https://jatim.times.co.id/
Pendidikan

Penerima Beasiswa di Unusa: Dukungan Keluarga Semangat untuk Lanjutkan Pendidikan

Senin, 09 September 2024 - 23:41
Penerima Beasiswa di Unusa: Dukungan Keluarga Semangat untuk Lanjutkan Pendidikan Mahasiswa baru Unusa yang sudah dikukuhkan dan siap untuk memulai proses pembelajaran. (FOTO: Humas Unusa)

TIMES JATIM, SURABAYA – Para penerima beasiswa di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengungkapkan, dukungan dari keluarga menjadi salah satu penyemangat mereka dalam meraih beasiswa untuk melanjutkan studi di jenjang perguruan tinggi. 

Siti Hidayah, penerima beasiswa KIP-K yang diterima menjadi mahasiswa pada Prodi S1 Manajemen. Perempuan kelahiran Surabaya, 2 Maret 2005 ini adalah salah satu dari penerima beasiswa yang memiliki tekad kuat untuk melanjutkan pendidikan meskipun berasal dari keluarga sederhana. 

Ayahnya, Kambyah, seorang pedagang soto di pinggir jalan, sedang ibunya Muntamah, seorang ibu rumah tangga. Siti menunjukkan semangat luar biasa dalam mencapai impiannya. Dia percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu kesuksesan dan memberikan harapan baru bagi masa depannya. 

"Motivasi saya untuk melanjutkan studi datang dari keyakinan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mencapai impian dan tujuan karier saya," jelas Siti.

Ia yakin bahwa jika dirinya terus berusaha dan berdoa, Allah akan selalu membuka jalan dan pintu rezeki bagi siapa saja yang gigih berusaha. Keyakinan Siti ini diperkuat oleh inspirasinya dari sosok Almarhum B.J. Habibie yang sering ia jadikan panutan. 

"Saya selalu mengingat kata-kata beliau 'Keberhasilan bukan milik orang yang pintar, namun milik orang yang senantiasa berusaha.' Itu yang membuat saya terus termotivasi untuk tidak pernah berhenti berjuang, bahkan ketika menghadapi kegagalan," tambahnya dengan penuh semangat.

Meski berasal dari keluarga yang secara finansial terbatas, Siti bersyukur karena dukungan penuh dari orang tuanya.

"Orang tua saya sangat mendukung keinginan saya untuk melanjutkan pendidikan. Mereka tidak pernah menuntut saya untuk mengikuti cita-cita tertentu, tetapi memberikan kebebasan penuh kepada saya untuk mengejar apa yang saya impikan," kata Siti dengan penuh rasa syukur.

Ayah saya, katanya menambahkan, bekerja keras sebagai pedagang soto di pinggir jalan, sementara ibu seorang ibu rumah tangga. “Meski pekerjaan mereka sederhana, dukungan moral yang mereka berikan sangat besar dan menguatkan saya untuk melanjutkan pendidikan," tambahnya.

Lulusan SMA Negeri 5 Surabaya ini juga merasa sangat beruntung karena memiliki dukungan moral yang kuat tidak hanya dari keluarga tetapi juga dari guru-guru di sekolah dan teman-temannya. 

"Selama proses seleksi beasiswa, saya banyak dibantu oleh guru-guru yang memberikan bimbingan dan teman-teman yang selalu mendukung. Mereka selalu menyemangati saya, meskipun saya sempat mengalami kegagalan. Dukungan mereka sangat berarti bagi saya," ungkapnya.

 Siti berharap agar ia dapat memanfaatkan beasiswa yang didapatkan sebaik mungkin. "Saya berharap bisa menjadi mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan non-akademik. Saya ingin berkontribusi bagi kampus dan masyarakat. Saya ingin membanggakan kampus ini dan orang-orang yang telah mendukung saya sejak awal," ujar Siti penuh harap. 

Selain Siti, ada satu lagi yang patut diapresiasi semangatnya, dia adalah Melina Yunita, yang diterima sebagai mahasiswa Prodi S1 Bahasa Inggris. Perempuan kelahiran Paok, Lombok Timur, NTB, 1 Juli 2004 ini menunjukkan semangat luar biasa dalam usahanya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 

Dibesarkan dalam keluarga yang sederhana. Sang ayah, Marwan, bekerja sebagai tenaga kerja di Kalimantan, dan ibu, Murniati, yang menjaga warung di rumah, Melina tetap optimis meski kondisi ekonomi keluarga terbatas. 

"Motivasi terbesar saya tentu berasal dari orang tua. Mereka berharap salah satu anaknya bisa meraih gelar dan membawa harapan besar bagi keluarga. Meskipun mereka tidak terlalu mampu secara finansial, mereka tetap mendukung penuh saya untuk melanjutkan studi," ungkapnya.

Menurut Melina, orang tuanya memang tidak pernah lelah bekerja keras demi pendidikan anak-anak mereka.

"Ibu saya setiap hari mengelola warung kecil di rumah, sementara bapak bekerja di Kalimantan. Mereka telah berkorban banyak, dan saya tidak ingin menyia-nyiakan harapan mereka," lanjut perempuan lulusan Madrasah Aliyah UF NWDI Paok Lombok.

Ia menceritakan, jika dirinya tidak mendapatkan beasiswa santri berprestasi, keluarganya mungkin tidak akan mampu sepenuhnya membiayai kuliah. Tetapi, ia tidak menyurutkan tekad untuk kuliah. 

"Saya berusaha sekuat tenaga untuk meraih beasiswa, karena saya tahu betapa sulitnya orang tua saya membanting tulang demi pendidikan saya. Alhamdulillah, saya mengerti keadaan keluarga dan ini yang membuat saya bertekad kuat untuk mendapatkan beasiswa," tambahnya.

Selain dorongan dari keluarga, lingkungan di pondok pesantren tempat Melina menempuh pendidikan juga memainkan peran penting dalam membangkitkan semangat belajarnya.

"Pondok pesantren saya sangat mendukung proses studi lanjut ini. Mulai dari pendataan, pemberkasan, hingga diberikan kelas khusus untuk belajar kitab bersama ustadz. Dukungan teman-teman di pondok pesantren dan guru-guru juga sangat besar. Mereka mendorong saya untuk terus maju dan meraih cita-cita saya," jelasnya dengan antusias.

Melina mengakui bahwa keinginan untuk melanjutkan pendidikan ini juga muncul dari cita-citanya yang tinggi.

"Selain motivasi dari orang tua dan lingkungan pondok, saya juga memiliki keinginan kuat untuk meraih cita-cita saya. Saya ingin berkontribusi bagi masyarakat dan menjadi seseorang yang bermanfaat di masa depan," ujarnya penuh semangat.

Dalam proses meraih beasiswa ini, Melina mendapat banyak pengalaman dan pembelajaran berharga.

"Awalnya, teman saya yang mengajak untuk ikut dalam proses seleksi beasiswa ini. Setelah itu, pesantren mendukung penuh, mulai dari pengurusan berkas hingga menyediakan kelas khusus. Ini membuat saya semakin semangat untuk mengikuti proses seleksi," katanya.

Melina pun menutup dengan harapan besar terkait masa depannya dan teman-temannya yang sama-sama berjuang mendapatkan beasiswa.

"Semoga dengan beasiswa ini, saya dan teman-teman yang mendapatkannya bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Kami ingin belajar lebih giat, lulus tepat waktu, dan berkontribusi bagi masyarakat jika diperlukan. Selain itu, kami juga ingin mengharumkan nama baik kampus. Semoga di masa depan, lebih banyak lagi beasiswa seperti ini, karena masih banyak di luar sana yang ingin melanjutkan pendidikan, tetapi terkendala biaya," ujarnya dengan penuh harap.

Siti Hidayah dan Melina Yunita adalah contoh nyata bahwa semangat belajar dan dukungan dari keluarga serta lingkungan dapat membawa seseorang melangkah lebih jauh, meski dalam keterbatasan. Semangat juang mereka patut dijadikan inspirasi bagi banyak generasi muda yang bercita-cita meraih pendidikan tinggi dan mengubah nasib keluarga serta masyarakat di masa depan. (*) 

Pewarta : Siti Nur Faizah
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.