TIMES JATIM, MADIUN – Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu implementasi dari kurikulum merdeka. Di SMPN 5 Kota Madiun (Spenma), P5 diwujudkan dalam bentuk pameran majalah dinding (mading) tiga dimensi bertema hidup berkelanjutan.
Dengan tema tersebut, siswa Spenma membuat mading dari bahan sampah yang bisa didaur ulang menjadi materi mading sebagai implementasi kurikulum merdeka. Seperti kardus, botol plastik, stik es krim, sendok plastik, tas plastik dan sebagainya. Karya siswa kelas 7 tersebut dipamerkan ke warga sekolah dan orang tua. Serta sebagai bahan penilaian sumatif.
"Pameran ini menjadi ajang anak berkarya, praktik dan mengimplementasikan ilmu yang didapat. Dan yang paling penting adalah prosesnya," ungkap Yuni Egawati, Kepala SMPN 5 Kota Madiun usai membuka pameran mading, Selasa (27/9/2022).
Karakter profil pelajar Pancasila, jelas Ega, diperoleh dalam proses pembuatan mading secara berkelompok. Siswa bisa berkolaborasi dengan teman-temannya, mandiri, bekerjasama, gotong-royong, memunculkan inovasi dan kreatifitas.
Siswa mempresentasikan konten mading kepada kepala sekolah dan guru. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)
"Saat berproses dalam pembuatan mading itu, dimensi P5 digali. Termasuk dimensi berke-Tuhan-an YME, akhlak mulia dan ke-Bhinekaan global," papar Ega.
Ega menilai hasil berproses selama 2 pekan dalam pembuatan mading menunjukkan hasil yang cukup baik. Terlihat dari delapan karya mading tiga dimensi yang ditampilkan saat pameran.
"Menurut saya hasilnya luar biasa. Memang masih ada yang kurang. Konten sudah variatif cuma mungkin kurang komunikatif. Tulisan kurang bisa terbaca karena kalah dengan warna background. Tapi penilaian dari banyak aspek tidak hanya itu," kata Ega.
Selain pameran, siswa juga harus mempresentasikan karya mading kepada pengunjung dan guru penilai. Wakil dari masing-masing kelompok juga tampil apik mengenakan baju daerah. "Harus bisa menjelaskan isi dan bahan. Senang juga kalau habis presentasi dapat bendera favorit dari pengunjung," tutur Jenar Cahyantari siswa kelas 7.
Mading karya siswa Spenma menggunakan bahan daur ulang sampah. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)
Bagi siswa, membuat karya mading tiga dimensi dari bahan recycle sampah menjadi tantangan tersendiri. Mereka juga harus berproses mulai dari perencanaan, desain, materi sampai pembuatan aneka bentuk asesoris mading.
"Ini kan kerja kelompok jadi tantangannya harus bisa ngajak teman-teman mau kerja bareng. Awalnya susah tapi lama-lama mau juga kok. Proses bikinnya seru," ungkap Liliani Razaq Ramadhani siswa kelas 7 lainnya.
Pameran mading tiga dimensi berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB di aula SMPN 5 Kota Madiun (Spenma). Orang tua siswa juga diundang untuk melihat karya mading siswa. Sekaligus menyosialisasikan P5 sebagai bagian dari kurikulum merdeka yang mulai diterapkan kepada siswa kelas 7 tahun ajaran 2022/2023. (*)
Pewarta | : Yupi Apridayani |
Editor | : Deasy Mayasari |