TIMES JATIM, JAKARTA – Raihan medali Tim Merah Putih di ajang SEA Games 2025 terus bertambah. Kali ini, kabar membanggakan datang dari matras Jujitsu di Ronnaphakat Building Navaminda Kasatriyahiraj Air Force Academy, Bangkok, Thailand, Jumat (12/12/2025).
Atlet kebanggaan asal Ponorogo, Steffany Kinky, sukses mempersembahkan medali perunggu untuk kontingen Indonesia setelah tampil spartan di nomor Ne-Waza (teknik pertarungan bawah) kelas 52 Kg putri.
Tampil di tengah riuh rendah pendukung tuan rumah dan tekanan kompetisi level Asia Tenggara, Steffany menunjukkan mentalitas baja. Meski sempat tersandung di babak semifinal melawan atlet unggulan Vietnam. Dara kelahiran Kota Reog ini bangkit dengan performa impresif di perebutan tempat ketiga.
Dalam laga penentuan tersebut, Steffany berhasil mendominasi lawan lewat teknik kuncian yang presisi, memastikan poin kemenagan atas atlet Laos Manixay Chommany dan mengamankan satu tempat di podium.
Usai pengalungan medali, wajah Steffany tampak berbinar meski peluh masih membasahi seragam tandingnya. Ia mengaku medali ini memiliki makna mendalam, bukan hanya bagi dirinya, tetapi sebagai pembuktian bahwa atlet daerah mampu berbicara di panggung internasional.
"Alhamdulillah, rasanya campur aduk. Tentu target awal ingin emas, tapi persaingan di kelas Ne-Waza tahun ini sangat ketat, teknik lawan berkembang pesat. Medali perunggu ini saya persembahkan untuk orang tua, pelatih, dan seluruh masyarakat Indonesia yang sudah mendoakan," ungkap Steffany kepada Antara.
Secara khusus, Steffany juga menyebut tanah kelahirannya, Ponorogo, sebagai motivasi terbesarnya saat bertanding.
"Saya ingin tunjukkan kalau anak Ponorogo itu petarung, tidak gampang menyerah. Di matras tadi, saat posisi sulit, saya cuma ingat latihan keras di kampung halaman dan dukungan teman-teman di Ponorogo. Itu yang bikin saya bangkit dan kunci kemenangan," tambahnya.
Raihan perunggu dari Steffany Kinky ini menambah pundi-pundi medali bagi Timnas Jujitsu Indonesia yang tengah berjuang memenuhi target dari Kemenpora.
Keberhasilan Steffany menembus persaingan elite Asia Tenggara dinilai sebagai progres positif, mengingat nomor Ne-Waza menuntut ketahanan fisik dan kecerdasan taktis yang tinggi.
Pelatih Jujitsu Indonesia Rahmat Hidayat mengapresiasi ketenangan Steffany dalam mengambil keputusan di momen-momen krusial pertandingan perebutan perunggu tersebut. Medali ini diharapkan menjadi pelecut semangat bagi atlet-atlet bela diri lain yang masih akan bertanding di sisa gelaran SEA Games 2025. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sea Games 2025, Atlet Jujitsu Ponorogo Steffany Kinky Persembahkan Medali Perunggu
| Pewarta | : M. Marhaban |
| Editor | : Deasy Mayasari |