TIMES JATIM, JOMBANG – Ada pemandangan yang tak lazim pada pembelajaran di SMP Negeri 2 Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pagi ini, Jum'at (3/3/2023).
Tak seperti biasanya mereka belajar di dalam ruang kelas. Pada pagi itu, ratusan pelajar SMPN 2 Kabuh nampak kompak memakai seragam olahraga begitupun para guru dan pengawainya.
Dari pantauan TIMES Indonesia di lokasi, tak seperti biasa para siswa-siswi itu berangkat sekolah tak membawa tas dan buku seperti biasanya. Melainkan mereka ada yang membawa bambu, kayu, batok kelapa dan lain sebagainya.
Ternyata, pada hari ini mereka tengah ada kegiatan Gelar Karya P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Pada kegiatan kali ini para pelajar tengah mengikuti lomba permainan tradisional. Bahan-bahan yang tadi dibawa ternyata merupakan bahan alat dasar permainan tradisional.
Wajah ceria terlihat dalam raut wajar para pelajar yang berusia belasan tahun tersebut. Gelak canda tawa terus menghujani kegiatan tersebut. Terlihat beberapa kali ada anak yang jatuh saat memainkan egrang, hal tersebut yang membuat suasana jadi tambah seru dan menarik.
Ada beberapa permainan tradisional yang dimainkan pada pagelaran Gelar Karya P5 tersebut diantaranya: Permainan Egrang, Kekean/Gasing dari kayu, Patil lele, Bathok, Gobak Sodor, Boy Boyan, Bentengan dan Pletokan.
Tika Fardina, Koordinator dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa kegiatan Gelar Karya P5 merupakan penilaian awal dalam tema kearifan lokal, proses dan tahapan kegiatan tersebut berangkat dari kurikulum merdeka dimana 70 persen anak didik dalam pengetahuan dan 30 persen pelajar mampu menerapkan P5 tersebut.
"Kegiatan ini bujuan agar para pelajar mampu menanamkan rasa cinta kebersamaan, berkolaborasi, berinteraksi, gotong royong dan juga gerak tubuh agar sehat. Selain itu, agar permainan ini tradisional ini tidak punah dan terus lestari," kata Tika kepada TIMES Indonesia, Jum'at (3/3/2023).
Sementara itu, Tasmilah Kepala Sekolah SMPN 2 Kabuh berharap dengan ada Gelar Karya P5 yang mengambil tema permainan tradisional ini dapat membentuk karakter anak didik, seperti melatih kesabaran dan kekompakan tim.
"Semua permainan ini butuh konsentrasi, butuh kesabaran dan kerjasama tim. Ini yang kami harapkan agar para pelajar secara tidak langsung mempunyai jiwa saling membantu dan tolong menolong," harap Tasmilah.
Menurutnya, kegiatan permainan tradisional ini sangat diperlukan kepada pelajar di zaman sekarang. Sebab di era modern yang serba gadget, para peserta didik harus mengenal permainan di zaman dulu. Kami harap setelah diterapkan para pelajar bisa bermain sendiri dirumah, setidaknya bermain game online di hp bisa dikurangi.
"Saya juga berpesan untuk para peserta didik bahwa pintaran itu nomor 2. Yang utama yakni bagaimana kami membentuk dulu karakter para murid agar menjadi pribadi yang baik dan mempunyai skill," paparnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Seru! Begini Cara Pelajar SMPN 2 Kabuh Lestarikan Permainan Tradisional
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Irfan Anshori |