, dan rudal antitank, antipesawat, dan antikapal. 

Pendukung utama dan pemasok senjata Hizbullah adalah Iran. Banyak senjatanya adalah model Iran, Rusia, atau Cina. 

Roket tak terarah merupakan bagian terbesar dari persenjataan rudal Hizbullah dalam perang terakhir dengan Israel pada tahun 2006, ketika kelompok itu menembakkan sekitar 4.000 rudal ke Israel.

Sebagian besar merupakan rudal model Katyusha dengan jangkauan 30 km (19 mil). 

Nasrallah menambahkan, perubahan terbesar dalam persenjataan Hizbullah sejak 2006 adalah perluasan sistem pemandu presisi dan kelompok tersebut memiliki kemampuan untuk melengkapi roket dengan sistem pemandu di Lebanon. 

Hizbullah memiliki model Iran, seperti roket Raad, Fajr dan Zilzal, yang memiliki muatan lebih kuat dan jangkauan lebih jauh daripada Katyusha. 

Roket yang ditembakkan oleh Hizbullah ke Israel selama konflik Gaza sejak Oktober termasuk rudal Katyusha dan Burkan dengan muatan bahan peledak antara 300 dan 500 kg. 

Roket Falaq 2 buatan Iran, yang digunakan pertama kalinya pada bulan Juni, dapat membawa hulu ledak yang lebih besar daripada Falaq 1 yang digunakan sebelumnya.

Hizbullah juga menggunakan rudal antitank berpemandu secara ekstensif dalam perang tahun 2006 dan telah menyebarkannya lagi, termasuk Kornet buatan Rusia. 

Negara ini juga menggunakan rudal berpemandu buatan Iran yang dikenal sebagai al Mas, menurut laporan lembaga penyiaran berbahasa Arab pro-Iran al Mayadeen. 

Menurut laporan pusat penelitian dan pendidikan Alma Israel, Al Mas bisa menyerang target di luar garis pandang dengan mengikuti lintasan melengkung, yang memungkinkannya menyerang dari atas.

"Rudal itu adalah bagian dari keluarga senjata yang dibuat oleh Iran melalui rekayasa balik berdasarkan keluarga rudal Spike Israel," kata laporan itu.

Bentrokan yang intensif antara Hizbullah dan Israel ini telah memunculkan kekhawatiran adanya bahaya medan perang yang baru.(*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Yatimul Ainun
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.