TIMES JATIM, MALANG – Gandeng Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) Kota Malang, Tim Doktor Mengabdi UB menggelar Forum Group Discussion (FGD) Pemetaan Turats dan Workshop Penyusunan Dongeng Anak Nirkekerasan Berbasis Turats di Perpustakaan Pesantren Al Hikam Malang, Senin, 3 Juli 2023.
Adapun Tim Doktor Mengabdi UB yang hadir dalam acara tersebut adalah Prof. Dr. Moh. Fadli, S.H., M.Hum sebagai Ketua Tim, beserta Dr. Mohamad Anas M.Phil; Millatuz Zakiyah, M.A., dan Destriana Saraswati, M.Phil sebagai anggota.
“Membangun karakter di antaranya melalui dunia seni, salah satunya melalui cerita atau dongeng. Alasan suatu bangsa mengapa bisa hebat, ya karena dalam tradisi bangsa itu ada tradisi bercerita, yaitu mendongeng,” kata Prof Fadli, Selasa (4/7/2023)
Professor yang juga aktif pada isu Islam dan masyarakat adat ini mengungkap salah satu pesan dari gurunya dulu, Al’arifu Billah KH Achmad Shiddiq bin Said bahwa “kelak yang dibutuhkan di akhir peradaban manusia adalah cendikiawan yang ulama atau ulama yang cendekiawan.”
Kegiatan FGD itu, menurut Prof Fadli yang juga Ketua Pusat Studi Peradaban UB ini, adalah salah satu upaya menumbuhkan generasi ulama yang cendekiawan dan cendekiawan yang ulama melalui cerita-cerita teladan nabi, sahabat, bahkan ulama terdahulu, melalui cerita yang mudah dipahami anak.
Foto bersama usai acara FGD usai di Perpustakaan Pesantren Al Hikam Malang, Senin 3 Juli 2023 (FOTO: Doktor Mengabdi UB for TIMES Indonesia)
Menurut KH Drs. Moh. Nafi’, Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al Hikam, apa yang dilakukan Tim Doktor Mengabdi UB ini mengingatkan pada salah satu pesan pendiri Pesantren Al Hikam almarhum KH Hasyim Muzadi di akhir-akhir hayat beliau, “salah satu yang ditangisi oleh beliau adalah bahwa anak-anak kita ini sudah lama tidak mendapatkan tarbiyah ma’rifatillah”.
Kiai Nafi’ melihat usaha Tim Doktor Mengabdi menyusun dongeng Islami nirkekerasan yang berasal dari ayat Al Quran, hadits nabi, cerita sahabat, dan teladan ulama ini, selaras dengan pesan KH Hasyim Muzadi.
“Kami sangat bangga dan bahagia ketika dongeng ditulis berbasis turats,” tutur Ketua LBM NU, Ustaz Abdul Qodir Mursyid.
Menurut Ustaz Abdul Qodir, banyak kisah nabi yang bisa diceritakan kembali kepada anak-anak seperti mengapa nyamuk tidak seharusnya dibunuh? Mengapa ayam berkokok di pagi hari? Mengapa Nabi Nuh diberi nama Nuh?, dan bahkan tentang sahabat Nuaiman yang sangat jahil.
“Kisah-kisah tadi tidak populer pada anak-anak kita, padahal kisah-kisah tadi diceritakan dalam hadits yang sahih atau kitab-kitab yang mu’tabar,” ungkapnya.
“Tetapi, kita harus selektif juga dalam memilih kitab yang dijadikan rujukan, kita harus memastikan kitab yang digunakan referensi nanti dapat dipertanggungjawabkan,” imbuh ustaz muda ini.
FGD yang digelar Doktor Mengabdi UB ini juga diikuti oleh pengurus Lakpesdam NU, santri Al Hikam, dan mahasiswa Universitas Brawijaya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Upaya Doktor Mengabdi UB Membangun Karakter Bangsa Lewat Cerita dan Seni
Pewarta | : |
Editor | : Faizal R Arief |