TIMES JATIM, MALANG – Permainan Domino yang sempat di farming menjadi ajang permainan judi, kini terus diperjuangkan menjadi cabang olahraga dibawah komando KONI. Padahal, domino adalah permainan yang bernilai untuk ketangkasan pikir, dan juga salah satu peninggalan sejarah Nusantara, yang menjadi hiburan rakyat Indonesia dari semua kalangan.
Dalam diskusi publik yang bertema "Domino antara Adu Ketangkasan Pikir, Hiburan Olahraga dan Judi" itu, digelar di kantor media online Nusadaily Group, di BTC Syariah Guest House, Kota Malang, Minggu (15/12/2024). Hadir dari banyak unsur sebagai pembicara.
Hadir juga Ketua Umum PB PORDI, Dr. H. Andi Jamaro Dulung, didampingi Ketua PORDI Jatim. Hadir sebagai pemateri diantaranya, Dr. Nurcholis Sunuyeko M,Si Rektor Universitas Insan Budi Utomo, Prof. Dr. Wahyudi, M.Si dari UMM, Dwi Cahyono sejarawan asal Malang, Dr. Ahmad Imron Rozuli, SE., M.Si, Wakil Dekan II FISIP UB dan Yatimul Ainun, Ketua AMSI Jatim.
Dalam sambutannya, Andi Jamaro Dulung menyampaikan, bahwa Domino akan segera menjadi cabang olahraga dibawah naungan KONI. Sejak 12 Desember 2019 lahir Perkumpulan Olahraga Domino Indonesia (PORDI).
Kini, PORDI sudah lengkap dengan AD/ART nya. Dalam regulasi PORDI, Andi Jamro tegas menyampaikan, bahwa olahraga Domino steril dari praktik judi. Awalnya memang ada framing domino identik dengan judi.
"Hal itu jelas tidak fair. Karena hampir seluruh olahraga juga berpotensi ada main judi. Sebenarnya hal yang berbeda, antara olahraga dan judi. Tapi ada oknum yang memanfaatkan praktik judi disetiap olahraga," tegas mantan Ketua PBNU dua periode ini.
Seluruh pertandingan domino katanya, yang pakai aturan PORDI harus atas izin PORDI dan Polisi. "Itu hal wajib. Dan ketika berkumandang adzan, pertandingan domino harus berhenti, berhenti untuk shalat berjamaah. Usai itu baru kembali dilanjutkan," urai pria asal Bugis itu.
Andi Jamaro juga menyampaikan, bahwa kedepannya, PORDI harus mengantisipasi lahirnya praktik domino versi online atau digital. Saat ini, masih fokus pada domino secara konvensional. "Olahraga domino harus betul-betul dijauhkan dari praktik judi," tegasnya.
Sementara itu, CEO Nusadaily Group, Hanan Jalil, menyampaikan bahwa diskusi soal Domino ini, adalah niat baik dirinya untuk memberi dorongan kepada pegiat domino agar terhindar dari judi seperti harapan Ketua Umum PB PORDI, Andi Jamaro.
"Selamat datang Mas Andi Jamaro, di bumi Arema, Bumi Jawara, tanah lahirnya para raja Nusantara," kata Hanan.
Menurut Hanan, ketika dirinya mendengar kabar Domino jadi Cabang olahraga (Cabor), ia berpikir sebagai jurnalis, apakah judi online akan dialihkan ke domino? Karena pikiran jurnalis, biasanya curiga dulu untuk menggali fakta yang sebenarnya. Panasaran ini, yang membuat kami menggelar diskusi ini, katanya.
Sementara, menurut Prof Dr Wahyudi, bahwa domino itu, sebagai kumpulan orang-orang yang bermain. Secara sosiologi, sangat positif karena mempertemukan beberapa orang dalam satu tempat. Domino itu adalah tradisi Indonesia yang harus terus dijaga.
"Kalau soal ada nilai judi, semua olahraga bisa berpotensi judi. Tidak hanya bermain domino. Domino itu pentingnya kumpul, dalam kehidupan butuh ruang dan Waktu, penciptaan Nabi Adam dan Hawa, terkait ruang dan waktu hingga lahirnya manusia," katanya.
"Ini adalah ruang dan waktu yang tepat untuk mendorong Presiden Prabowo untuk memformalkan Cabor Domino ini. Ibu-ibu bisa beralasan ke suami ya, untuk ikut gaple, biar tidak ada bias gender," urainya disambut tawa para peserta.
Sementara itu, menurut Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur, Yatimul Ainun, pihaknya mewanti-wanti kepada para pegiat Domino, terutama pihak PORDI, untuk tidak hanya mengatur tata cara permainan domino konvensional.
“Tapi tolong, pikirkan juga permainan Domino yang versi digital. Karena sangat berpotensi jika melihat animo masyarakat terhadap Domino yang sangat besar, para pelaku judi online akan memanfaatkan situasi ini," katanya.
Pihak PORDI katanya, yang sudah lama berjuang bagaimana Domino bisa masuk sebagai Cabor, betul-betul tidak tercemari karena ada yang memanfaatkan untuk menjadi ajang judi.
"Apalagi, sudah banyak aplikasi bermain domino, yang kita tidak tahu apakah jadi praktik judi atau tidak. Olahraga Domino jika sudah menjadi cabor harus betul-betul menjadi olahraga yang khasanahnya adalah budaya Nusantara," kata Ainun.(*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Yatimul Ainun |