TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Belajar tentang kopi dari hulu hingga hilir, tak perlu jauh-jauh lagi. Kini, Kabupaten Probolinggo telah memiliki wisata edukasi kopi di Desa Watupanjang Kecamatan Krucil. Selain menikmati pemandangan epic, pengunjung juga bisa belajar tentang kopi langsung dengan petani dan pelaku kopi disana.
Wisata kopi yang berada di lereng Gunung Argopuro ini menyajikan pemandangan yang tak biasa. Lokasinya pun berada sedikit jauh dari pemukiman warga. Sekitar 15 menit perjalanan menggunakan motor dari kantor desa setempat.
Di lokasi wisata, terdapat padepokan sederhana yang menyajikan berbagai minuman kopi dengan berbagai varian, baik kopi jenih arabica maupun kopi robusta. Kopi yang disodorkan berupa kopi-kopi dengan kualitas terbaik hasil pelaku kopi lokal.
Pemandangan wisata edukasi tampak dari depan yang menyajikan panorama epic. (FOTO: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Jenis kopi yang ditawarkan juga berupp kopi organik. Jenis kopi yang satu ini berupa kopi yang berbeda dengan kopi-kopi lainnya. Harganya pun lebih mahal karena cara pembuatan dari bibit hingga menjadi biji, melalui tahapan yang murni tanpa campuran zat kimia.
Semua kopi yang disajikan itu diolah menggunakan alat roasting terbaik. Barista yang mengaduk kopinya pun merupakan barista yang paham betul tentang ilmu kopi. Sehingga kualitas rasa yang dihidangkan pun tak main-main.
Sajian kopi lokal di wisata edukasi dengan pemandangan menarik. (FOTO: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Sungguh sangat sempurna, menikmati pemandangan di suhu yang sejuk sambil ditemani kopi lokal asli. Jika wisatawan nanti ingin belajar tentang pembuatan kopi dan penasaran bagaimana metode pembuatannya. Pengunjung bisa langsung belajar dan mengikuti langsung di lapangan bersama pelaku dan petani kopi lokal.
Pengunjung akan dibawa ke lokasi pertanian kopi yang berada di sekitar wisata edukasi tersebut. Sehingga petani bisa menyaksikan langsung dengan mata telanjang bagaimana proses pemuatan kopi dari hulu hingga hilir.
"Nanti bisa langsung ke area pertanian kopi di sekitar lokasi wisata. Bisa menyaksikan langsung dan belajar," ungkap Andi Purwanto, Pokdarwis Desa Watupanjang.
Wisata yang beru berusia dua tahun ini, masih belum dikenakan tarif khusus untuk pengunjung. Sejauh ini pengunjung yang datang dari luar kota hanya dikenakan tarif normal, seperti pesen minuman di cafe.
"Ada dari Malang, Surabaya, Situbondo, dan kota lainnya. Mereka banyak menginap sambil belajar tentang kopi. Ada juga yang melakukan penelitian," jelas Andi.
Ke depan pemerintah desa bersama pokdarwis akan mengembangkan wisata tersebut lebih besar lagi. Baik akses jalan hingga fasilitas lokasi wisata yang ada saat ini. Agar wisata itu bisa lebih besar dan dapat memberikan manfaat pada orang lain.
Sehingga diharapkan nanti bisa membantu meningkatkan perekonomian warga desa setempat. Serta wisata edukasi kopi ini memberikan pengetahuan lebih luas tentang kopi lokal Watupanjang pada masyarakat luas. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Belajar Kopi di Wisata Edukasi Kopi Watupanjang, Lereng Gunung Argopuro
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Muhammad Iqbal |